Bareksa.com - Rupiah diprediksi bergerak melemah di kisaran Rp11.695 hingga Rp11.660 terhadap dolar Amerika Serikat hari ini, dikarenakan sentimen positif dari negeri Paman Sam yang didukung oleh indikator sektor perumahan disana yang membaik.
Depresiasi rupiah dipicu oleh menguatnya dolar Amerika, dan positifnya rilis data survei konfiden para perusahaan pengembang perumahan di Amerika yang memberikan sentimen positif bagi penguatan laju dolar Amerika, menurut Reza Priyambada, Sekretaris Umum Forum Komunikasi Certified Securities Analyst atau CSA di Jakarta.
The National Association of Home Builders (NAHB) Index di Amerika menunjukan kenaikan ke level 55 poin bulan Agustus ini, kenaikan tertinggi selama 7 bulan terakhir, dibanding dengan 53 poin bulan Juli.
"Laju Rupiah cenderung bergerak variatif dan berpeluang tertekan. Adapun level support Rp11.690 per dolar," ujar Reza.
Pelaku pasar mencermati rilis data tersebut karena dinilai dapat memicu Bank sentral Amerika Serikat, The Fed, untuk segera menaikkan suku bunga. Bahkan, dolar Australia dan Poundsterling yang sempat menguat pada perdagangan Selasa (19/8) kemarin tidak mampu mengimbangi kenaikan dolar Amerika Serikat.
Sentimen tersebut juga menahan pergerakan rupiah sehingga melemah terbatas pada perdagangan kemarin, dengan kurs tengah dolar Amerika di Bank Indonesia berada pada level Rp11.682 per dolar, dibandingkan pada hari sebelumnya yang Rp11.681 per dolar. Di pasar spot, pasangan USD/IDR melemah 0,08 persen menjadi Rp11.677 per dolar. (QS)
*oleh Ni Putu Kurnia Sari