Bareksa.com - Pemerintah dan otoritas perbankan mendorong bank-bank di Tanah Air melakukan konsolidasi melalui merger ataupun aksi korporasi lain agar dapat bersaing secara global.
Langkah merger itu untuk memperbesar ukuran dan kapitalisasi perseroan sekaligus mengurangi jumlah bank, ujar Menko Perekonomian Chairul Tanjung. Chairul menilai seharusnya bank dari Indonesia menempati posisi dalam 10 bank terbesar di Asia.
Dilansir dari Bisnis.com, Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Nelson Tampubolon mengatakan konsolidasi perbankan menjadi bagian dari arahan kebijakan jangka panjang yang telah dituangkan dalam Master Plan Perbankan Indonesia (MP2I).
Secara garis besar, arah konsolidasi perbankan terbagi menjadi dua. Pertama, khusus terhadap bank-bank yang memiliki struktur permodalan kecil, OJK mendorong agar mereka melakukan konsolidasi untuk memperkuat modal, selain mengupayakan penambahan modal dengan sejumlah cara lain.
Kedua, OJK juga mendorong konsolidasi oleh bank-bank besar yang ingin bersaing pada tataran global ataupun regional.
Dewan komisioner OJK, Muliaman Darmansyah Hadad dalam Sindonews.com mengatakan alternatif untuk melakukan merger menjadi hal penting dalam rangka meningkatkan daya saing perbankan nasional di tengah gempuran bank-bank besar dikawasan Asia.
Merger sektor perbankan telah dilakukan Malaysia terhadap 3 bank, CIMB Group, RHB Capital, dan malaysia Building Society (MBSB). Proses perger ini menjadikannya sebagai bank dengan aset terbesar di Malaysia.
Chairul mengungkapkan justru Bank Malaysia kagum dengan perbankan di Indonesia. Menurut Chairul yang dikutip dari Kontan, perbankan di Malaysia melihat bank Indonesia sangat menarik.
"Justru bank Malaysia menganggap bank Indonesia adalah sebuah bank yang atraktif," ungkap Chairul.
Chairul menjelaskan agar bisa bersaing dengan bank di Indonesia, Malaysia memfokuskan diri pada dua bank besar. Dua bank tersebut adalah Satu CIMB dan satu Maybank.