Bareksa.com - Pelarangan ekspor komoditi mineral dan batu bara (minerba) tanpa diolah di dalam negeri kemungkinan akan tetap berlanjut jika Joko Widodo menjadi presiden, Bloomberg melaporkan, mengutip laporan riset Australia & New Zealand Banking Group Ltd.
Berlanjutnya pelarangan ekspor ini akan memberikan dampak pada tetap tingginya harga komoditi minerba.
Pelaku pasar selama ini menganggap bahwa Jokowi, jika terpilih jadi Presiden, akan membatalkan atau meringankan larangan tersebut. Hal ini kemungkinan tidak akan terjadi, menurut analis Mark Pervan dari ANZ dan beberapa analis lainnya yang dihubungi Bloomberg.
Larangan ekspor minerba mentah ini diberlakukan bulan Januari oleh pemerintah, dan sempat mendorong harga nikel dunia ke level tertinggi selama 2 tahun sebelumnya pada bulan Mei lalu.
Riset ANZ ini menanggapi harga nikel dunia yang turun hingga 2 persen semalam, sebagai reaksi dari hasil 'quick count' yang menunjukan Jokowi unggul dalam pemilihan presiden 9 Juli kemarin. Riset ini mengingatkan pelaku pasar agar tidak terjebak dengan penurunan harga nikel yang sebenarnya tidak didasari fundamental yang kuat.
*oleh Wahyudi