IQPlus - Laba bersih tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk tahun 2013 turun menjadi 24 persen menjadi Rp 327,79 miliar, dari Rp 432,75 miliar per Desember 2012.

Demikian seperti dikutip dari laporan keuangan perseroan yang dilansir di Jakarta, Jumat. Laba sebelum pajak 2013 juga mengalami penurunan yaitu sebesar 19 persen menjadi Rp485,10 miliar, dari tahun 2012 yang sebesar Rp 597,64 miliar. Laba per saham dasar 2013 pun turun menjadi Rp 197, dari Rp 261 di 2012.

Kendati pendapatan bersih 2013 perseroan mengalami kenaikan 28 persen menjadi Rp 9,73 triliun, dari Rp 7,58 triliun di 2012, namun tidak dapat mendongkrak laba bersih karena tergerus peningkatan beban penjualan dan kerugian kurs mata uang asing.

Per Desember 2013 rugi beban penjualan naik 32 persen menjadi Rp 3,48 triliun dari sebelumnya Rp 2,63 triliun per Desember 2012. Sementara kerugian kurs mata uang asing mengalami kenaikan tajam yaitu 134 persen menjadi Rp 59,93 miliar di 2013, dari Rp 25,61 miliar di 2012.

Jumlah aset per Desember 2013 tercatat naik menjadi Rp 7,81 triliun dari Rp 5,99 triliun per Desember 2012. Per Desember 2013, jumlah liabilitas tercatat naik menjadi Rp 5,38 triliun dan jumlah ekuitas naik menjadi Rp 2,43 triliun.