Bareksa.com - Meraih penghasilan dengan nominal besar setiap bulan menjadi idaman setiap orang. Tak sedikit orang melakukan berbagai usaha seperti berbisnis, kerja sampingan hingga berinvestasi untuk meraih penghasilan besar tersebut.
Nah, pendapatan atau income yang didapat seseorang dari berbagai aktivitas sejatinya terbagi menjadi dua jenis yakni active income dan passive income. Apa artinya? Begini penjelasannya :
Penghasilan yang diperoleh dari aktivitas pekerjaan atau profesi yang ditekuni disebut active income. Misalnya, gaji dan penghasilan setiap hari yang diperoleh setelah kita bekerja dan atau berjualan.
Sementara passive income merupakan penghasilan yang didapatkan dengan sendirinya oleh harta atau materi yang kita miliki. Atau dengan kata lain merupakan penghasilan yang diperoleh tanpa kita perlu berperan terlalu aktif di dalamnya.
Passive income bisa kita dapatkan dengan sendirinya bahkan ketika kita tertidur sekalipun. Secara sederhana bisa diartikan bukanlah kita yang bekerja untuk mendapatkan materi, melainkan harta atau materi kita itulah yang bekerja untuk kita.
Meski begitu, untuk bisa memperoleh passive income bukanlah tanpa usaha. Salah satu usaha yang bisa kita lakukan agar bisa meraih passive income ialah dengan investasi.
Dengan kata lain, passive income merupakan 'buah' atau hasil yang kita peroleh dengan sendirinya setelah mengalokasikan sebagian active income kita ke instrumen investasi.
Salah satu instrumen investasi yang dapat kita pilih agar bisa memperoleh passive income ialah reksa dana. Dengan investasi di reksa dana, kita bisa meraih potensi imbal hasil lebih tinggi dari sekedar menabungnya di bank atau menyimpannya di deposito.
Berinvestasi di reksa dana juga bisa menjadi salah satu cara kita untuk mengalahkan angka inflasi. Apa saja kelebihan investasi di reksa dana?
Pertama, investasinya aman dan terpercaya serta diawasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Kedua, uang yang kita investasikan berpotensi bertambah nilainya karena memang prinsip reksa dana adalah pihak manajer investasi akan meletakkan uang kita ke beberapa instrumen yang bisa menghasilkan keuntungan seperti saham, obligasi atau deposito.
Ketiga, investasi reksa dana secara tidak langsung akan memaksa kita untuk bersabar. Alasannya rata-rata produk reksa dana baru akan terasa pertambahan nilai yang signifikan jika kita menunggu setidaknya setahun. Potensi nilai reksa dana berpotensi akan bertambah lebih besar lagi jika kita mau bersabar untuk jangka panjang.
Keempat, kita bisa memilih jenis reksadana berdasarkan profil risiko. Artinya reksa dana bisa menyesuaikan apakah kita seorang high-risk taker, medium-risk taker atau low-risk taker. Jika kita kurang berani untuk mengambil risiko rugi, kita bisa memilih reksa dana pasar uang. Sebaliknya jika kita cukup berani tapi masih jaga-jaga untuk tidak terlalu rugi, bisa coba fixed income (reksa dana pendapatan tetap) atau balanced (reksa dana campuran).
Apalagi jika kita berinvestasi di OVO I Invest, selain berpotensi meraih imbal hasil menarik, juga nilai investasi sangat terjangkau hanya mulai Rp10.000 dengan OVO Cash.
Berinvestasi di OVO I Invest tak perlu menunggu lama, karena daftarnya cepat dan mudahbisa mulai investasi setelah registrasi disetujui..
OVO bekerja sama dengan Bareksa sebagai Agen Penjual Efek Reksa Dana (APERD) yang telah terdaftar dan diawasi Otoritas Jasa Keuangan. Selain itu juga tanpa biaya admin alias gratis.
Dalam OVO I Invest juga terdapat fitur real time redemption, sehingga dana dari investasi dapat dicairkan langsung ke OVO Cash untuk dapat digunakan kapan saja.
Ayo mulai atur keuangan dan investasi dengan OVO | Invest sekarang juga untuk memperoleh passive income sekaligus mempertebal penghasilan kita.
(Martina Priyanti/AM)
***
Ingin berinvestasi aman di reksadana yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS
DISCLAIMER
Investasi reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.