Jelang Tahun Ajaran Baru Sekolah, Ini 6 Tips Siapkan Dana Pendidikan
Jangka menengah dan panjang, perencanaan dana pendidikan bisa dilakukan dengan investasi di SBN ritel atau reksadana saham
Jangka menengah dan panjang, perencanaan dana pendidikan bisa dilakukan dengan investasi di SBN ritel atau reksadana saham
Bareksa.com - Menilik kalender pendidikan, permulaan tahun ajaran baru yakni tahun ajaran 2021/2022 akan dimulai pertengahan Juli 2021. Memang, ada baiknya dana pendidikan sudah disiapkan jauh-jauh hari agar tidak kelabakan begitu sang anak memasuki usia sekolah.
Tentunya setiap orang menginginkan pendidikan yang terbaik bagi anaknya dan untuk itulah dibutuhkan kesiapan dana. Terlebih, kenaikan pendidikan di Indonesia rata-rata 15 persen hingga 20 persen per tahun. Jadi, sudahkah Anda penyiapkan dana pendidikan anak?
Ada sejumlah cara menyiapkan dana pendidikan baik bagi Anda yang sudah memiliki anak usia sekolah ataupun yang baru berniat menikah dan kelak akan memiliki anak. Melansir CNN Indonesia, ada enam tips penyiapkan dana pendidikan, berikut :
Promo Terbaru di Bareksa
1. Siapkan Jauh-jauh Hari
Andy Nugroho, Perencana Keuangan dari Advisors Alliance Group Indonesia mengatakan orang tua sebaiknya menyiapkan uang sekolah anak sejak dini. Alasannya kata dia, biaya sekolah adalah hal yang bisa diperhitungkan sejak awal.
"Orang tua kan bisa mengukur. Tahun depan misalnya naik dari SD ke SMP, hitung kebutuhan dana berapa besar. Jadi bisa menabung dari jauh-jauh hari," ucap Andy.
Menurutnya orang tua bisa menabung sejak awal pernikahan agar tak repot ketika anak sudah saatnya masuk sekolah. Salah satu caranya, menyisihkan sebagian gaji yang ada di rekening tabungan untuk persiapan biaya anak sekolah.
2. Asuransi Pendidikan
Menurut Andy, orang tua juga bisa membeli polis asuransi pendidikan anak. Polis asuransi ini biasanya memiliki masa waktu 5 tahun sampai 10 tahun, kemudian dana bisa dicairkan dan digunakan orang tua untuk anak sekolah. Menurutnya, polis asuransi juga biasanya menjamin anak tetap bisa sekolah jika orang tuanya meninggal.
"Selain ada nilai tunai, kalau orang tua meninggal atau sakit, anaknya tetap bisa sekolah," kata Andy.
3. Investasi
Cara lainnya, orang tua berinvestasi sejak dini dalam menyiapkan uang sekolah untuk anak. Andy merekomendasikan orang tua untuk menempatkan dana di reksadana.
"Untuk jangka panjang bisa reksadana saham. Ini misal 10 tahun," ujar Andy.
Selain itu, ia juga menyarankan orang tua untuk berinvestasi di pasar saham. Menurutnya, potensi keuntungannya cukup menggiurkan jika dana yang dibutuhkan adalah untuk jangka panjang.
Untuk jangka pendek, orang tua bisa memilih reksadana campuran dan pendapatan tetap. Jangka pendek di sini sekitar 2 tahun sampai 3 tahun.
"Kalau jangka waktu pendek cari yang risiko rendah, kalau jangka panjang risiko tinggi," jelasnya.
Cara lainnya lagi, membeli logam mulia atau emas untuk simpanan pendidikan anak. Tapi, Andy berpendapat keuntungannya akan lebih rendah dibandingkan dengan investasi reksadana saham atau pasar saham secara langsung.
"Pertumbuhan nilai jangka panjang kalah sama reksadana yang pasar modal atau saham sekalian," ucap Andy.
Pernyataan senada dikatakan Perencana Keuangan OneShildt, Lusiana Darmawan yang mengatakan orang tua harus tahu instrumen keuangan yang tepat dalam menyiapkan biaya pendidikan anak sekolah. Nah untuk jangka pendek, ia merekomendasikan orang tua memilih tabungan, deposito, dan reksadana pasar uang.
"Jangka menengah dan panjang di atas tiga tahun dapat memilih instrumen investasi seperti SBN ritel atau yang lebih berisiko seperti reksadana atau saham," ujar Lusiana.
4. Gadai dan Jual Aset
Langkah lain untuk penyiapkan dana pendidikan berupa menggadaikan atau menjual aset. Andy menyatakan hal ini bisa menjadi opsi bagi orang tua yang tak memiliki simpanan sebelumnya.
"Contohnya orang tua jual motor. Harus ada yang dikorbankan," tutur Andy.
Menurutnya menjual atau menggadaikan aset lebih aman dibandingkan harus pinjam dana di pinjaman online (pinjol). Alasannya, tawaran bunga di pinjol seringkali mencekik.
Ia menyampaikan orang tua akan memiliki beban baru ketika meminjam di pinjol untuk biaya sekolah anak. Terlebih ada potensi teror dari pinjol jika telat membayar utang.
5. Dana Darurat
Cara berikutnya, Lusiana mengatakan orang tua bisa menggunakan dana darurat untuk membayar sekolah anak. Hanya saja ia berpesan, dana yang terpakai harus diganti karena tujuan dana darurat idealnya tak digunakan untuk biaya anak sekolah.
Selain itu, orang tua juga bisa menggunakan hasil investasi sementara. Hanya saja, ia berpesan sama, orang tua harus mengganti dana yang terpakai.
"Kalau kondisi mepet baru disiapkan sekarang bahaya juga, karena terpaksa pakai pos investasi yang timeframe mau dicapainya masih lama, tapi harus diisi ulang," jelas Lusiana.
6. Sesuai Kemampuan
Selain sejumlah cara menyiapkan dana pendidikan, yang tak kalah penting, Lusiana mengingatkan orang tua agar memilih sekolah. Baiknya sesuai dengan kemampuan keuangan. Dengan kata lain, jangan sampai orang tua memaksakan kehendak memilih sekolah mahal, tetapi di luar kemampuan.
"Ini penting, jangan memaksakan masuk ke sekolah yang diincar tapi akhirnya jadi beban. Cari alternatif lain," kata Lusiana.
Terkait itu, orang tua bisa melakukan survei dari jauh-jauh hari untuk mengetahui total biaya yang dibutuhkan. "Mulai survei sekolah sedini mungkin dan cari tahu biaya saat ini, mulai dari biaya pendaftaran, uang pangkal," kata Lusiana.
Selain itu, orang tua juga harus mempertimbangkan faktor inflasi dengan menghitung kenaikan biaya sekolah secara rata-rata per tahunnya. Lainnya, jangan lupa juga untuk menghitung biaya tambahan seperti uang les, kehidupan sosial, dan kegiatan ekstrakurikuler di sekolah.
Dari sini, ia melanjutkan, orang tua bisa mengetahui jumlah dana yang dibutuhkan. Kemudian, hitung investasi apa yang dibutuhkan agar dana pendidikan anak bisa aman hingga kuliah. Menurutnya semakin cepat dimulai jadi semakin kecil biaya yang perlu diinvestasikan setiap bulannya.
(Martina Priyanti/AM)
***
Ingin berinvestasi aman di reksadana yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS
DISCLAIMER
Investasi reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.