Bareksa.com - Dampak pendemi Covid-19 menyerang hampir seluruh negara termasuk Indonesia, tanpa terkecuali calon investor yang baru akan memulai investasi tapi belum memiliki dana darurat. Jadi, baiknya investasi lebih dahulu atau menyiapkan dana darurat?
Idealnya setiap siapapun dan terlebih pekerja, memiliki dana darurat. Tejasari, perencana keuangan (financial planner) Tatadana Consulting menyatakan dana darurat yang disiapkan minimal 3 kali dari pengeluaran bulanan. Jika memungkinkan, sebaiknya ditambahkan sesuai kondisi.
Tejasari mengatakan buat yang belum punya dana darurat, kalau bisa mulai untuk mengalokasikan sedikit demi sedikit untuk punya dana darurat. "Yang penting mulai saja dulu, sejalan dengan waktu dana daruratnya meningkat," lanjut Tejasari kepada Bareksa, Jumat (18/12/2020).
Soal sebaiknya menyiapkan dana darurat lebih dahulu atau memulai investasi, Tejasari mengatakan harusnya dana darurat dulu. Tapi kadang jumlahnnya besar, dan perlu waktu lama untuk terkumpul.
"Padahal kan investasi tergantung waktu, semakin cepat mulai semakin baik. Jadi kadang dilakukan bersamaan (menyiapan dana darurat dan investasi)," kata Tejasari.
Penempatan uang untuk dana darurat tidak bisa sembarangan. Dikarenakan kebutuhannya untuk mengantisipasi risiko darurat, maka dana darurat ini disiapkan di dalam instrumen yang likuid. Instrumen yang bisa dipilih bermacam-macam seperti reksadana pasar uang (reksadana yang antara lain diinvestasikan di deposito berjangka bank, Surat Utang Negara).
"Dana darurat bisa ditaruh di reksadana pasar uang. Kemudian untuk investasi yang sifatnya jangka panjang seperti persiapan pensiun, atau mau beli rumah 5 tahun dari sekarang misalnya, bisa reksadana saham," ujar Tejasari.
Kembali, dana darurat bisa sebagai dana untuk pengeluaran yang tidak terduga atau urgent yang bisa terjadi kapan saja. Sementara, investasi penting untuk pemenuhan kebutuhan di masa yang akan datang, seperti investasi pendidikan anak. Makanya, baik kalau memiliki keduanya.
Berikut beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mempersiapkan dana darurat dan investasi secara bersamaan :
1. Hitunglah Dana yang Dialokasikan Sebagai Dana Darurat dan Investasi
Untuk bisa memiliki dana darurat dan investasi secara berbarengan, harus diketahui terlebih dulu berapa total pendapatan yang dimiliki. Kemudian berapa besar pengeluaran setiap bulannya.
Misalnya, pendapatan yang dimiliki mencapai Rp10 juta per bulan. Sementara pengeluaran per bulannya hanya Rp9 juta. Berarti uang yang tersisa hanya Rp1 juta.Dana sebesar itu bisa dialokasikan sebagai dana darurat dan investasi.
Dengan kata lain, sisa dana Rp1 juta dialokasikan Rp500.000 untuk dana darurat dan Rp500.000 untuk investasi.
2. Mengatur Dana Darurat dan Investasi
Sebaiknya, jangan gabungkan antara dana darurat dan tabungan bulanan atau tabungan untuk membayar tagihan dan kewajiban bulanan. Maka, misalnya bisa ditempatkan di reksadana pasar uang. Untuk investasi, tidak ada aturan khusus seperti dana darurat yang mesti punya rekening khusus.
Hal yang harus diperhatikan dari investasi adalah tujuannya. Jika untuk pendidikan, perkirakan jumlah investasi yang harus dikumpulkan. Salah satu instrumen investasi yang bisa digunakan adalah reksadana saham.
3. Disiplin untuk Mendapatkan Hasil Maksimal
Tentunya akan percuma perencanaan alokasi dana darurat dan investasi secara berbarengan jika tidak disiplin dalam menjalankannya. Ingin hasil yang maksimal, Anda harus teratur dan berkelanjutan dalam mengumpulkan dana darurat dan menempatkan dana untuk investasi.
Seiring peningkatan penghasilan, jangan lupa untuk meningkatkan nilai dana darurat dan investasi. Sebab kalau nilai dana darurat dan investasi bisa tergerus nantinya karena tak menyesuaikan dengan besaran investasi.
Anda tidak mau nilai dana darurat dan investasi terasa kecil karena besaran dana yang dialokasikan segitu-segitu saja kan?
4. Mulai Siapkan Sejak Dini
Langkah yang paling tepat untuk segera menjalankan dua hal tersebut adalah mulai menyiapkannya sedini mungkin. Dana darurat dan investasi tentu akan maksimal hasilnya jika dikumpulkan sejak dini, secepat mungkin.
Dengan begitu, keuntungan yang akan didapatkan juga sangat maksimal. Seandainya ada keperluan mendadak yang tidak terduga, Anda juga akan merasa tenang karena sudah mempersiapkan dana darurat dan investasi.
(Martina Priyanti/AM)
***
Ingin berinvestasi aman di reksadana yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa. GRATIS
DISCLAIMER
Semua data kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini adalah kinerja masa lalu dan tidak menjamin kinerja di masa mendatang. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.