Bareksa.com - Kita sudah mengenal yang namanya menabung, yaitu menyimpan uang untuk dipakai nanti. Namun, menabung saja ada risiko nilainya turun karena harga barang-barang yang naik (inflasi), makanya kita perlu memahami pentingnya investasi.
Investasi adalah menyisihkan uang untuk ditaruh di dalam aset-aset investasi. Keuntungan investasi adalah bisa memberikan imbal hasil (return) lebih tinggi daripada menabung biasa.
Contoh aset investasi keuangan adalah saham, reksadana, obligasi atau surat berharga negara. Tiap-tiap jenis aset ini memiliki karakternya sendiri dan bisa disesuaikan dengan kebutuhan dan profil investornya.
Berkaitan dengan investasi, Tasya Kamila, public figure yang dulu terkenal sebagai penyanyi Anak Gembala, berbagi pengalamannya dalam berinvestasi di Surat Berharga Syariah Negara, termasuk Sukuk Ritel dan Sukuk Tabungan. Sukuk adalah investasi yang diterbitkan oleh pemerintah.
Menurut Tasya, Sukuk Ritel dan Sukuk Tabungan cocok bagi masyarakat investor pemula yang baru mengenal investasi. Sebab, risikonya nyaris tidak ada dan dijamin 100 persen oleh negara.
"Sukuk adalah instrumen investasi yang aman dan berbasis syariah, manfaatnya luas, dananya untuk membangun bangsa, seperti proyek infrastruktur dan penanganan pandemi, untuk membangun fasilitas pendidikan juga. Dengan sukuk kita melakukan investasi low risk dalam portofolio kita karena dijamin oleh negara," ujarnya dalam diskusi bertajuk Sukuk Ritel sebagai Gaya Hidup dalam rangkaian Sharia Investment Week yang diselenggarakan secara virtual, 17 November 2020.
Tasya, yang juga seorang ibu beranak satu ini, berbagi sejumlah tips untuk pemula yang ingin mencoba investasi. Berikut ulasannya.
Sebelum memutuskan untuk menaruh dana di instrumen investasi ada baiknya kita mengenal produk investasi tersebut. Misalnya, Sukuk adalah penyertaan terhadap aset negara, dan kita sebagai investor mendapatkan imbal hasil berupa uang sewa.
"Kita harus memahami, dari mana datangnya keuntungan investasi tersebut. Selain keuntungan juga ada risikonya," kata Tasya.
Apabila kita adalah investor pemula, yang baru mengenal investasi, coba dulu produk dengan risiko rendah. Risiko Sukuk Ritel nyaris tidak ada karena pokok dan imbalannya 100 persen dijamin oleh negara. Namun, bila kita ingin menjualnya di pasar sekunder, harganya atau nilainya bisa naik-turun sehingga ini disebut risiko pasar.
Kemudian, Sukuk Tabungan juga ada risikonya, yaitu tidak terlalu likuid karena harus dipegang selama dua tahun hingga jatuh tempo. Kecuali, kita mengambil fasilitas early redemption setelah setahun investasi.
Sementara itu, di pasar saham, risiko yang dihadapi investor sangatlah tinggi karena harga saham bisa naik turun dalam waktu cepat. "Aku biasa menetapkan batasan, set the bar, bisa toleransi kerugian seberapa jauh. Kalau sudah turun sampai batasnya, aku bisa berhenti atau menjualnya," kata Tasya.
Setiap orang memiliki kebutuhan dan toleransi risiko yang berbeda beda. Mungkin saja, kita yang pemula tidak nyaman bila nilai investasi bisa turun, sehingga kita sebaiknya memiliki produk risiko rendah walau return tidak terlalu besar.
Tujuan investasi orang pun berbeda. Ada yang ingin mengumpulkan dana darurat dalam jangka pendek, ada yang ingin menyiapkan dana pensiun jangka panjang. Jadi, jenis investasi untuk tujuan-tujuan ini pun berbeda-beda.
Tasya mengingatkan bagi para pemula untuk waspada apakah investasi yang ditawarkan tersebut resmi diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan regulator. "Kalau ada investasi yang menawarkan return pasti misal 10 persen per bulan, tapi tidak jelas darimana keuntungan bisnisnya, hati-hati, biasanya itu investasi bodong."
Investasi seperti Sukuk Tabungan dan Sukuk Ritel imbalannya pasti dijamin oleh negara. Selain itu, biasanya lebih tinggi daripada suku bunga tabungan dan deposito bank.
Tasya mengingatkan pentingnya investasi untuk masa depan. Dia juga menyarankan kita agar menyisihkan sebagian pendapatan kita rutin di investasi, dan mengurangi pengeluaran yang tidak perlu.
"Ingat ya, investasi itu penting untuk kebutuhan masa depan kita," tutupnya.
* * *
Ingin berinvestasi sekaligus bantu negara?
Pemerintah membuka masa penawaran Green Sukuk Ritel, Sukuk Tabungan seri ST007 pada 4-25 November 2020. Belum memiliki akun Bareksa tetapi ingin berinvestasi di SBN? Segera daftar melalui aplikasi Bareksa sekarang, gratis hanya dengan menyiapkan KTP dan NPWP (opsional).
Bagi yang sudah punya akun Bareksa untuk reksadana, lengkapi data berupa rekening bank untuk mulai membeli SBN di Bareksa. Bagi yang sudah pernah membeli SBR, ORI atau Sukuk di Bareksa sebelumnya, Anda bisa menggunakan akun di Bareksa untuk memesan ST007.
PT Bareksa Portal Investasi atau bareksa.com adalah mitra distribusi resmi Kementerian Keuangan untuk penjualan Surat Berharga Negara (SBN) ritel secara online. Selain proses registrasi dan transaksi sangat cepat dan mudah, Anda juga dapat memantau investasi Anda dari mana saja dan kapan saja.