BeritaArrow iconKategoriArrow iconArtikel

Siapa Butuh Investasi, Orang Kaya atau Orang Belum Kaya?

24 Juli 2020
Tags:
Siapa Butuh Investasi, Orang Kaya atau Orang Belum Kaya?
Ilustrasi investor wanita muda cantik sedang memegang lembaran uang rupiah Rp100 ribuan sambil berpikir untuk berinvestasi.

Perencanaan investasi yang SMART dibutuhkan agar tujuan keuangan bisa tercapai

Bareksa.com - Investasi adalah menempatkan modal ke dalam aset dengan harapan mendapatkan keuntungan di masa depan. Investasi lebih dari sekadar menabung, karena ada potensi imbal hasil yang tinggi dalam waktu panjang.

Mengapa investasi penting?

Henry Wiranata, Investment Specialist dari Mandiri Manajemen Investasi, menjelaskan bahwa nilai uang dari waktu ke waktu berkurang, sehingga bila kita hanya menyimpan uang di tabungan atau celengan saja, di masa depan nilainya tidak akan sama lagi. Kondisi ini yang dinamakan dengan inflasi.

Promo Terbaru di Bareksa

"Nilai uang kita bisa tergerus inflasi, sehingga kita perlu melakukan investasi untuk mempersiapkan kebutuhan finansial di masa depan," ujarnya dalam Webinar Bareksa 101 dengan Mandiri Manajemen Investasi 22 Juli 2020.

Inflasi bisa terlihat dari kenaikan harga barang, contohnya beras yang menjadi barang pokok kita sehari-hari. Menurut data Badan Pusat Statistik, pada 2010, atau 10 tahun lalu, harga beras kualitas premium Rp7.000 per kilogram. Sekarang di tahun 2020, harga beras premium mencapai Rp12.000 per kilogram.

Bila kita memiliki uang Rp100.000 pada 2010, kita bisa mendapatkan sekitar 14 kg beras. Namun kini, dengan uang yang sama Rp100.000 kita hanya bisa membeli sekitar 8 kg beras.

Lantas, orang yang sudah kaya raya dengan nilai harta yang katanya cukup bahkan untuk 7 turunan apakah masih perlu berinvestasi?

Menurut Henry, orang sudah kaya saat ini semua kebutuhannya sudah terpenuhi dan orang yang belum kaya belum semua kebutuhannya terpenuhi. Akan tetapi, orang kaya ataupun belum kaya masih punya risiko nilai uangnya tergerus inflasi.

"Maka orang kaya maupun belum kaya sebaiknya tetap berinvestasi," kata Henry.

Rencana Investasi

Dalam berinvestasi, sebaiknya pemilik modal atau investor membuat perencanaan agar investasinya bisa mencapai tujuan. Untuk memudahkan, Henry menggunakan metode perencanaan yang disebut dengan SMART yaitu Specific, Measurable, Achievable, Relevant dan Time-based.

Specific maksudnya adalam membuat tujuan terfokus dan mendefinisikan tujuan tersebut dengan baik. Misal, kita ingin membeli rumah, kita harus spesifik rumahnya di mana dan harganya berapa.

Kedua, measurable adalah terukur. Maksudnya, kita bisa mengukur kemajuan dari tindakan yang sudah dilakukan. Misal, kalau kita mengumpulkan investasi Rp10 juta per bulan, setahun kita bisa memperkirakan modal menjadi Rp120 juta.

Ketiga, achievable maksudnya adalah target harus realistis dan dapat dicapai. Contohnya, bila kita ingin mengumpulkan Rp1 miliar, tentu kita tidak bisa mendapatkannya hanya dengan modal Rp10 juta per bulan dalam setahun saja.

Keempat, relevant artinya memastikan target yang tetap relevan. Misalnya, kita ingin menyiapkan dana pendidikan anak untuk sekolah dasar (SD). Akan tetapi, anak kita sudah terlanjur lulus SD sehingga target tersebut sudah tidak relevan lagi jadi seharusnya investasi dilakukan sebelum waktu anak masuk SD.

Terakhir, time-based maksudnya adalah kita menentukan tenggat waktu untuk setiap investasi. Contoh, kita menargetkan mengumpulkan dana membeli rumah dalam lima tahun dan bila sudah terkumpul itu adalah waktunya memanen atau mencairkan dana investasi tersebut.

Tingkat Risiko

Dalam mencapai tujuan keuangan tersebut, investor juga bisa memilih produk sesuai dengan profil risiko investor. Profil risiko adalah seberapa besar tingkat toleransi investor dalam menghadapi risiko.

Secara umum, ada tiga tipe profil risiko. Pertama, konservatif yang cenderung memilih instrumen investasi aman dengan hasil yang sudah diketahui sebelumnya. Kedua, moderat, yang bisa mulai mengambil sedikit risiko tetapi tetap berhati-hati. Ketiga, tipe agresif cenderung berani mengambil risiko tinggi dan menempatkan pada instrumen berisiko.

Berkaitan dengan tipe profil risiko investor tersebut, terdapat pilihan investasi dari jenis reksadana, yakni reksadana pasar uang, reksadana pendapatan tetap, reksadana campuran dan reksadana saham.

Reksadana dengan risiko paling rendah adalah jenis reksadana pasar uang yang portofolionya terdiri dari deposito dan obligasi jatuh tempo kurang dari setahun. Reksadana ini cocok untuk investasi kurang dari 3 tahun.

Lalu, reksadana pendapatan tetap adalah reksadana yang portofolionya terdiri dari minimal 80 persen obligasi atau surat utang, cocok untuk investasi 3-5 tahun.

Kemudian, reksadana campuran yang portofolionya terdiri dari saham atau obligasi yang porsinya tidak melebihi 79 persen. Cocok untuk investasi 3-5 tahun.

Terakhir, reksadana saham adalah yang memiliki risiko paling tinggi karena portofolionya terdiri dari minimal 80 persen saham. Reksadana saham cocok untuk investasi jangka waktu lebih dari 5 tahun.

Reksadana adalah investasi yang disarankan untuk investor yang tidak memiliki banyak waktu memantau portofolionya. Tidak perlu kaya dulu, investasi di reksadana bisa dimulai dengan modal terjangkau cukup Rp100.000 saja.

***

Ingin berinvestasi yang aman di reksadana dan diawasi OJK?

- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa Fund Academy. GRATIS

DISCLAIMER

Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana.

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A

1.382,92

Up0,45%
Up4,28%
Up7,56%
Up8,65%
Up19,15%
-

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.093,59

Up0,42%
Up4,45%
Up7,00%
Up7,43%
Up2,51%
-

STAR Stable Amanah Sukuk

autodebet

1.080,08

Up0,60%
Up4,04%
Up7,13%
Up7,77%
--

Capital Fixed Income Fund

1.845,41

Up0,53%
Up3,95%
Up6,71%
Up7,40%
Up16,95%
Up40,32%

Insight Renewable Energy Fund

2.272,15

Up0,82%
Up3,96%
Up6,62%
Up7,24%
Up20,21%
Up35,65%
Tags:

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua