Bareksa.com - Produsen ponsel asal Tiongkok, Xiaomi dipastikan segera membawa smartphone flagship-nya ke Indonesia. Xiaomi Mi Note 10 Pro akan hadir di Indonesia dan sudah lolos sertifikasi Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN).

Sebelumnya sudah meluncur di China dengan nama Mi CC9 Pro, ponsel ini mengandalkan fitur lima kamera belakang. Kamera utama beresolusi 108 megapiksel, berikut sensor gambar Samsung Isocell Bright HMX dengan lensa 7P.

Kekuatan kamera dengan resolusi tinggi ini adalah saat melakukan perbesaraan (zoom in). Obyek foto yang jaraknya jauh bisa difoto dengan lebih jelas oleh Mi Note 10, bahkan bila dibandingkan dengan hasil foto iPhone 11 Pro, menurut review dari Forbes.

Ada empat kamera lain yang menempel di bagian punggung Mi Note 10 yang terdiri dari dua kamera telefoto beresolusi 5 MP (5x optical zoom) dan 12 MP (2x optical zoom), kamera ultrawide 20 MP, dan kamera makro 2 MP. Pada bagian depannya, ponsel ini mengadopsi desain bertakik (notch) dengan model waterdrop yang menampung kamera selfie 32 MP (f/2.0).

Ponsel ini juga ditopang dengan baterai berkapasitas 5.260 mAh yang mendukung teknologi pengisian cepat (fast charging) 30W.

Pada sektor hardware, Mi Note 10 dibekali dengan chip gaming kelas menengah dari Qualcomm, yakni Snapdragon 730G, dipadukan dengan RAM 6 GB dan media penyimpanan 128 GB. Adapun Mi Note 10 Pro dilengkapi dengan RAM 8 GB dan memori hingga 256 GB.

Kemudian dari segi software, ponsel ini menjalankan sistem operasi Android 9 Pie dan sudah dilapis dengan antarmuka MIUI 11 terbaru ala Xiaomi. Dengan dukungan kamera untuk fotografi serta RAM yang kuat, smartphone ini bisa jadi bekal buat kamu yang hobi foto, vlogging hingga mengedit video langsung di ponselnya.

Soal harga, Mi CC9 Pro di negara asalnya dibanderol seharga RMB2.799 (Rp5,58 juta). Sementara itu, Mi Note 10 di kawasan Eropa dipatok lebih mahal daripada di China, menjadi seharga EUR549 (sekitar Rp8,55 juta).

Simulasi Reksadana

Mau punya smartphone penta kamera ini? Kalau belum punya uangnya jangan ngutang ya. Kamu masih bisa mengumpulkan uang dengan cara menabung reksadana.

Reksadana punya potensi imbal hasil yang lebih tinggi daripada menabung di tabungan bank atau deposito. Top 5 reksadana jenis pasar uang di marketplace Bareksa dalam setahun terakhir bisa memberikan imbal hasil (return) mulai dari 6,76 persen hingga 7,30 persen, atau rata-rata 7,06 persen.

Tabel Top 5 Reksadana Pasar Uang Bareksa Return Tertinggi Setahun

Sumber: Bareksa.com, data per 17 Desember 2019

Dengan asumsi return tersebut, kita bisa menghitung jumlah uang yang perlu kita sisihkan untuk dibelikan reksadana rutin tiap bulannya. Menurut Kalkulator Bareksa, kalau kita ingin mengumpulkan Rp8,5 juta (seharga Mi Note 10 di Eropa) dalam 12 bulan, maka kita perlu menyisihkan sekitar Rp690.000 per bulan di reksadana pasar uang atau setara Rp23.000 per hari.

Seperti terlihat dalam grafik, dengan modal hanya Rp23.000 per hari, kita bisa mengumpulkan modal pokok Rp8,28 juta. Uang tersebut di reksadana pasar uang bisa tumbuh menjadi Rp8,55 juta dan cukup untuk membeli ponsel impian kita pada tahun depan.

Grafik Hasil Kalkulasi Perencanaan Bareksa

Sumber: Bareksa.com

Nilai imbal hasil tersebut optimal jika dibandingkan menabung di bank. Selain itu, imbal hasil reksadana tidak dipotong pajak karena bukan merupakan objek pajak. Sedangkan imbal hasil deposito atau tabungan masih dipotong pajak 20 persen.

Jika nantinya setelah dana terkumpul kita berubah fikiran dan tidak jadi membeli smartphone tersebut, maka bisa digunakan untuk kebutuhan lain yang lebih urgent, seperti tambahan biaya pendidikan anak atau bisa diinvestasikan kembali agar dana kita terus tumbuh berkembang.

Untuk diketahui, reksadana ialah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang telah terkumpul tersebut nantinya akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi, atau deposito.

Sementara reksadana pasar uang adalah reksadana yang berisikan mayoritas asetnya adalah instrumen pasar uang, yaitu deposito dan obligasi dengan jatuh tempo kurang dari setahun. Reksadana jenis ini berisiko rendah dengan pergerakan yang stabil dan likuid (mudah dicairkan).

Maka dari itu, reksadana pasar uang cocok untuk investor pemula dengan profil risiko rendah dan untuk investasi jangka pendek sekitar setahun. Demi kenyamanan berinvestasi, pastikan dulu tujuan keuangan dan profil risiko Anda.

(AM)

***

Ingin berinvestasi di reksadana?

- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa Fund Academy. GRATIS

DISCLAIMER

Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana.