Bareksa.com - Motorola Razr, merek handphone lipat yang sempat populer di awal 2000an, kini bangkit kembali dengan mengusung teknologi baru. Dengan layar lipat seukuran kantong, ponsel pintar ini akan mulai bisa dipesan bulan depan di wilaya Eropa.
Dilansir GSM Arena, Rabu (20 November 2019), Inggris dan Italia sudah dipastikan akan membuka pre-order Motorola Razr 2019 pada Desember 2019. Operator Inggris, EE, mengklaim akan menjual Razr secara eksklusif di negara tersebut.
Meski pre-order akan dimulai pada Desember 2019, pengirimannya kepada konsumen dilakukan pada Januari 2020. Harga jual di luar kontrak operator diperkirakan GBP1.400 atau sekira Rp25,5 juta.
Dikutip dari Wired, Motorola Razr memiliki layar sentuh berukuran 6,2 inci saat dibuka. Sementara ketika ditutup, bagian depan smartphone juga memiliki layar sentuh berukuran 2,7 inci.
"Razr menggunakan teknologi layar OLED fleksibel dan mekanisme engsel inovatif yang memungkinkan ponsel saat kondisi tertutup menutup kedua sisi sama-sama rata," kata Motorola dalam pernyataannya.
Motorola Razr dipersenjatai chipset Snapdragon 710, RAM 6 GB, dan ROM 128 GB. Smartphone ini ditopang dengan baterai berkapasitas 2.510 mAh yang didukung fitur fast charging 15 W.
Smartphone ini memiliki kamera belakang tunggal beresolusi 16MP dan kamera depan 5MP. Fitur lain yang turut hadir adalah eSIM, NFC, Wi-Fi, dan bluetooth 5.0.
Tertarik punya ponsel keren nan canggih ini? Jangan sedih kalau punya uang terbatas, kita bisa mulai menabung untuk membeli smartphone ini tanpa utang.
Menabungnya jangan cuma di celengan atau di bank ya. Kita bisa menabung di reksadana untuk mendapatkan potensi imbal hasil yang lebih tinggi dibandingkan hanya menabung di bank.
Simulasi Reksadana
Kita bisa menggunakan simulasi reksadana Bareksa untuk menghitung potensi investasi yang menggunakan data kinerja historis. Data ini bisa menjadi pertimbangan tetapi tidak mutlak menjamin kinerja di masa depan.
Sebagai contoh, kita bisa menggunakan kinerja Shinhan Balance Fund, reksadana campuran dengan kinerja terbaik tiga tahun terakhir (per 19 November 2019). Kalau kita menabung Rp600.000 per bulan, sekitar Rp20.000 per hari, rutin selama tiga tahun, kita bisa mengumpulkan uang pokok sebesar Rp21,6 juta.
Nah, karena uang tersebut disimpan dalam reksadana, terdapat imbal hasil (return) sehingga hasil investasi menjadi Rp26,14 juta (periode 19 November 2016-19 November 2019). Artinya, ada keuntungan sebesar Rp4,54 juta atau 21,04 persen dari modal pokok selama tiga tahun berinvestasi.
Grafik Simulasi Investasi Reksadana Campuran Tiga Tahun
Sumber: Bareksa.com
Dengan uang sebanyak itu, kita bisa membeli ponsel lipat canggih Motorola Razr kalau jadi diluncurkan di Indonesia, atau ponsel sejenis.
Perlu diketahui, reksadana adalah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang telah terkumpul tersebut nantinya akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi, atau deposito.
Dalam simulasi ini, reksadana yang dipergunakan adalah jenis campuran, yang banyak memiliki saham dan obligasi di dalam portofolionya. Bila harga saham dan obligasi dalam reksadana ini meningkat, tentu nilai aktiva bersih (NAB) per unit reksadana ini juga turut naik.
Untuk investor jangka menengah hingga panjang (3-5 tahun) dan memiliki profil risiko tinggi, produk reksadana campuran ini bisa menjadi pilihan investasi. Sesuai karakteristiknya, reksadana campuran berisiko naik turun dalam waktu dekat tetapi berpotensi tumbuh tinggi dalam jangka panjang.
***
Ingin berinvestasi di reksadana?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa Fund Academy. GRATIS
DISCLAIMER
Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana.