Bareksa.com - Tahun Baru 2019 sudah mulai berjalan. Sebagian dari kita sudah membuat target atau resolusi untuk menghadapi tahun yang menurut kepercayaan Tionghoa bersifat Babi Emas ini.
Tentunya kita ingin hasil dan capaian yang lebih baik dari tahun lalu. Namun, jangan harap bisa melihat perubahan kalau hanya mengerjakan hal yang sama.
Ini juga berlaku dalam hal keuangan. Kalau kita ingin punya uang banyak dan hanya menyimpannya dalam celengan atau rekening bank, jangan berharap lebih. Bisa-bisa uang kita habis dipotong biaya administrasi bulanan atau tergerus inflasi.
Makanya, cobalah berubah ke arah yang lebih baik dengan mulai berinvestasi, yaitu menanamkan modal pada aset yang nilainya bisa tumbuh dan tahan terhadap inflasi. Salah satunya adalah investasi reksadana, yang cocok untuk investor pemula seperti kita.
Reksadana adalah salah satu instrumen investasi yang terdiri dari berbagai aset di dalamnya, seperti saham, obligasi atau surat utang, dan deposito. Reksadana mengumpulkan uang dari banyak investor yang dikelola oleh manajer investasi supaya nilainya bisa berkembang.
Perlu diketahui juga, sebagai bentuk investasi, reksadana mengandung risiko sehingga nilainya bisa naik atau turun dalam jangka pendek. Namun, jangan khawatir, produk ini resmi dan semua yang terkait seperti manajer investasi, bank kustodian dan agen penjualnya diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan.
Nah dalam berinvestasi ini kita juga memerlukan strategi agar bisa mendapatkan keuntungan maksimal. Simak tips berikut ini.
1. Tentukan tujuan
Sebelum kita berinvestasi, kita harus mengetahui dana investasi kita ini nanti akan digunakan untuk apa. Ibarat kita naik bis atau kendaraan, kita harus tahu arah yang kita tuju agar bisa merencanakan perjalanan dan tidak tersesat.
Tujuan investasi ini bisa bermacam-macam tergantung kebutuhan dan keinginan kita. Misalnya, kita ingin liburan atau jalan-jalan ke luar negeri, membiayai pendidikan anak, membeli barang seperti smartphone atau laptop, membayar uang muka rumah, atau untuk menikmati masa pensiun.
Setelah mengetahui tujuan, kita bisa menentukan jangka waktu investasi untuk mencapai tujuan tersebut. Misal, dalam jangka pendek atau setahun, kita ingin liburan ke luar negeri. Dalam jangka menengah kita ingin membayar uang muka rumah, sedangkan dalam jangka panjang kita ingin menikmati pensiun.
2. Kenali profil risiko
Sebagai investor, profil risiko adalah hal yang wajib diketahui sebelum melakukan investasi karena menentukan seberapa besar tingkat risiko yang mampu kita tanggung. Pada prinsip investasi, tingkat risiko yang berani kita ambil ini akan berbanding lurus dengan potensi imbal hasil (return) yang diharapkan. Apabila semakin tinggi risiko yang dapat ditanggung maka akan semakin besar keuntungan yang diharapkan (high risk high return).
Umumnya, profil risiko yang menggambarkan karakter investor dalam berinvestasi ini terbagi 3 tipe yaitu tipe konservatif atau pengindar risiko, moderat, dan agresif atau pengambil risiko. (Baca juga Tips Memilih Reksadana Sesuai Profil Risiko Anda)
3. Pilih jenis reksadana yang cocok
Bila kita sudah tahu tujuan dan profil risiko kita, saatnya kita memilih reksadana yang cocok. Ada empat jenis reksadana yang tersedia bagi masyarakat umum, yakni reksadana pasar uang, pendapatan tetap, campuran dan saham.
Bila kita memiliki tujuan jangka pendek sekitar setahun, kita bisa memilih reksadana pasar uang. Untuk investasi dalam jangka menengah sekitar tiga tahun, reksadana pendapatan tetap bisa dipilih.
Reksadana campuran bisa menjadi alternatif investasi jangka menengah hingga panjang (sekitar tiga hingga lima tahun). Kemudian, reksadana saham cocok untuk investasi jangka panjang karena berpotensi memberikan keuntungan maksimal.
4. Lihat kinerja historis
Kinerja reksadana dapat tercermin berdasarkan data historikal suatu reksadana seperti pergerakan Nilai Aktiva Bersih (NAB), return dan risiko. Makin panjang data historis yang dipergunakan untuk mengevaluasi, maka akan menghasilkan pertimbangan yang makin baik sebelum membuat suatu keputusan investasi.
Penilaian kinerja reksadana dengan data historikal yang baik adalah minimal lima tahun. Jika kinerja suatu reksadana selama lima tahun terakhir bagus dan hanya mengalami kerugian kecil di saat krisis, berarti Manajer Investasi yang mengelola produk tersebut memang handal dan reksadana dimaksud patut investor pertimbangkan.
Selain itu, kinerja sebuah reksadana bisa dibilang bagus jika kenaikannya di atas persentase kenaikan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan reksadana sejenis lainnya (benchmark indeks reksadana sejenis).
Meski begitu, hal yang juga perlu diperhatikan adalah kinerja masa lalu suatu reksadana bukan cerminan atau kepastian kinerja di masa datang, tetapi hanya menjadi salah satu alat untuk membuat pertimbangan sebelum kita memutuskan berinvestasi di reksadana.
Kita juga bisa membandingkan kinerja historis berbagai reksadana sejenis yang ada di Indonesia. Perbandingan ini bisa dilihat berdasarkan jangka waktu tertentu sesuai kebutuhan kita. Data perbandingan produk reksadana ini tersedia di Bareksa dan bisa diakses di sini.
5. Seleksi produk dan manajer investasi
Sebelum memutuskan untuk membeli reksadana, kita harus mengetahui tidak hanya jenis reksadana tetapi juga isi portofolio yang membentuk reksadana tersebut. Selain itu, kita juga perlu mengenal manajer investasi yang mengelola produk reksadana itu.
Segala informasi yang berkaitan dengan suatu produk reksadana, mulai dari manajer investasi, bank kustodian, hingga kebijakan investasi, telah tertera dalam prospektus reksadana. Selain itu, ada juga fund fact sheet yang diperbaharui tiap bulan berisi tentang informasi dana kelolaan, isi portofolio dan pembanding kinerja reksadana.
(Baca juga Tips Memahami Prospektus dan Fund Fact Sheet Reksadana)
6. Disiplin
Hal paling penting dalam berinvestasi adalah disiplin. Bila kita telah menentukan tujuan, kita harus rutin untuk menyisihkan uang sesuai dengan perencanaan kita di awal.
Disiplin dalam jangka panjang memang terlihat sulit tetapi kalau sudah dibiasakan hal ini menjadi ringan dan tidak memberatkan. Demi mencapai apapun tujuan keuangan kita, disiplin harus diterapkan.
Menyisihkan uang gaji di awal bulan untuk membeli reksadana menjadi salah satu strategi agar kita bisa disiplin. Sehingga, kita bisa berbelanja atau menggunakan sisa uang setelah investasi untuk kebutuhan bulanan dan tujuan kita tetap bisa tercapai.
***
Ingat, jangan mengulangi kebiasaan buruk di masa lampau agar kita bisa mencapai hasil yang baik di masa mendatang. Mulai berinvestasi di tahun 2019 ini agar tujuan keuangan kita di masa depan bisa tercapai.
Ingin berinvestasi di reksadana?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik Bareksa Fund Academy. GRATIS
DISCLAIMER
Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana.