Bareksa.com - Sejumlah kondisi ekonomi saat ini dapat menjadi risiko tingginya fluktuasi di pasar saham dan obligasi Indonesia di akhir kuartal ketiga 2022. Smart Investor dapat menggunakan strategi investasi yang sesuai dengan profil risiko atau menggunakan fitur Robo Advisor Bareksa di super app investasi Bareksa.
Kabar terbaru, Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk menaikkan suku bunga acuan menjadi 3,75% pada Rapat Dewan Gubernur BI minggu lalu. Kenaikan ini untuk menahan laju ekspektasi inflasi mendatang akibat potensi kenaikan harga BBM dan untuk menjaga stabilitas nilai tukar Rupiah.
BI juga mencatat pertumbuhan kredit pada bulan Juli 2022 sebesar 10,5% secara tahunan dan angka tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan bulan sebelumnya di 10,4%. Kredit konsumsi mencatatkan pertumbuhan sebesar 10% pada bulan Juli dibandingkan hanya sebesar 9,4% di bulan sebelumnya. Kredit Modal Kerja, Kredit Investasi dan kredit korporasi masing-masing mengalami pertumbuhan sebesar 12,9%, 9,5%, dan 12,1% secara berurutan.
Baca juga Bunga Acuan BI Naik, Reksadana Saham dan Campuran Dominasi Juara Cuan
Sentimen juga datang dari Simposium Bank Sentral AS pada Jumat lalu yang mengatakan bahwa Bank Sentral AS akan tetap agresif dalam menaikkan tingkat suku bunga acuannya mengingat inflasi masih cukup tinggi, di level 8,5% untuk bulan Juli 2022. Dengan meningkatnya ekspektasi terhadap kenaikan suku bunga yang lebih agresif, pasar modal Indonesia diprediksi mengalami tekanan akibat melemahnya nilai tukar rupiah.
Rencana kenaikan harga BBM bersubsidi yang mencuat belakangan ini akibat pemerintah tidak ingin memberatkan anggaran di sisa tahun ini, membuat investor dalam negeri khawatir terhadap laju pertumbuhan ekonomi hingga akhir tahun 2022. Tingginya inflasi bahan pangan selama beberapa bulan terakhir ditambah minimnya kenaikan UMR secara nasional diproyeksikan akan menggerus daya beli masyarakat.
Saat ini subsidi terhadap bahan bakar jenis Pertalite sudah mencapai 73% dari total alokasi 2022 dan untuk bahan bakar jenis Solar bersubsidi mencapai 66% dari alokasi 2022. Kementerian Keuangan juga mengatakan pemerintah membutuhkan dana Rp192 triliun untuk melanjutkan subsidi hingga akhir tahun apabila harga BBM bersubsidi tidak dinaikkan.
Mengingat masih adanya sejumlah risiko di atas yang dapat mempengaruhi tingginya fluktuasi di pasar saham maupun obligasi, investor dapat menggunakan strategi diversifikasi aset reksadana yang tersedia di Bareksa melalui fitur Robo Advisor Bareksa.
Robo Advisor Bareksa akan menghadirkan reksadana indeks sebagai pilihan investasi, yang akan diluncurkan pada 5 September mendatang. Bareksa juga terus berupaya untuk memberikan hasil algoritma terbaik untuk kebutuhan investasi Smart Investor saat ini.
Selain berinvestasi di Robo Advisor Bareksa, investor juga dapat mempertimbangkan untuk melakukan strategi investasi langsung (direct) di reksadana seperti berikut ini:
Investor dengan profil risiko agresif dapat wait and see terlebih dulu dan cermati reksadana saham dan reksadana indeks berbasis saham kapitalisasi besar (Big Caps) jika Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami penurunan hingga di bawah level 7.000.
Sementara itu, investor profil risiko moderat dapat tetap melakukan akumulasi secara bertahap di reksadana pendapatan tetap berbasis obligasi korporasi serta diversifikasi pada reksadana pasar uang.
Lalu untuk semua jenis profil risiko, ada baiknya mempertimbangkan investasi SR017 dengan kupon yang menarik sebesar 5,9% per tahun (belum dipotong pajak). Sebab, Sukuk Ritel sebagai salah satu SBN Ritel dijamin 100% oleh Negara.
Perlu diingat kembali, investasi mengandung risiko, sehingga investor juga perlu membekali diri mengenai peluang keuntungan maupun risiko yang ada di pasar keuangan.
Kinerja Reksadana Rekomendasi Bareksa
Daftar Reksa Dana | Imbal Hasil (Return) | |
---|---|---|
Reksa Dana Pasar Uang | 1 Tahun | 3 Tahun |
Capital Money Market Fund | 4,43% | 17,54% |
Syailendra Sharia Money Market Fund | 4,11% | 15,87% |
Sucorinvest Sharia Money Market Fund | 4,33% | 17,65% |
Reksa Dana Pendapatan Tetap | 1 Tahun | 3 Tahun |
Syailendra Pendapatan Tetap Premium | 6,36% | 30,96% |
Sucorinvest Stable Fund | 6,95% | - |
TRIM Dana Tetap 2 | 4,40% | 17,76% |
Reksa Dana Saham & Indeks | YtD | 1 Tahun |
Avrist Ada Saham Blue Safir | 13,95% | 23,69% |
Bahana Dana Prima | 17,60% | 25,57% |
BNP Paribas Sri Kehati | 14,32% | 27,21% |
Sumber: Bareksa Research Team, Return per NAV 24 Agustus 2022
Baca juga Promo Gajian Bareksa: Investasi Reksadana, Bisa Raih Voucher hingga Rp1 Juta
(Sigma Kinasih/Ariyanto Dipo Sucahyo/hm)
***
Ingin berinvestasi aman di emas dan reksadana secara online yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Beli emas, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS
DISCLAIMER
Kinerja masa lalu tidak mencerminkan kinerja di masa mendatang. Investasi reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.
PT Bareksa Portal Investasi atau Bareksa.com adalah platform e-investasi terintegrasi pertama di Indonesia, yang ditunjuk menjadi mitra distribusi (midis) resmi Kementerian Keuangan untuk penjualan Surat Berharga Negara (SBN) Ritel atau SBN Ritel secara online. Selain proses registrasi dan transaksi sangat cepat dan mudah, Anda juga dapat memantau investasi Anda dari mana saja dan kapan saja.
Bareksa telah mendapatkan penghargaan sebagai midis SBN terbaik selama tiga tahun berturut-turut dari Kementerian Keuangan RI. Penghargaan terbaru yang diterima adalah penghargaan sebagai Midis SUN dengan Kinerja Terbaik 2020 dan Midis SBSN dengan Kinerja Terbaik Kategori Fintech 2021.
Belum memiliki akun Bareksa tetapi ingin berinvestasi di SBN Ritel? Segera daftar melalui aplikasi Bareksa sekarang, gratis hanya dengan menyiapkan KTP dan NPWP (opsional). Bagi yang sudah punya akun Bareksa untuk reksadana, lengkapi data berupa rekening bank untuk mulai membeli SBN Ritel di Bareksa.
Bagi yang sudah pernah membeli SBR, ORI atau Sukuk di Bareksa sebelumnya, registrasi ulang akun di Bareksa untuk memesan SBN Ritel seri berikutnya.