Inflasi Juli 2022 di Atas Ekspektasi, Potensi Cuan Reksadana Ini
Angka inflasi secara tahunan pada Juli 2022 yang sebesar 4,94% lebih tinggi dari ekspektasi pelaku pasar 4,8%
Angka inflasi secara tahunan pada Juli 2022 yang sebesar 4,94% lebih tinggi dari ekspektasi pelaku pasar 4,8%
Bareksa.com - Badan Pusat Statistik (BPS) (1/8/2022) melaporkan Inflasi bulan Juli 2022 di level 4,94% secara tahunan, dan sepanjang tahun berjalan periode Januari - Juli 2022 naik 3,85% secara tahunan. Secara bulanan, inflasi Juli 2022 meningkat 0,64%. Kenaikan inflasi masih didorong oleh sektor makanan, minuman dan tembakau.
Sumber : BPS
Menurut analisis Bareksa, angka inflasi secara tahunan pada Juli 2022 lebih tinggi dari ekspektasi pelaku pasar yang sebesar 4,8%. Meski begitu, angka inflasi inti bulan Juli di level 2,85%, dinilai masih relatif terjaga.
Promo Terbaru di Bareksa
Analisis Bareksa memperkirakan kenaikan inflasi inti bisa mendorong Bank Indonesia akan menaikkan suku bunga acuannya atau BI 7 Reverse Repo Rate 0,25 persen pada bulan ini, dari level saat ini 3,5%.
Tim Analis Bareksa optimistis angka inflasi dapat diturunkan kembali dengan inflasi inti tidak melewati angka 3,1% pada tahun ini sehingga konsumsi masyarakat dapat terjaga.
Seiring rilis BPS soal angka inflasi dan inflasi inti pada Juli, Tim Analis Bareksa optimistis dengan prospek kinerja reksadana saham masih akan cukup baik. Prediksi itu mempertimbangkan masih tingginya likuiditas perbankan dan dana murah yang akan mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap tinggi.
Beberapa produk reksadana berbasis saham, seperti reksadana saham dan reksadana indeks yang bisa dipertimbangkan oleh investor dengan profil risiko agresif ialah sebagai berikut :
Imbal Hasil 1 Tahun (per 29 Juli 2022)
Reksadana Indeks
Allianz SRI KEHATI Index Fund : 26,06%
Syailendra MSCI Indonesia Value Index Fund Kelas A : 20,21%
Reksadana Saham
BNP Paribas Ekuitas : 11,02%
TRAM Infrastructure Plus : 7,47%
Perlu diketahui, reksadana adalah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang telah terkumpul tersebut nantinya akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi, atau deposito.
Reksadana juga diartikan sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka.
(Ariyanto Dipo Sucahyo/AM)
***
Ingin berinvestasi aman di emas dan reksadana secara online yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan in
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Beli emas, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS
DISCLAIMER
Kinerja masa lalu tidak mencerminkan kinerja di masa mendatang. Investasi reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.382,65 | 0,58% | 4,31% | 7,57% | 8,73% | 19,20% | - |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.093,4 | 0,44% | 4,48% | 7,05% | 7,51% | 2,61% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.079,4 | 0,60% | 3,97% | 7,04% | 7,74% | - | - |
Capital Fixed Income Fund | 1.844,13 | 0,53% | 3,89% | 6,64% | 7,38% | 16,99% | 40,43% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.270,42 | 0,81% | 3,87% | 6,51% | 7,19% | 20,23% | 35,64% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.