Bareksa.com - Hari ini, Kamis (21/7/2022) Bank Indonesia akan mengumumkan hasil Rapat Dewan Gubernur yang diproyeksikan masih menahan suku bunga acuannya tetap 3,5 persen. BI 7-day (Reverse) Repo Rate di level terendah sepanjang sejarah tersebut, sudah dipertahankan sejak Februari 2021, atau dalam 17 bulan terakhir hingga Juni 2022.
Menurut analisis Bareksa, jika BI memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuannya tersebut, maka akan bisa membantu mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia, serta menjaga konsumsi masyarakat tetap di level yang baik.
Analisis Bareksa juga memprediksi BI baru akan mulai menaikan suku bungannya bulan depan atau pada Agustus dengan proyeksi kenaika 0,25 persen. Hal ini mengingat inflasi di Indonesia masih relatif stabil, meskipun sudah melewati batas atas Bank Indonesia di 4 persen.
Baca juga : Bareksa Insight: Tarif Ekspor CPO Dihapus, Reksadana Berbasis Saham Komoditas Melesat
Untuk pasar obligasi, analisis Bareksa memperkirakan masih akan bergerak terbatas pada hari ini, karena investor domestik dan asing masih menanti (wait and see) kebijakan suku bunga acuan Bank Sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve (The Fed) pekan depan.
The Fed diperkirakan akan menaikkan suku bunga acuannya (Fed Rate) hanya 0,75 persen atau lebih rendah dari perkiraan sebelumnya yang sempat diramal akan naik 1 persen. Langkah ini diperlukan seiring kekhawatiran, kenaikan Fed Rate lebih tinggi akan membuat ancaman resesi ekonomi Negara Paman Sam jadi semakin nyata.
Kinerja pasar saham Tanah Air yang tercermin dari kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada 20 Juli 2022 naik 2,06 persen ke level 6.874,74. Berdasarkan data id.investing.com (diakses 20/07/2022 pukul 17.00 WIB) benchmark obligasi pemerintah tercatat naik ke level 7,5 persen pada 20 Juli 2022.
Lihat juga : Bareksa Insight : IMF Nilai Indonesia Aman dari Resesi, Potensi Cuan Reksadana Ini
Mempertimbangkan sentimen kebijakan suku bunga BI dan Bank Sentral AS membayangi pasar modal, Tim Analis Bareksa menyarankan agar investor menerapkan dua strategi investasi ini, agar kinerja cuan investasinya tetap mantap betul :
1. Investor dapat melakukan akumulasi investasi di reksadana saham saat ini. Dengan catatan, investor harus tetap memperhatikan sentimen pasar yang ada dengan memilih reskadana yang memiliki portofolio investasi di sektor keuangan dan infrastruktur.
2. Reksadana pendapatan tetap masih diproyeksikan bergerak terbatas terutama reksadana pendapatan tetap berbasis Obligasi Negara (Surat Berharga Negara/SBN). Analisis Bareksa menilai imbal hasil (yield) acuan Obligasi Negara akan bergerak di level 7,44 - 7,47 persen pada perdagangan hari ini. Karena itu, investor disarankan tetap bisa berfokus di reksadana pendapatan tetap berbasis obligasi korporasi.
Simak juga : Bareksa Insight : Jelang Rilis Kinerja Emiten, Siap-siap Borong Reksadana Ini
Beberapa produk reksadana saham, reksadana indeks dan reksadana pendapatan tetap yang bisa dipertimbangkan investor dengan profil risiko agresif dan moderat adalah sebagai berikut :
Imbal Hasil 1 Tahun (per 20 Juli 2022)
BNP Paribas Sri Kehati : 23,55 persen
Avrist IDX30 : 17,91 persen
Avrist Ada Saham Blue Safir : 19,42 persen
Schroder Dana Prestasi Plus : 12,5 persen
Imbal Hasil Sepanjang Tahun Berjalan (YtD per 20 Juli 2022)
Sucorinvest Sharia Sukuk Fund : 3,9 persen
Syailendra Pendapatan Tetap Premium : 4,82 persen
Lihat juga : Bareksa Insight : IHSG Naik Saat Pasar Saham Global Turun, Cuan Reksadana Ini Terbang
(Sigma Kinasih/Ariyanto Dipo Sucahyo/AM)
***
Ingin berinvestasi aman di emas dan reksadana secara online yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Beli emas, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS
DISCLAIMER
Kinerja masa lalu tidak mencerminkan kinerja di masa mendatang. Investasi reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.