Bareksa.com - Perbaikan data tenaga kerja dan tingkat pengangguran Amerika Serikat (AS) yang masih terjaga, diproyeksikan menurunkan ekspektasi investor terhadap potensi resesi ekonomi AS.
Namun menurut analisis Bareksa, tingginya inflasi global serta potensi perlambatan ekonomi China akibat Covid-19 masih perlu diwaspadai. Sehingga pergerakan reksadana saham dan reksadana indeks pada awal pekan ini berpotensi cenderung terbatas setelah kenaikan signifikan akhir pekan lalu.
Baca juga : Bareksa Insight : China akan Gelontorkan Stimulus, Reksadana Ini Berpotensi Cuan
Senada, pasar obligasi saat ini masih bergerak mendatar dengan imbal hasil Surat Berharga Negara (SBN) acuan berada di kisaran level 7,23 - 7,27 persen. Investor masih menanti sejumlah data ekonomi penting dari dalam dan luar negeri.
Analisis Bareka memperkirakan neraca dagang Indonesia masih akan mencetak surplus sekitar US$3 miliar hingga US$4 miliar. AS akan merilis data inflasi bulan Juni 2022, serta rencana rilis data pertumbuhan ekonomi China yang juga akan turut mempengaruhi pergerakan pasar modal Indonesia pekan ini.
Lihat juga : Bareksa Insight : Pasar Modal Terus Tertekan, Lakukan 3 Strategi Ini Agar Tetap Cuan
Pasar saham nasional yang tercermin dari kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada 08 Juli 2022 naik 1,32 persen ke level 6.740,22. Berdasarkan data id.investing.com (diakses 08/07/2022 pukul 17.00 (WIB) benchmark obligasi pemerintah tercatat tetap di level 7,3 persen pada 08 Juli 2022.
Di tengah beragamnya sentimen pasar modal pekan ini, analisis Bareksa menyarankan menerapkan beberapa jurus ampuh berikut agar tetap cuan :
1. Untuk memitigasi (meminimalisir) risiko akibat tingginya fluktuasi pasar, investor dapat mempertimbangkan untuk mendiversifikasi portofolio investasinya sebesar 5 persen di instrumen emas logam mulia, karena porsi ini dianggap cukup optimal untuk meningkatkan kinerja portofolio.
Investasi emas batangan atau logam mulia bisa dilakukan di fitur Bareksa Emas.
2, Selain itu, investor dapat mencermati reksadana saham dan reksadana indeks berbasis saham kapitalisasi besar (big caps), serta reksadana pendapatan tetap yang fluktuasinya lebih rendah.
3. Investor juga dapat menggunakan fitur Robo Advisor Bareksa untuk mempermudah pembagian porsi alokasi portofolio investasinya di reksadana.
Robo Advisor Bareksa adalah robo advisor pertama di Indonesia yang mendapatkan lisensi sebagai penasihat investasi dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) RI. Keunggulan robo advisor yang dikembangkan Bareksa, ialah fitur ini menyediakan layanan perencanaan investasi otomatis, didukung oleh algoritma teori portofolio modern dan juga pengawasan manusia. Dengan pengawasan manusia inilah membuat Robo Advisor Bareksa bekerja sesuai dengan kondisi pasar terkini.
Lihat juga : Bareksa Insight : Harga Batu Bara Melesat, Cuan Reksadana Ini Melambung
Beberapa produk reksadana indeks, reksadana saham dan reksadana pendapatan tetap berkinerja ciamik dengan cuan cemerlang yang bisa dipertimbangkan oleh investor dengan profil risiko agresif dan moderat adalah sebagai berikut :
Imbal Hasil 1 Tahun (per 8 Juli 2022)
Principal Index IDX30 Kelas O : 14,71 persen
BNI AM Indeks IDX30 : 14,46 persen
Avrist Ada Saham Blue Safir : 16,79 persen
TRIM Kapital : 7,38 persen
Imbal Hasil 3 Tahun (per 8 Juli 2022)
Syailendra Pendapatan Tetap Premium : 31,26 persen
TRIM Dana Tetap 2 : 17,5 persen
Baca juga : Bareksa Insight : Harga Kebutuhan Pokok Meroket, Cuan Reksadana Ini Tembus 10 - 30 Persen
(Sigma Kinasih/Ariyanto Dipo Sucahyo/AM)
***
Ingin berinvestasi aman di emas dan reksadana secara online yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Beli emas, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS
DISCLAIMER
Kinerja masa lalu tidak mencerminkan kinerja di masa mendatang. Investasi reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.