Bareksa.com - Sejumlah reksadana pendapatan tetap berbasis Obligasi Negarakembali menguat setelah lembaga pemeringkat internasional Fitch mempertahankan status investment grade dan memberikan outlook yang stabil untuk Indonesia. Imbal hasil (yield) acuan Obligasi Pemerintah Indonesia naik tipis ke level 7,29 persen.
Namun analisis Bareksa memproyeksikan penguatan SBN sudah hampir terbatas, karena bulan Juli 2022, Bank Sentral Amerika Serikat (AS) The Fed akan kembali mengumumkan suku bunga acuannya, yang berpotensi masih naik agresif dan dapat mempengaruhi pelemahan yield SBN Indonesia.
Baca juga : Bareksa Insight : Fitch Pertahankan Investment Grade RI, Reksadana Ini Cuan Hingga 22 Persen
Di sisi lain, investor kembali melakukan aksi ambil untung di pasar saham dan menyebabkan penurunan mayoritas reksadana saham dan reksadana indeks. Aliran dana asing tercatat keluar sekitar Rp1,03 triliun dari IHSG pasca rilis Indeks Keyakinan Konsumen AS yang mengindikasikan kondisi perekonomian Negara Paman Sam menurun.
Tercatat angka Indeks Keyakinan Konsumen AS pada Mei 2022 melemah ke level 98,7 dari bulan sebelumnya 103.3. Efek pelemahan ekonomi AS berpotensi berdampak ke ekonomi global, termasuk Indonesia. Pasar saham Tanah Air yang tercermin dari kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada 29 Juni 2022 turun 0,77 persen ke level 6.942,35.
Lihat juga : Bareksa Insight : Data Ekonomi Makin Kuat, Cuan Reksadana Meroket Hingga 20,8 Persen
Analisis Bareksa memprediksi hari ini reksadana saham dan rekadana indeks masih berpeluang mengalami tekanan jual. Sebab investor global dan domestik berusaha untuk menilai harga pasar saham saat ini, di tengah tingginya ketidakpastian global. Investor disarankan dapat tetap menanti (wait and see) hingga ada sentimen positif dari dalam dan luar negeri.
Sedangkan reksadana pendapatan tetap diproyeksikan masih akan menguat terbatas. Harga Surat Berharga Negara (SBN) akan cenderung naik tipis. Namun melihat sejumlah sentimen pasar saat ini, investor disarankan masih dapat mencermati reksadana pendapatan tetap berbasis obligasi korporasi hingga yield SBN acuan menyentuh level 7,7 - 7,8 persen.
Simak juga : Bareksa Insight : Pasar Menanti Arah Ekonomi, Emas dan Reksadana Ini Bisa Dipilih
Beberapa produk reksadana pendapatan tetap, reksadana saham dan reksadana indeks dengan catatan cuan cemerlang dan bisa dipertimbangkan oleh investor dengan profil risiko moderat dan agresif adalah sebagai berikut :
Imbal Hasil 3 Tahun (per 29 Juni 2022)
Syailendra Pendapatan Tetap Premium : 31,5 persen
TRIM Dana Tetap 2 : 18,11 persen
Imbal Hasil 1 Tahun (per 29 Juni 2022)
Avrist IDX30 : 20,89 persen
Principal Index IDX30 Kelas O : 18,95 persen
Sucorinvest Maxi Fund : 11,06 persen
BNP Paribas Pesona Syariah : 9,18 persen
Lihat juga : Bareksa Insight : Suku Bunga BI Tetap 3,5 Persen, IHSG dan Cuan Reksadana Melesat
(Sigma Kinasih/Ariyanto Dipo Sucahyo/AM)
***
Ingin berinvestasi aman di emas dan reksadana secara online yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Beli emas, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS
DISCLAIMER
Kinerja masa lalu tidak mencerminkan kinerja di masa mendatang. Investasi mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.