Bareksa.com - Pasar saham dan pasar obligasi berbalik positif (rebound) dengan cepat dalam 2-3 pekan terakhir. Smart investor sebaiknya tetap mengambil strategi diversifikasi dalam mengatur portofolio investasi reksadana.
Menurut Tim Analis Bareksa, keyakinan investor terhadap fundamental ekonomi Indonesia turut mendorong kinerja pasar keuangan Indonesia, termasuk reksadana, baik yang berbasis saham maupun obligasi.
Data Makro Ekonomi Indonesia
| Mar-2021 | Apr-2022 |
Inflasi (YoY) | 2,64% | 3,47% |
BI 7DRRR | 3,50% | 3,50% |
Kurs BI (Rp/USD) | 14.349 | 14.544 |
Cadangan Devisa (USD/miliar) | 139,13 | 135,66 |
Indeks Keyakinan Konsumen | 111,0 | 113,1 |
| Dec-2021 | Mar-2022 |
PDB Indonesia (% YoY) | 5,02 | 5,01 |
Sumber: Badan Pusat Statistik (BPS), Bank Indonesia, Bareksa.
Dapat dilihat pada data di atas bahwa kondisi makro ekonomi Indonesia masih cukup baik di bulan Maret dan April. Inflasi masih terjaga di bawah target pemerintah dan para ekonom, sekitar 4 persen secara tahunan (YoY). Selain itu, Cadangan Devisa juga masih ada ruang untuk stabilitas nilai tukar Rupiah.
Meskipun ketidakpastian dan isu global masih cukup tinggi, optimisme investor terhadap Indonesia masih cukup besar karena perbaikan data ekonomi tersebut. Sejak menyentuh titik terendah setelah Lebaran, pasar saham dan obligasi mulai menunjukkan pembalikan arah pada 13 Mei lalu.
Hal ini terlihat pada kinerja pasar keuangan Indonesia, baik dalam Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) maupun dalam Indeks Obligasi Indonesia (ICBI). Dampaknya, kinerja reksadana saham dan reksadana pendapatan tetap juga ikut terdorong.
Kinerja Pasar Keuangan Indonesia
Kinerja 13 Mei - 31 Mei 2022 | |
Indeks Saham (IHSG) | 8,35% |
Indeks Obligasi (ICBI) | 2,26% |
Indeks RD Saham Bareksa | 4,90% |
Indeks RD Pendapatan Tetap Bareksa | 1,78% |
Sumber: Bursa Efek Indonesia (BEI), PHEI, Bareksa
Pascalibur Lebaran, investor memanfaatkan momentum penurunan pasar keuangan untuk melakukan akumulasi pembelian agar mendapatkan harga yang lebih murah dan keuntungan yang lebih maksimal. Strategi ini dapat diaplikasikan kembali jika harga saham dan obligasi kembali mengalami penurunan signifikan dalam waktu singkat.
Baca juga Bareksa Insight : Pasar Saham Global Naik, Cuan Reksadana Ini Berpotensi Meroket
Apalagi, pekan lalu terdapat rilis data inflasi per Mei 2022 yang masih menunjukkan perbaikan dan terjaga di bawah target pemerintah, yakni sebesar 3,55 persen secara tahunan (YoY). Sehingga, jika isu global kembali menghantam pasar saham dan obligasi Indonesia, investor dapat pertimbangkan untuk akumulasi bertahap di reksadana saham maupun reksadana pendapatan tetap.
Selain berinvestasi di reksadana, investor juga dapat mempertimbangkan investasi di Surat Berharga Negara (SBN) Ritel seri SBR011 yang juga sedang diminati karena imbal hasil (kupon) yang tinggi dibandingkan seri sebelumnya.
Besarnya animo investor ini terlihat dari kuota penjualan yang kian menipis. Per 3 Juni lalu, kuota nasional sudah ditambah menjadi Rp7 triliun karena kuota awal Rp5 triliun sudah terlampaui. Bahkan per 6 Juni, kuota kembali dinaikkan oleh pemerintah menjadi Rp8 triliun.
Baca juga Masih Ada Kesempatan Bunda, Kuota Pemesanan SBR011 Naik Jadi Rp8 Triliun
Sehingga, mempertimbangkan sejumlah kondisi diatas, investor dapat mempertimbangkan untuk melakukan strategi investasi berikut.
Investor dengan profil risiko agresif masih dapat pertimbangkan untuk akumulasi reksadana saham dan reksadana indeks berbasis sektor energi dan saham kapitalisasi besar (Big Caps) jika IHSG mengalami penurunan.
Sementara itu, investor profil risiko moderat dapat tetap melakukan akumulasi secara bertahap di reksadana pendapatan tetap basis obligasi korporasi karena fluktuasi SBN akan lebih tinggi menjelang kenaikan suku bunga Bank Sentral AS.
Lalu untuk investor konservatif dapat melakukan investasi dengan alokasi yang lebih besar di reksadana pasar uang dan porsi yang lebih rendah di reksadana pendapatan tetap.
Baca juga Terdorong Sektor Energi dan Komoditas, Ini Potensi Kinerja Reksadana Syariah
Selain itu, diversifikasi investasi di instrumen SBR011 juga dapat dilakukan di semua profil risiko untuk mendapatkan peluang keuntungan yang optimal.
Menurut data historis sepanjang tahun hingga 31 Mei 2022, sejumlah reksadana saham membukukan imbal hasil (return) menarik. Bahkan, di marketplace reksadana Bareksa ada produk reksadana saham yang mencatat return 14,5 persen YTD (per 31 Mei 2022).
Perlu diingat kembali, investasi mengandung risiko, sehingga investor juga perlu membekali diri mengenai peluang keuntungan maupun risiko yang ada di pasar keuangan.
Tabel Kinerja Reksadana
Daftar Reksa Dana | Imbal Hasil (Return) | |
---|---|---|
Reksa Dana Pasar Uang | 1 Tahun | 3 Tahun |
Capital Money Market Fund | 4,60% | 18,26% |
Syailendra Dana Kas | 3,79% | 16,05% |
Shinhan Money Market Fund | 3,42% | 14,96% |
Reksa Dana Pendapatan Tetap | 1 Tahun | 3 Tahun |
TRIM Dana Tetap 2 | 4,04% | 20,04% |
Syailendra Pendapatan Tetap Premium | 6,50% | 32,50% |
Sucorinvest Stable Fund | 7,58% | - |
Reksa Dana Saham | YtD | 1 Tahun |
Eastspring Investments Alpha Navigator Kelas A | 12,80% | 17,79% |
Avrist Ada Saham Blue Safir | 14,51% | 21,64% |
TRIM Kapital Plus | 11,55% | 21,16% |
Sumber: Bareksa Research Team, Return per NAV 31 Mei 2022
Tabel Kinerja Reksadana Syariah
Daftar Reksa Dana | Imbal Hasil (Return) | |
---|---|---|
Reksa Dana Pasar Uang | 1 Tahun | 3 Tahun |
Sucorinvest Sharia Money Market Fund | 4,50% | 18,57% |
Syailendra Sharia Money Market Fund | 4,21% | 16,61% |
Trimegah Kas Syariah | 3,45% | 13,14% |
Reksa Dana Pendapatan Tetap | 1 Tahun | 3 Tahun |
Eastspring Syariah Fixed Income Amanah Kelas A | 2,77% | 23,83% |
Bahana Mes Syariah Fund Kelas G | 3,16% | 22,44% |
Mandiri Investa Dana Syariah | 4,11% | 16,57% |
Reksa Dana Saham | YtD | 1 Tahun |
Batavia Dana Saham Syariah | 10,03% | 12,67% |
TRIM Syariah Saham | 5,92% | 8,88% |
Manulife Syariah Sektoral Amanah Kelas A | 10,19% | 12,88% |
Sumber: Bareksa Research Team, Return per NAV 31 Mei 2022
Baca juga Rutin atau Baru Investasi Pakai Robo Advisor Bareksa, Raih Reksadana hingga Rp50 Ribu
(Sigma Kinasih/Ariyanto Dipo Sucahyo/hm)
***
Ingin berinvestasi aman di emas dan reksadana secara online yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Beli emas, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS
DISCLAIMER
Kinerja masa lalu tidak mencerminkan kinerja di masa mendatang. Investasi reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.