Bareksa.com - Inflasi yang tinggi mendorong Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau Federal Reserve (The Fed) pada Rabu sore waktu setempat atau Kamis dini hari WIB (17/3/2022) menaikkan suku bunga acuannya (Fed Funds Rate) ke level 0,25 - 0,5 persen atau naik 25 basis poin (bps).
Menurut analisis Bareksa, kenaikan Fed Rate sesuai sesuai perkiraan para pelaku pasar, sehingga mendorong kenaikan kinerja Bursa Saham Negara Paman Sam.
Senada, pasar saham nasional yang tercermin dari kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan kemarin juga mencatatkan kenaikan didorong oleh masifnya aliran dana asing masuk hingga Rp1.7 triliun.
Investor asing di antaranya memborong saham berkapitalisasi besar (big caps) seperti sektor perbankan. Hal ini turut menopang penguatan reksadana saham dan reksadana indeks.
IHSG pada 16 Maret 2022 naik 1,07 persen ke level 6.992,4.
Baca : Kerahkan Sinergi Ekosistem, Grab-OVO Ikut Mendukung Perluasan Distribusi SBN Melalui Bareksa
Sementara itu, pasar obligasi domestik masih bergerak stagnan di tengah tingginya imbal hasil (yield) Obligasi Pemerintah AS. Investor cenderung wait and see (menanti) pasca keputusan The Fed tadi malam yang dikhawatirkan akan mempengaruhi penurunan harga obligasi.
Namun, menurut analisis Bareksa, stabilitas rupiah terhadap dolar AS yang masih terjaga diproyeksikan menopang kinerja obligasi dan reksadana pendapatan tetap.
Berdasarkan data id.investing.com (diakses 16/03/2022 pukul 17.00 WIB) benchmark obligasi pemerintah tercatat tetap di level 6,7 persen pada 16 Maret 2022.
Baca : Bareksa Raih Pendanaan Seri C dari Grab, Kukuhkan Sinergi Grab - Bareksa - OVO
Analisis Bareksa melihat reksadana saham berpeluang mengalami penguatan mengikuti bursa saham global. Pergerakan reksadana pendapatan tetap juga diproyeksikan cenderung stagnan mengingat yield obligasi Indonesia sudah priced in terhadap keputusan the Fed.
Bank Indonesia kemungkinan masih akan tetap mempertahankan suku bunga acuannya hingga akhir semester pertama tahun ini, mengingat inflasi dalam negeri masih stabil.
Investor dapat mempertimbangkan akumulasi bertahap di reksadana berbasis big saham caps karena tingginya aliran dana asing yang masuk ke saham tersebut.
Beberapa reksadana saham, reksadana indeks dan reksadana pendapatan tetap yang bisa dipertimbangkan oleh investor dengan profil risiko agresif dan moderat adalah sebagai berikut :
Imbal Hasil 6 Bulan (16 Maret 2022)
RHB SRI KEHATI Index Fund : 21,74 persen
Syailendra MSCI Indonesia Value Index Fund Kelas A : 20,7 persen
Eastspring Investments Value Discovery Kelas A : 14,58 persen
TRIM Kapital Plus : 12,71 persen
Imbal Hasil 3 Tahun (per 16 Maret 2022)
TRIM Dana Tetap 2 : 21,03 persen
Syailendra Pendapatan Tetap Premium : 31,72 persen
Baca : Kolaborasi PT Pegadaian - Bareksa, Hadirkan Tabungan Emas Online untuk Investasi Terintegrasi
(Sigma Kinasih/Ariyanto Dipo Sucahyo/AM)
***
Ingin berinvestasi aman di emas dan reksadana secara online yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Beli emas, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS
DISCLAIMER
Investasi reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.