Bareksa.com - Mayoritas reksadana pendapatan tetap berbasis obligasi pemerintah(Surat Berharga Negara/SBN) kembali membukukan kenaikan setelah sebelumnya terkoreksi dengan imbal hasil (yield) acuan domestik sempat menyentuh level 6,8 persen.
Menurut analisis Bareksa, menjelang pertemuan Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed) pekan depan, diproyeksikan yield SBN acuan masih akan cenderung stabil. Selain itu, stabilnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS juga berpotensi menopang kinerja obligasi.
Catatan kurs tengah Bank Indonesia (Jisdor), nilai tukar rupiah terhadap dolar AS berada di level Rp14.298 per dolar AS pada Kamis (11/3/2022), atau menguat dibandingkan Rp14.371 per dolar AS pada Rabu.
Berdasarkan data id.investing.com (diakses 10/03/2022 pukul 17.00 WIB) benchmark obligasi pemerintah tercatat tetap di level 6,7 persen pada 10 Maret 2022.
Baca : Bareksa Raih Pendanaan Seri C dari Grab, Kukuhkan Sinergi Grab - Bareksa - OVO
Sementara itu, analisis Bareksa melihat, di tengah ketidakpastian isu global, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih mencatat kinerja positif pada perdagangan kemarin ditopang aliran masuk dana asing yang sepekan terakhir tercatat masih masuk ke IHSG sekitar Rp1,35 triliun.
Penguatan pasar saham juga didorong Indeks Keyakinan Konsumen Februari 2022 yang masih berada di level optimistis. Hal ini turut menopang kinerja reksadana saham dan reksadana indeks. IHSG pada 10 Maret 2022 naik 0,87 persen ke level 6.924,01.
Baca : Kerahkan Sinergi Ekosistem, Grab-OVO Ikut Mendukung Perluasan Distribusi SBN Melalui Bareksa
Analisis Bareksa melihat reksadana saham masih akan bergerak terbatas dengan IHSG kembali mencoba melewati rekor tertingginya pada 6,996.
Selain itu, kinerja reksadana pendapatan tetap diproyeksikan stabil dengan yield di kisaran 6,7 - 6,8 persen sampai The Fed mengumumkan kenaikan suku bunganya pada pekan depan. Sehingga investor tetap dapat melakukan akumulasi bertahap di reksadana pendapatan tetap.
Harga emas dunia kemungkinan akan berada pada level US$1.980 - 2.000 per troy ounce seiring ekspektasi investor terhadap inflasi global yang semakin meningkat akibat tingginya harga komoditas dan energi akibat konflik Ukraina - Rusia.
Harga beli emas Pegadaian di fitur Bareksa Emas pada Jumat (11/3/2022) di level Rp944.000 per gram atau naik dibandingkan Kamis Rp938.000 per gram. Adapun harga beli emas Indogold pada Kamis di Rp937.866 per gram, naik dibandingkan Rabu Rp933.830 per gram.
Baca : Cara Dapat Passive Income Rp7,4 Juta per Bulan
Beberapa produk reksadana pendapatan tetap, reksadana saham dan reksadana indeks yang bisa dipertimbangkan oleh investor dengan profil risiko moderat dan agresif adalah sebagai berikut :
Imbal Hasil 3 Tahun (per 10 Maret 2022)
Manulife Obligasi Negara Indonesia II Kelas A : 27,43 persen
TRAM Strategic Plus : 25,09 persen
Imbal Hasil 6 Bulan (per 10 Maret 2022)
Schroder 90 Plus Equity Fund : 6,35 persen
BNP Paribas Pesona Syariah : 6 persen
Syailendra MSCI Indonesia Value Index Fund Kelas A : 18,26 persen
BNP Paribas Sri Kehati : 17,38 persen
Baca : Kolaborasi PT Pegadaian - Bareksa, Hadirkan Tabungan Emas Online untuk Investasi Terintegrasi
(Sigma Kinasih/Ariyanto Dipo Sucahyo/AM)
***
Ingin berinvestasi aman di emas dan reksadana secara online yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Beli emas, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS
DISCLAIMER
Investasi reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.