Bareksa.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan hari ini (13/12/2021) diperkirakan akan kembali bergerak menguat mengikuti pergerakan mayoritas pergerakan perdagangan bursa Asia pada pagi ini yang juga dibuka menguat.
Menurut analisis Bareksa, para investor sudah lebih siap menghadapi sentimen percepatan pengurangan stimulus yang akan dilakukan oleh Amerika Serikat (AS) pada bulan ini, sehingga pasar saham diperkirakan tidak akan bergerak terlalu fluktuaktif.
IHSG pada perdagangan akhir pekan lalu (10/12/2021) naik 0,14 persen ke level 6.652,92.
Dari pasar obligasi, suku bunga obligasi Pemerintah AS kembali meningkat pada sesi perdagangan Jumat kemarin. Kenaikan tersebut didorong oleh pergerakan kebijakan Bank Sentral AS (The Fed) yang sudah di prediksi keputusannya pada rapat Dewan Gubernur pekan ini yang akan mempercepat pengurangan stimulusnya secara resmi.
Analisis Bareksa menilai investor obligasi Indonesia akan mencermati data laporan makroekonomi seperti laporan neraca perdagangan dan suku bunga acuan BI 7 Days Reverse Repo Rate (BI7DRRR).
Neraca perdagangan Indonesia diperkirakan masih akan tetap surplus pada November, serta BI diprediksi akan tetap menahan suku bunga acuannya di level 3,5 persen.
Baca : Bareksa Raih Pendanaan Seri C dari Grab, Kukuhkan Sinergi Grab - Bareksa - OVO
Di tengah penguatan pasar saham dan prospek positif pasar obligasi di tengah tren pemulihan ekonomi, investor dengan profil risiko agresif dan moderat bisa mempertimbangkan beberapa produk reksadana saham, reksadana campuran dan reksadana pendapatan tetap yang sudah terbukti membukukan kinerja ciamik berikut ini :
Imbal Hasil 1 Tahun (per 10 Desember 2021)
Sucorinvest Maxi Fund : 12,58 persen
Schroder Dana Istimewa : 9,4 persen
Sucorinvest Flexi Fund : 28,06 persen
Syailendra Balanced Opportunity Fund : 27,47 persen
Imbal Hasil 3 Tahun (per 10 Desember 2021)
Syailendra Pendapatan Tetap Premium : 32,89 persen
TRIM Dana Tetap 2 : 23,3 persen
Baca : Investasi Reksadana di Bareksa dapat OVO Poin dan Voucher GrabFood
***
Beberapa peristiwa penting yang jadi perhatian pelaku pasar dan diperkirakan akan memengaruhi pergerakan pasar di antaranya :
Bank Indonesia mengatakan inflasi pada tahun ini akan berada di level 1,64 persen secara tahunan, hal tersebut dilihat dari data hingga minggu kedua Desember yang mengalami inflasi 0,34 persen secara bulanan. Pendorong inflasi pada bulan ini masih di sumbang oleh komoditas bahan pangan seperti cabai, ayam ras dan minyak goreng.
Inflasi Amerika Serikat pada November 2021 mengalami kenaikan tertinggi dalam 39 tahun terakhir, atau sejak 1982, ke level 6,8 persen secara tahunan (YoY). Angka tersebut sesusai dengan ekspektasi pasar dan sedikit lebih tinggi dari konsensus yang memprediksi di level 6.7 persen YoY.
Sementara itu, jika dilihat secara bulanan juga mengalami kenaikan 0,8 persen, dibandingkan konsensus 0,7 persen. Level tersebut mendorong kenaikan indeks saham AS karena cukup sesuai dengan proyeksi pasar.
Perlu diingat, apapun instrumen investasi pilihan kamu, selalu seuaikan dengan profil risiko, jangka waktu dan tujuan investasi kamu ya!
Baca : Kolaborasi PT Pegadaian - Bareksa, Hadirkan Tabungan Emas Online untuk Investasi Terintegrasi
(Ariyanto Dipo Sucahyo/AM)
***
Ingin berinvestasi aman di reksadana yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS
DISCLAIMER
Investasi reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.