Bareksa.com - Menurut analisis Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih akan bergerak fluktuaktif pada perdagangan pada hari ini (6/12/2021), mengingat bursa saham regional juga mengalami penurunan pada awal perdagangan pagi ini.
Investor akan mencermati tingkat keyakinan konsumen serta data realisasi program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) pada pekan ini. Investor juga masih menunggu hasil lebih lanjut mengenai mutasi virus Covid-19 yang baru apakah akan separah varian delta atau tidak.
HSG pada 03 Desember 2021 turun 0,69 persen ke level 6.538,51. Gejolak pasar saham diperkirakan akan berdampak pada kinerja reksadana berbasis saham, seperti reksadana saham, reksadana campuran dan reksadana indeks.
Di sisi lain, dari pasar obligasi, suku bunga obligasi pemerintah Amerika Serikat (AS) kembali tertekan akibat penambahan jumlah tenaga kerja baru nonfarm yang lebih rendah di bandingkan dengan ekspektasi pasar. Meski begitu, angka tingkat pengangguran Negeri Paman Sam tercatat lebih rendah dari ekspektasi pasar.
Analisis Bareksa melihat reksadana berbasis pendapatan tetap akan melanjutkan perbaikan kinerja pada perdagangan hari ini.
Berdasarkan data id.investing.com (diakses 03/12/2021 pukul 17.00 WIB) benchmark obligasi pemerintah tercatat naik ke level 6,5 persen, pada 3 Desember 2021
Baca : Bareksa Raih Pendanaan Seri C dari Grab, Kukuhkan Sinergi Grab - Bareksa - OVO
Di tengah gejolak pasar dan potensi pasar obligasi, investor dengan profil risiko agresif dan moderat bisa mempertimbangkan beberapa produk reksadana saham, reksadana campuran dan reksadana pendapatan tetap yang mencatatkan kinerja ciamik berikut ini :
Imbal Hasil 1 Tahun (per 3 Desember 2021)
Manulife Saham Andalan : 33,73 persen
Eastspring Investments Value Discovery Kelas A : 14,31 persen
Syailendra Balanced Opportunity Fund : 25,71 persen
Sucorinvest Flexi Fund : 25,6 persen
Imbal Hasil 3 Tahun (per 3 Desember 2021)
Sucorinvest Bond Fund : 38,56 persen
Eastspring Syariah Fixed Income Amanah Kelas A : 29,21 persen
Baca : Investasi Reksadana di Bareksa dapat OVO Poin dan Voucher GrabFood
Beberapa peristiwa yang diperhatikan investor dan diperkirakan mempengaruhi pergerakan pasar di antaranya :
Himpunan Pengusaha Muda Indonesia mengatakan saat ini perusahaan telah mempertimbangkan untuk memberikan vaksin booster terhadap para karyawannya melalui skema vaksin berbayar. Akan tetapi, saat ini para pengusaha masih memerlukan harga eceran tertinggi (HET) dari setiap dosis vaksin yang jelas untuk melaksanakan skema tersebut.
Analisis Bareksa melihat dengan adanya keinginan untuk vaksin booster diharapkan kekebalan masyarakat terhadap varian Covid-19 yang baru akan lebih baik lagi, sehingga mendukung pemulihan ekonomi nasional.
Restitusi pajak hingga akhir Oktober 2021 menurut Kementerian Keuangan naik signifikan menjadi Rp171,26 triliun atau meningkat 13,29 persen secara tahunan.
Secara umum, total penerimaan pajak sampai dengan Oktober tahun ini mencapai Rp953,62 triliun, tumbuh 15,32 persen secara tahunan. Setara dengan 77,56 persen dari target akhir tahun 2021 yang sebesar Rp1.229,58 triliun.
Analsis Bareksa menilai dengan meningkatnya penerimaan negara menandakan pertumbuhan ekonomi di Indonesia masih berlanjut serta keyakinan konsumen dan para pengusaha juga semakin bertumbuh.
Perlu diingat, apapun instrumen investasi pilihan kamu, selalu seuaikan dengan profil risiko, jangka waktu dan tujuan investasi kamu ya!
(Sigma Kinasih/AM)
Baca : Kolaborasi PT Pegadaian - Bareksa, Hadirkan Tabungan Emas Online untuk Investasi Terintegrasi
***
Ingin berinvestasi aman di reksadana yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS
DISCLAIMER
Investasi reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.