Bareksa Insight: IHSG Koreksi Tertekan Stimulus China, Saatnya Investasi Saham-saham Ini
Apabila dalam 1-2 minggu IHSG tidak turun lebih dalam menembus support, maka investor dapat mulai akumulasi di saham-saham big caps
Apabila dalam 1-2 minggu IHSG tidak turun lebih dalam menembus support, maka investor dapat mulai akumulasi di saham-saham big caps
Bareksa.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) telah mengalami penurunan cukup signifikan dari level tertinggi 7.900 ke 7.500 atau turun 5% dalam dua pekan (20 Sept-3 Okt 2024). Stimulus yang dikeluarkan Pemerintah China untuk menggenjot ekonomi hingga mencapai pertumbuhan 5% tahun ini, membuat aliran dana asing beralih ke pasar saham Negara Panda tersebut dan berakibat pada tekanan jual di IHSG serta beberapa negara Asia lainnya.
Terlihat dalam sepekan, indeks saham China di mainland maupun Hong Kong melesat hingga 11-20% sementara indeks saham Asia mayoritas melemah. Bahkan dari bursa saham Indonesia, aliran keluar dana asing mencapai Rp6,7 triliun dalam sepekan (per 3 Oktober 2024). Hal ini menyebabkan nilai tukar Rupiah kembali terdepresiasi atau melemah ke level Rp15.400 dari sebelumnya sempat di Rp15.100.
Melihat hal tersebut, artinya tekanan jual masih cukup besar di pasar saham. Lalu kapan waktu yang tepat untuk kembali masuk di IHSG?
Promo Terbaru di Bareksa
Berdasarkan analisa teknikal menggunakan Fibonacci, level support terdekat IHSG berada di 7.450-7.500. Apabila dalam jangka waktu 1-2 minggu IHSG tidak turun lebih dalam menembus level ini, maka investor dapat mulai akumulasi di saham-saham kapitalisasi besar seperti Big Banks, ASII maupun TLKM yang memiliki kinerja keuangan baik, pembayaran dividen yang rutin, serta cocok untuk investasi jangka menengah (di atas 1 tahun).
Namun jika level IHSG 7.500 tertembus, level support berikutnya di 7.300 dan investor dapat wait and see terlebih dahulu hingga IHSG berada pada level yang lebih stabil.
Secara teknikal, berikut level support dan resistance yang dapat digunakan sebagai acuan untuk akumulasi bertahap dari beberapa saham investasi berikut:
Kode Saham | Last Price | Support 1 | Support 2 | Resistance 1 | Resistance 2 |
---|---|---|---|---|---|
BBCA | 10.450 | 10.300 | 10.000 | 10.775 | 10.950 |
BMRI | 7.050 | 6.925 | 6.750 | 7.325 | 7.550 |
BBRI | 4.920 | 4.880 | 4.750 | 5.300 | 5.650 |
BBNI | 5.375 | 5.300 | 5.100 | 5.550 | 5.850 |
ASII | 5.250 | 5.050 | 4.900 | 5.425 | 5.750 |
TLKM | 2.920 | 2.900 | 2.800 | 3.150 | 3.300 |
Sumber: Tim Analis Bareksa, Last Price 3 Okt 2024
Perlu diperhatikan juga, saham-saham di atas juga membagikan dividen rutin dan secara fundamental memiliki target harga menyesuaikan kondisi keuangan, sebagai berikut:
Kode Saham | Last Price | Rata-rata Dividend Yield 5 Tahun | Target Harga | Potential Upside |
---|---|---|---|---|
BBCA | 10.450 | 2,12% | 11.600 | 11% |
BMRI | 7.050 | 4,47% | 8.250 | 17% |
BBRI | 4.920 | 4,15% | 6.200 | 26% |
BBNI | 5.375 | 2,84% | 6.700 | 25% |
ASII | 5.250 | 6,46% | 5.750 | 10% |
TLKM | 2.920 | 5,47% | 4.000 | 37% |
Sumber: Ciptadana Sekuritas & Konsensus Pasar, Last Price 3 Okt 2024
Artinya, bila berinvestasi di saham-saham tersebut, selain mendapatkan potensi keuntungan dari kenaikan harga saham, investor juga berpotensi mendapatkan tambahan dividen di portofolio sahamnya.
Di lain sisi, dalam kondisi apapun, biasanya tetap ada saham yang memiliki peluang menarik untuk dijadikan investasi jangka pendek (trading). Seperti saat ini, dalam kondisi ekonomi China mulai bertumbuh, harga saham komoditas mulai naik karena China membutuhkan batubara dan komoditas lainnya untuk mendorong kegiatan industrinya.
Hal ini tentu akan berdampak positif terhadap saham produsen batubara Indonesia yang melakukan ekspor ke China seperti PTBA dan ADRO. Selain itu, ada juga saham produsen nikel seperti INCO.
Kode Saham | PTBA | ADRO | INCO |
---|---|---|---|
Last price | 3.060 | 3.830 | 4.320 |
Recommendation | Trading Buy | Trading Buy | Trading Buy |
Entry Range | 3.050 | 3.840 | 4.330 |
3.000 | 3.770 | 4.260 | |
Target Price (TP) 1 | 3.100 | 3.930 | 4.500 |
Target Price (TP) 2 | 3.160 | 4.000 | 4.660 |
Stop loss | 2.950 | 3.650 | 4.150 |
Sumber: Tim Analis Bareksa
Investasi Saham di Bareksa
Super app investasi, Bareksa telah meluncurkan fitur Bareksa Saham bekerja sama dengan PT Ciptadana Sekuritas Asia pada Kamis (9/11/2023), di Jakarta. Fitur investasi saham ini melengkapi pilihan produk investasi di Bareksa sebelumnya, yakni reksadana, Surat Berhaga Negara hingga emas. Peluncuran fitur saham seiring target Bareksa mewujudkan misi menjadi satu aplikasi untuk semua investasi.
Dengan begitu, nasabah atau investor Bareksa bisa berinvestasi di beragam instrumen investasi dalam satu genggaman tangan di layar ponsel melalui aplikasi Bareksa. Pengguna bisa berinvestasi sesuai kebutuhan dan profil risikonya guna mencapai target keuangan atau kemerdekaan finansialnya.
(Sigma Kinasih/Ariyanto Dipo Sucahyo/Christian Halim/hm)
***
Ingin berinvestasi aman di saham dan reksadana secara online yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli saham klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Beli emas, klik tautan ini
- Download aplikasi Bareksa di App Store
- Download aplikasi Bareksa di Google Playstore
- Belajar investasi, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS
DISCLAIMER
Investasi saham mengandung risiko dan seluruhnya menjadi tanggung jawab pribadi. Bareksa membuat informasi ini dari materi dan sumber-sumber terpercaya, serta tidak dipengaruhi pihak manapun. Informasi ini bukan merupakan ajakan, ataupun paksaan untuk melakukan transaksi dan Bareksa tidak memberikan jaminan atas transaksi yang dilakukan.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.