Suku Bunga Acuan Turun, Top Barometer Reksadana Indeks Raih Cuan 22% dalam 3 Bulan

Hanum Kusuma Dewi • 24 Sep 2024

an image
Ilustrasi top 5 reksadana terbesar yang digambarkan dengan bintang di atas tangan investor bisnis. (Shutterstock)

Mayoritas indeks saham memiliki porsi saham bank berkapitalisasi besar (Big Banks) yang cukup besar

Bareksa.com - Pasar keuangan mendapatkan sentimen positif setelah pemangkasan suku bunga acuan 50 basis poin atau 0,5% oleh Bank Sentral Amerika Serikat (AS), dan pemangkasan BI Rate 0,25% pekan lalu. Hal ini sudah diantisipasi oleh pasar saham, yang tercermin dari kenaikan indeks saham secara signifikan dalam 3 bulan terakhir jelang pemangkasan suku bunga acuan AS dan Indonesia.

Sejumlah indeks saham seperti IHSG, FTSE Indonesia, IDX30 dan indeks SRI Kehati masing-masing mengalami kenaikan 12,5%; 13,4%; 15,6%; 14,7%. 

Kinerja Indeks Saham 3 Bulan per 20 September 2024, Sumber: Investing.com

Kenaikan tersebut turut mempengaruhi kinerja investasi berbasis saham, termasuk reksadana indeks saham. Dalam 3 bulan terakhir, reksadana indeks di Bareksa yang masuk ke dalam Top 5 Barometer telah mencatat return hingga 22,14% (per 20 September 2024).

Beli STAR Infobank 15

Beli BNP Paribas IDX30 Growth

Kinerja Reksadana Indeks Saham 3 Bulan per 20 September 2024, Sumber: Bareksa

Keunggulan reksadana indeks adalah pergerakannya mengikuti indeks acuannya sehingga kinerja secara umumnya juga mengikuti. Mayoritas indeks saham memiliki porsi saham bank berkapitalisasi besar (Big Banks) yang cukup besar dan kinerjanya juga terdorong dari aliran dana asing yang masuk signifikan ke beberapa saham ini. Maka dari itu, terlihat kenaikan reksadana STAR Infobank 15 dan PNM Indeks INFOBANK 15 juga naik paling tinggi dalam 3 bulan terakhir.

Apalagi, Bank Indonesia dan Bank Sentral Amerika juga telah memangkas suku bunga di bulan September ini. BI Rate turun 0,25% menjadi 6% dan Fed Rate turun 0,5% ke level 4,75-5%. Spread (selisih) suku bunga semakin melebar dan BI Rate masih lebih tinggi dibandingkan suku bunga AS. Artinya, dengan selisih yang menarik tersebut, masih ada potensi aliran dana asing terus mengalir ke Indonesia.

Hal tersebut jadi sentimen positif untuk pasar saham terutama Big Banks dan saham kapitalisasi besar lainnya. Karena, dengan fundamental yang baik dan kapitalisasi pasar terbesar, investor asing biasanya akan mengutamakan masuk ke saham-saham ini.

Maka dari itu, jika IHSG atau indeks saham lainnya mengalami koreksi atau penurunan sementara dapat dijadikan momentum untuk melakukan akumulasi bertahap di reksadana indeks, terutama untuk investor profil risiko agresif dan jangka panjang.

Beli Reksadana, Klik di Sini

(Sigma Kinasih/Christian Halim/Ariyanto Dipo Sucahyo/hm)

***

Ingin berinvestasi aman di emas dan reksadana secara online yang diawasi OJK?

- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Beli emas, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store​
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS

DISCLAIMER

Kinerja masa lalu tidak mencerminkan kinerja di masa mendatang. Investasi reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.