Bareksa.com - Setelah sempat menembus rekor tertinggi barunya (all time high) di level 7.460 pekan lalu, Tim Analis Bareksa memprediksi jika Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih mengalami kenaikan, maka target harga berikutnya bisa menembus 7.650-7.770. Artinya, IHSG masih punya potensi kenaikan sekitar 3-4,5% dari level penutupan akhir pekan lalu di 7,432 (16/8). Prediksi itu berdasarkan hasil analisa teknikal Fibonacci Retracement & Extension.
Meski begitu, IHSG memiliki risiko penurunan dengan kisaran level support 7.290-7.170 atau bisa terkoreksi 2-3,5%. Di sini terlihat jika potensi kenaikan IHSG sedikit lebih besar dari potensi penurunannya. Sepanjang pekan lalu, IHSG berhasil naik 2,41%. Menurut Tim Analis Bareksa, kenaikan indeks saham Tanah Air ditopang oleh sejumlah sentimen positif dari dalam dan luar negeri. Yakni menguatnya potensi pemangkasan suku bunga Amerika Serikat (AS) pada September 2024, pasca rilis data inflasi bulan Juli di level 2,9% secara tahunan (YOY) atau melanjutkan tren penurunan sejak April 2024.
Hal itu jadi sentimen positif untuk pasar keuangan global, termasuk Indonesia yang mencatatkan penguatan nilai tukar rupiah hingga menyentuh Rp15.600 per dolar AS. Bahkan dalam sebulan terakhir, pembelian bersih investor asing di IHSG mencapai Rp7 triliun.
Sumber: Tim Analis Bareksa, TradingView
Menurut Tim Analis Bareksa, di tengah potensi kenaikan IHSG yang bisa menembus 7,700 tersebut, investor bisa menerapkan strategi investasi hold (pertahankan) di saham berkapitalisasi besar (big caps) yang diakumulasi beli oleh asing. Investor juga bisa menerapkan jurus investasi trading buy untuk saham mid maupun small caps dengan target harga dan risiko yang terukur.
Berikut beberapa saham yang diakumulasi oleh investor asing sejak awal Agustus 2024, dan dapat dicermati untuk investasi hingga jangka menengah karena mayoritas kinerja keuangannya positif secara historis.
Kode Saham | Top 10 Foreign Net Buy | Last Price (16/08) | Target Price 2024 | Potential Upside |
BMRI | Rp2,8 triliun | Rp7.075 | Rp7.350 | 4% |
BBCA | Rp566 miliar | Rp10.325 | Rp11.600 | 12% |
ASII | Rp403 miliar | Rp4.970 | Rp5.900 | 19% |
INDF | Rp236 miliar | Rp6.525 | Rp6.600 | 1% |
TLKM | Rp234 miliar | Rp2.960 | Rp4.200 | 42% |
AMRT* | Rp196 miliar | Rp2.850 | Rp3.390 | 19% |
TPIA | Rp191 miliar | Rp10.100 | - | - |
KLBF | Rp191 miliar | Rp1.650 | Rp1.700 | 3% |
ICBP | Rp173 miliar | Rp11.375 | Rp13.500 | 19% |
ADRO | Rp168 miliar | Rp3.280 | Rp3.400 | 4% |
Sumber: Tim Analis Bareksa, Target Price Ciptadana Sekuritas (*): Target harga konsensus.
Top Foreign Net Buy pada 1-16 Agustus 2024.
Saham yang terbanyak diborong asing pada Agustus 2024 (MTD per 16/8) mencapai Rp2,8 triliun ialah PT Bank Mandiri Tbk (BMRI). Dengan target harga Rp7.350, maka saham bank pelat merah itu punya potensi kenaikan 4% dibandingkan harga penutupan Rp7.075. Saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) diborong asing Rp566 miliar, dengan target harga Rp11.600, sehingga saham bank swasta terbesar Tanah Air punya potensi kenaikan 12% dari harga penutupan Rp10.325.
Saham PT Astra International Tbk (ASII) diserok asing Rp403 miliar. Dengan target harga Rp5.900, maka saham ASII punya potensi kenaikan 19% dari harga penutupan Ep4.970. Berikutnya saham PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) dibeli asing Rp236 miliar, dengan target harga saham Rp6.600, sehingga berpotensi naik 1% dari level penutupan Rp6.525.
Asing juga tercatat memborong saham PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) senilai Rp234 miliar. Dengan target harga Rp4.200, saham operator telekomunikasi itu berpeluang naik 42% dari harga penutupan Rp2.960. Rekomendasi saham selengkapnya seperti tertera dalam tabel.
(Sigma Kinasih/Ariyanto Dipo Sucahyo/Christian Halim/AM)
***
Ingin berinvestasi aman di saham dan reksadana secara online yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli saham klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Beli emas, klik tautan ini
- Download aplikasi Bareksa di App Store
- Download aplikasi Bareksa di Google Playstore
- Belajar investasi, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS
DISCLAIMER
Investasi saham mengandung risiko dan seluruhnya menjadi tanggung jawab pribadi. Bareksa membuat informasi ini dari materi dan sumber-sumber terpercaya, serta tidak dipengaruhi pihak manapun. Informasi ini bukan merupakan ajakan, ataupun paksaan untuk melakukan transaksi dan Bareksa tidak memberikan jaminan atas transaksi yang dilakukan.