BeritaArrow iconBareksa InsightArrow iconArtikel

Bareksa Insight: Jurus Ciamik Lawan Koreksi Pasar Obligasi Amerika Serikat

Hanum Kusuma Dewi16 Oktober 2023
Tags:
Bareksa Insight: Jurus Ciamik Lawan Koreksi Pasar Obligasi Amerika Serikat
Ilustrasi pasar obligasi AS yang terkoreksi dan berdampak pada pasar obligasi Indonesia yang digambarkan dengan grafik obligasi dan dolar AS. (Shutterstock)

Reksadana berbasis obligasi korporasi masih menjadi rekomendasi Tim Analis Bareksa

Bareksa.com - Tim Analis Bareksa tetap merekomendasikan penempatan dana investasi terbesar pada reksadana obligasi korporasi seperti Capital Fixed Income Fund, STAR Stable Income Fund, I-Hajj Syariah Fund dan Trimegah Fixed Income Plan. Produk-produk tersebut juga memiliki potensi kenaikan running yield karena menjelang penutupan tahun, semakin banyak perusahaan berbondong-bondong menerbitkan obligasi dengan kupon lebih tinggi untuk mendanai rencana ekspansi.

Beli Capital Fixed Income Fund

Beli STAR Stable Income Fund

Promo Terbaru di Bareksa


Tabel Imbal Hasil dan Dana Kelolaan Reksadana Rekomendasi Bareksa

Nama Produk

Dana Kelolaan

Imbal Hasil

1 Januari - 13 Oktober 2023

1 Tahun

Capital Fixed Income Fund

Rp 108,18 Miliar

6,1%

8,1%

STAR Stable Income Fund

Rp 3,22 Triliun

5,78%

7,22%

Trimegah Fixed Income Plan

Rp 4,96 Triliun

4,72%

5,98%

I-Hajj Syariah Fund

Rp 1,94 Triliun

5,46%

6,91%

Sumber: Tim Analis Bareksa, data per 13 Oktober 2023, dana kelolaan per September 2023

Beli Trimegah Fixed Income Plan

Beli I-Hajj Syariah Fund

Di samping itu, mempertimbangkan kondisi global saat ini, Smart Investor dapat mengambil 5 langkah ini agar hasil investasi tidak boncos:

1. Hindari investasi di obligasi pemerintah tenor panjang
2. Diversifikasi investasi ke reksadana obligasi korporasi karena kupon lebih tinggi dan tenor lebih pendek
3. Diversifikasi investasi ke instrumen pasar uang
4. Pertimbangkan emas yang mulai bersinar merespons perang Israel - Palestina
5. Koreksi pasar saham bisa jadi kesempatan untuk berinvestasi di harga murah.

Beli Emas Logam Mulia, Klik di Sini

Alasannya, Tim Analis Bareksa melihat ketidakpastian masih cukup tinggi setelah inflasi di tingkat produsen AS dilaporkan lebih besar dibandingkan ekspektasi pasar walaupun terjadi penurunan secara bulanan. Pada Kamis pekan lalu, dilaporkan juga inflasi AS masih mengalami kenaikan secara tahunan walaupun tipis ke level 3,7% dari proyeksinya hanya di 3,6%. Kabar gembiranya inflasi inti berhasil ditekan turun ke level 4,1% dari sebelumnya ke level 4,3%.

Kenaikan Inflasi AS Hasil dari Pasar Tenaga Kerja yang Solid

Illustration

Sumber: Bloomberg, Bureau of Labor Statistics

Koreksi Pasar Obligasi AS

Di awal pekan lalu, terlihat aksi beli obligasi negara AS yang membuat yield sempat menyentuh level 4,5%. Akan tetapi, setelah melihat data inflasi AS meningkat, para pelaku pasar langsung menjual hingga yield obligasi AS menyentuh level 4,67%. Kekhawatiran tersebut dikarenakan inflasi yang tinggi akan membuat Bank Sentral AS tetap menaikkan suku bunganya tahun ini walaupun mayoritas investor saat ini percaya suku bunga tidak bakal dinaikkan lagi.

Yield obligasi AS yang meningkat bisa membuat dampak negatif ke pasar modal Indonesia dikarenakan Indonesia masih dikategorikan sebagai negara berkembang yang memiliki risiko “lebih tinggi” dibandingkan dengan negara maju. Kenaikan yield obligasi AS juga akan membuat investor kembali berburu dolar dan obligasi pemerintah AS sehingga nilai tukar Indonesia diproyeksi kembali tertekan.

Seperti terlihat di dalam grafik, mayoritas analis memperkirakan suku bunga acuan AS masih tetap di 525-550 basis poin, dengan keyakinan sebesar 86,70%. Keyakinan ini semakin meningkat bila dibandingkan sebulan lalu, yang hanya sebesar 55,80%.

Keyakinan Analis terhadap Harapan Suku Bunga AS Tetap

Illustration

Sumber: CME Group, diolah Bareksa

Sementara itu, dari regional, China memberikan sentimen yang mengkhawatirkan dengan inflasi tahunan mereka berada dalam posisi 0% dibandingkan dengan target pada 0,3% dan inflasi bulanan juga lebih rendah dibandingkan dengan ekspektasi pasar pada 0,2%. Hal tersebut bisa menjadi sinyal bahwa perlambatan ekonomi di China bakal sulit diatasi dalam waktu singkat.

Perlu diingat kembali, investasi mengandung risiko, sehingga investor perlu membekali diri dengan informasi soal potensi keuntungan dan risiko dari investasinya di pasar keuangan.

Klik untuk Beli Reksadana Sekarang

(Christian Halim/Sigma Kinasih/Ariyanto Dipo Sucahyo/hm)

***

Ingin berinvestasi aman di emas dan reksadana secara online yang diawasi OJK?

- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Beli emas, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store​
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS

DISCLAIMER

Kinerja masa lalu tidak mencerminkan kinerja di masa mendatang. Investasi reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.





Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A

1.385,82

Up0,23%
Up4,09%
Up7,79%
Up8,03%
Up19,38%
Up38,35%

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.095,66

Up0,21%
Up4,11%
Up7,21%
Up7,45%
Up2,88%
-

STAR Stable Amanah Sukuk

autodebet

1.085,69

Up0,58%
Up3,99%
Up7,68%
Up7,82%
--

Capital Fixed Income Fund

autodebet

1.854,91

Up0,57%
Up3,86%
Up7,26%
Up7,40%
Up17,49%
Up40,87%

Insight Renewable Energy Fund

2.289,21

Up0,83%
Up4,10%
Up7,42%
Up7,55%
Up19,87%
Up35,83%

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua