Bareksa Insight : Yield Surat Utang AS Rekor, Amankan Investasi di Reksadana Obligasi Korporasi
Sebulan terakhir, Indeks Harga Obligasi Korporasi jadi satu-satunya yang mencatatkan kinerja positif
Sebulan terakhir, Indeks Harga Obligasi Korporasi jadi satu-satunya yang mencatatkan kinerja positif
Bareksa.com - Tim Analis Bareksa menyatakan seiring gejolak pasar modal dalam beberapa waktu terakhir, maka investor bisa mencermati beberapa hal berikut :
1. Kenaikan suku bunga Amerika Serikat (AS) Fed Funds Rate pada Juli 2023, serta potensi berlanjutnya era tingkat suku bunga tinggi telah mendorong lonjakan yield (ekspektasi imbal hasil) acuan Obligasi Pemerintah AS ke level tertinggi dalam 16 tahun terakhir di 4,3% pada Kamis (17/8/2023).
2. Indonesia mencatat defisit transaksi berjalan (current account deficit) US$1,9 miliar pada kuartal II 2023, dari sebelumnya surplus US$3 miliar di kuartal I 2023. Ini merupakan defisit pertama kali dalam 2 tahun terakhir.
Promo Terbaru di Bareksa
3. Hal itu mengakibatkan yield acuan Surat Berharga Negara (SBN) RI melesat ke 6,7% pekan ini, tertinggi sejak April 2023. Asing melakukan jual bersih SBN senilai Rp3 triliun dalam seminggu terakhir (per 21/8/2023).
4. Sepekan terakhir, investor asing juga cenderung melakukan aksi jual dari pasar saham Tanah Air sekitar Rp1,3 triliun (per 21/8/2023), terutama dari saham big caps (berkapitalisasi besar).
Apa Dampaknya?
Harga obligasi baik berdasarkan Indeks Harga Obligasi Gabungan, Indeks Harga Obligasi Negara maupun Indeks Harga Obligasi Korporasi kompak melemah sepekan terakhir. Namun sebulan terakhir, Indeks Harga Obligasi Korporasi jadi satu-satunya yang mencatatkan kinerja (return) positif.
Sumber : PHEI, diolah Tim Analis Bareksa, data per 21/8/2023
Di pasar saham, kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), indeks LQ45 atau merupakan indeks saham-saham paling likuid dan Jakarta Islamic Index (JII) atau indeks saham syariah juga sama-sama tertekan sepekan terakhir. Sebulan terakhir, hanya JII yang mencatatkan kinerja positif.
Sumber : BEI, diolah Tim Analis Bareksa, data per 21/8/2023
Apa yang bisa dicermati investor?
Sepanjang tahun berjalan hingga 21/8/2023 atau sekitar lebih dari 7,5 bulan terakhir, yield acuan SBN Indonesia pernah menyentuh level 7%, dari saat ini di level 6,7%. Menurut Tim Analis Bareksa, masih ada potensi pelemahan harga Obligasi Negara.
Sumber: CNBC Indonesia, data per 21/8/2023
Apa rekomendasinya?
1. Menurut Tim Analis Bareksa, investor bisa tetap mendiversifikasi investasinya di reksadana berbasis obligasi korporasi yang punya potensi kinerja stabil. Beberapa produk reksadana yang bisa dipertimbangkan ialah :
Sumber : Tim Analis Bareksa, data per 21/8/2023
Beli Capital Fixed Income Fund di Sini
Beli Trimegah Fixed Income Plan di Sini
2. Investor juga bisa mempertimbangkan reksadana berbasis Obligasi Negara, jika yield acuan semakin mendekati 7%. Beberapa produk reksadana berbasis SBN yang bisa dipertimbangkan ialah :
Sumber : Tim Analis Bareksa, data per 21/8/2023
Beli Allianz Fixed Income di Sini
Beli Manulife Obligasi Negara Indonesia II di Sini
3. Pasar saham bergerak mendatar sebulan terakhir. Secara teknikal, level atas (resistance) IHSG berada di 7.000. Jika melihat level saat ini di 6.900, maka ada potensi kenaikan terbatas. Sehingga Tim Analis Bareksa menyarankan investor bisa mencermati reksadana indeks, jika IHSG dapat turun ke kisaran level 6.700-6.850. Beberapa produk reksadana indeks yang bisa dipertimbangkan ialah :
Sumber: Tim Analis Bareksa, data per 21/8/2023
Beli Trimegah FTSE Indonesia Low Volatility Index
Beli BNP Paribas Sri Kehati di Sini
(Ariyanto Dipo Sucahyo/Sigma Kinasih/Christian Halim/AM)
***
Ingin berinvestasi aman di emas dan reksadana secara online yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Beli emas, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS
DISCLAIMER
Kinerja masa lalu tidak mencerminkan kinerja di masa mendatang. Investasi reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.387,87 | 0,32% | 4,14% | 7,95% | 7,95% | 19,33% | 38,23% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.096,95 | 0,27% | 4,13% | 7,33% | 7,33% | 5,39% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.086,78 | 0,54% | 4,03% | 7,79% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.856,89 | 0,55% | 3,90% | 7,38% | 7,38% | 17,38% | 40,53% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.291,51 | 0,74% | 4,13% | 7,53% | 7,53% | 19,73% | 35,75% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.