Bareksa.com - Reksadana saham berisikan emiten nikel berpotensi mendapatkan keuntungan, didorong kebijakan pemerintah yang mendukung hilirisasi. Smart Investor Bareksa dapat mengkombinasikan reksadana saham dengan Surat Berharga Negara (SBN) Ritel dalam portofolio untuk mendapatkan imbal hasil optimal dan risiko yang terdiversifikasi.
Kebijakan pemerintah mendukung hilirisasi dengan melarang ekspor bijih nikel secara langsung ke luar negeri. Pada saat yang sama, pemerintah menggalakkan pembangunan smelter di dalam negeri untuk meningkatkan nilai ekspor. Pada Juni 2023, Indonesia juga berencana melarang ekspor bauksit mentah.
Indonesia merupakan pemilik cadangan nikel terbesar di dunia dengan cadangan sebesar 21 juta metrik ton. Di tengah era pembuatan kendaraan listrik dan energi ramah lingkungan, Indonesia akan diuntungkan karena bahan baku banyak terdapat di Indonesia.
Berikut beberapa reksadana saham yang memiliki saham produsen nikel, sehingga dapat dicermati Smart Investor:
Sumber: Tim Analis Bareksa, data per 24 Januari 2023
Di samping itu, pemerintah juga memiliki program untuk menggalakkan hilirisasi produk ekspor Indonesia terutama dari industri logam dasar, barang logam dan hasil pengolahan petrokimia. Program hilirisasi ini membuat Indonesia selama 2 tahun terakhir berhasil meningkatkan jumlah investasi dalam negeri baik dari pemodal asing maupun dalam negeri.
Hilirisasi juga mendorong penanaman modal pada sektor pertambangan dan industri logam yang nilainya mencapai Rp39,8 triliun dan Rp39,4 triliun di kuartal empat 2022. Penyerapan tenaga kerja juga meningkat pada 2022 dari hasil investasi dengan total tenaga kerja yang terserap sebesar 339.879 orang.
Secara umum, data dari BKPM menunjukkan total realisasi investasi langsung di Indonesia dalam tren peningkatan sejak 2017. Bahkan, dalam kuartal keempat 2022, terdapat peningkatan tajam nilai realisasi investasi di Indonesia.
Grafik Realisasi Investasi Meningkat dari 2017
Sumber: BKPM, Tim Analis Bareksa
Selama 2022, jumlah penyerapan tenaga kerja mencapai 1.305.001 orang melalui sisi investasi yang ada di Indonesia. Hal ini akan mendorong konsumsi masyarakat akan kembali meningkat dan optimisme masyarakat akan menjadi lebih baik.
Investasi dari Sisi Industri Manufaktur Meningkat Signifikan
Sumber: Mandiri Sekuritas Research Report
Sehingga, hilirisasi tersebut tidak hanya menguntungkan produsen logam, tapi juga mendorong kenaikan penyerapan tenaga kerja yang tinggi serta menopang pertumbuhan ekonomi Indonesia di kisaran 5,1-5,2% tahun ini. Kuatnya fundamental Indonesia membuat Rupiah kembali atraktif dan investor juga menilai bahwa era kenaikan suku bunga akan segera berhenti.
Di sisi lain, Tim Analis Bareksa melihat penguatan fundamental ekonomi dan Rupiah membuat pasar saham dan pasar obligasi Indonesia kembali dilirik oleh investor asing. Namun, dana yang masuk pasar saham diperkirakan baru akan marak di semester 2 tahun ini karena mereka akan lebih fokus ke pasar saham China dan AS yang sudah terkoreksi tajam tahun lalu.
Selain tetap berinvestasi pada reksadana saham berbasis saham produsen nikel, Smart Investor juga dapat mempertimbangkan untuk melakukan strategi investasi berikut.
Sumber: Tim Analis Bareksa, Data Return 24 Januari 2023. *Total return NAV + dividen
Perlu diingat kembali, investasi mengandung risiko, sehingga investor juga perlu membekali diri mengenai peluang keuntungan maupun risiko yang ada di pasar keuangan.
(Ariyanto Dipo Sucahyo/Sigma Kinasih/hm)
***
Ingin berinvestasi aman di emas dan reksadana secara online yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Beli emas, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS
DISCLAIMER
Kinerja masa lalu tidak mencerminkan kinerja di masa mendatang. Investasi reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan dalam berinvestasi reksadana.