Bareksa.com - Tim Analis Bareksa menyarankan Smart Investor menerapkan 2 jurus ini agar agar kinerja investasinya maksimal, saat kecemasan pelaku pasar atas potensi resesi global 2023 mulai mereda :
1. Smart investor bisa berinvestasi di reksadana pendapatan tetap berbasis obligasi korporasi, sebagai pondasi awal di semester I tahun ini. Smart Investor disarankan untuk menambah bobot investasi di reksadana jenis ini. Sebab, saat ini ekspektasi imbal hasil (yield) Obligasi Negara sudah hampir mendekati puncaknya dan rawan terkoreksi.
Seiring kecemasan atas potensi resesi global yang semakin berkurang ke depannya, maka imbal hasil reksadana pendapatan tetap berbasis obligasi korporasi akan semakin atraktif. Kecemasan resesi ekonomi 2023 mulai mereda, karena pelaku pasar berharap beberapa negara besar seperti Amerika Serikat dan Uni Eropa bisa terhindar dari resesi.
Kecemasan resesi mulai berkurang setelah Amerika Serikat (AS) pada Kamis pekan lalu merilis data pertumbuhan ekonomi kuartal IV 2022 yang tumbuh 2,9%. Realisasi itu lebih tinggi dari konsensus pasar 2,8%. Sepanjang 2022, ekonomi Negara Paman Sam tumbuh 2,1%. Pada 2021, ekonomi AS berhasil melesat 5,9% ditopang pulihnya permintaan pasca pandemi, yang merupakan kinerja terbaik sejak 1984.
Seiring potensi resesi yang mulai mereda, para analis memprediksi Bank Sentral AS The Federal Reserve (The Fed) pada pertemuan 31 Januari-1 Februari 2023 hanya akan menaikkan suku bunga acuan 25 basis poin atau 0,25%, lebih rendah dari Desember 2022 yang naik 0,5%. Saat ini, suku bunga AS di level 4,25 - 4,5%.
Sebelumnya Anggota Dewan Pengurus Bank Sentral Eropa (ECB), Francois Villeroy de Galhau menyatakan optimistis negara-negara Eropa bisa hindari resesi. Sebab, resesi telah diperkirakan sejak awal oleh ECB, sehingga sudah semestinya bisa diantisipasi dengan baik dengan berbagai pendekatan.
Optimisme pasar itu akan membuat yield Obligasi Negara AS (US Treasury) lebih melandai dan membuat pasar modal global lebih stabil. Jika pasar global stabil, maka potensi arus dana asing masuk ke pasar modal RI juga cukup besar. Menurut data CNBC Indonesia, yield acuan Surat Berharga Negara (SBN) 10 tahun pada Jumat (27/1/2023) pukul 17.12 WIB di level 6,727% atau menguat 0,044 poin.
Baca juga : Bareksa Insight Weekly: Reksadana Saham Berbasis Nikel Berpotensi Cuan Tahun Ini
Rencanakan Investasimu di Reksadana, Klik di Sini
2. Smart investor juga bisa investasi secara bertahap di reksadana saham yang berinvestasi di sektor yang berkaitan dengan tema investasi global, yakni energi terbarukan dan lingkungan, sosial dan tata kelola yang baik (ESG). Sebab, investasi berkelanjutan diprediksi akan semakin menarik dan jadi tren di masa mendatang.
Kami melihat rentang Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di 6.700-6.900 masih merupakan yang atraktif untuk masuk berinvestasi dengan target IHSG di kisaran 7.500-7.700 pada 2023. Pasar saham Tanah Air yang tercermin dari kinerja IHSG pada Jumat (27/1/2023) ditutup menguat 0,5% di level 6.898,98 atau sepekan terakhir naik 0,93%.
Simak juga : Bareksa Insight : Potensi January Effect Menguat, Pilih SBR012 dan Reksadana Ini Agar Cuan Melesat
Segera Investasi di Reksadana Sekarang, Klik di Sini
Beberapa produk reksadana pendapatan tetap dan reksadana saham yang bisa dipertimbangkan Smart Investor dengan profil risiko moderat dan agresif ialah sebagai berikut :
Kinerja Imbal Hasil 1 Tahun (per 27 Januari 2023)
Top picks :
- Syailendra Pendapatan Tetap Premium : 7,76%
- MNC Dana Likuid : 7,72%
- Avrist Ada Saham Blue Safir : 7,81%
- Allianz Alpha Sector Rotation : 11,57%
Lihat juga : Bareksa Insight : Asing Terus Buru SBN, Ini Jurus Cuan Investasi Reksadana
Segera Investasi di Reksadana Sekarang, Klik di Sini
Untuk diketahui, reksadana adalah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang telah terkumpul tersebut nantinya akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi, atau deposito.
Reksadana juga diartikan sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka.
Baca juga : Bareksa Insight : Investasi Asing di RI Meroket 44% di 2022, Ini Dampaknya ke Reksadana
Segera Investasi di Reksadana Sekarang, Klik di Sini
(Ariyanto Dipo Sucahyo/AM)
***
Ingin berinvestasi aman di emas dan reksadana secara online yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Beli emas, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS
DISCLAIMER
Kinerja masa lalu tidak mencerminkan kinerja di masa mendatang. Investasi reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.