Bareksa Insight : Inflasi RI di 2022 Capai 5,51%, Cuan Reksadana Ini Bisa Kalahkan Inflasi
Laju inflasi Indonesia pada 2022 masih terjaga baik, di tengah tren lonjakan inflasi global
Laju inflasi Indonesia pada 2022 masih terjaga baik, di tengah tren lonjakan inflasi global
Bareksa.com - Badan Pusat Statistik (2/1/2023) mengumumkan laju Inflasi Indonesia sepanjang 2022 masih terjaga dan berhasil ditekan di bawah level 6%. Inflasi tahun kalender Januari - Desember 2022, maupun inflasi secara tahunan (YOY) antara Desember 2022 terhadap 2021, tercatat 5,51%.
Inflasi tahunan terbesar berasal dari kelompok transportasi yang mencapai 15,26% dan memberikan andil 1,84% terhadap inflasi 2022. Komoditas penyumbang inflasi secara tahunan terbesar ialah bensin, bahan bakar rumah tangga, tarif angkutan udara, rokok kretek filter, telur ayam ras dan harga kontrak rumah.
Laju inflasi sepanjang 2022 jauh lebih kencang dari 2021 dan 2020 yang masing-masing hanya inflasi 1,87% dan 1,68%. Meski begitu, Tim Analis Bareksa menilai laju inflasi Indonesia pada 2022 masih terjaga baik, di tengah tren lonjakan inflasi global.
Promo Terbaru di Bareksa
Baca juga : Bareksa Insight : Potensi January Effect 2023 dan Kinerja Reksadana Paling Cuan 2022
Rencanakan Investasimu di Reksadana, Klik di Sini
Inflasi secara bulanan pada Desember 2022 dinilai cukup terjaga dengan laju 0,66% akibat perayaan hari besar keagamaan. Inflasi tertinggi berasal dari sektor makanan, minuman dan tembakau. Inflasi diartikan sebagai kenaikan harga barang dan jasa secara umum dan terus menerus dalam jangka waktu tertentu.
Kinerja inflasi RI jadi salah satu faktor yang dicermati para pelaku pasar. Kinerja pasar saham Tanah Air yang tercermin dari Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada Senin (2/1/2023), atau merupakan hari pertama di 2023, stagnan atau naik sangat tipis 0,0053% di level 6.850,98.
Berdasarkan data CNBC Indonesia, imbal hasil (yield) acuan Surat Berharga Negara (SBN) 10 tahun pada Senin (2/1/2023) pukul 19.35 WIB juga stagnan di level 6,966%.
Lihat juga : Bareksa Insight : Potensi January Effect 2023, Cuan Reksadana Saham Bisa Meroket
Ingin Cuan dari Investasi di Reksadana, Klik di Sini
Apa yang bisa dilakukan Smart Investor?
Mempertimbangkan lonjakan inflasi RI di 2022, Tim Analis Bareksa menyarankan agar Smart Investor mencermati 4 faktor ini agar kinerja investasinya tetap maksimal dan mampu mencatatkan cuan di atas inflasi :
1. Tim Analis Bareksa menilai level inflasi RI yang terjaga dengan baik akan terus mendorong konsumsi masyarakat tetap baik dan indeks keyakinan konsumen bisa lebih tinggi di 2023. Sehingga ekonomi RI dapat bertumbuh lebih baik pada tahun ini
2. Smart Investor direkomendasikan tetap berinvestasi di reksadana saham dan reksadana indeks di tengah pelemahan pasar saham saat ini. Sebab, level IHSG 6.600 - 6.800 merupakan titik yang baik untuk berinvestasi di reksadana berbasis saham.
3. Kuatnya konsumsi dalam negeri juga bisa berpotensi mendorong kinerja reksadana berbasis saham sektor perbankan dan konsumsi menguat tahun ini.
4.Smart Investor juga disarankan untuk tetap berinvestasi di reksadana berbasis obligasi korporasi guna mendiversifikasi portofolio investasinya.
Simak juga : Bareksa Insight : Ini Jenis Reksadana yang Paling Diincar Investor Sepanjang 2022
Siapkan Dana Darurat dengan Investasi di Reksadana, Klik di Sini
Beberapa produk reksadana indeks, reksadana saham dan reksadana pendapatan tetap yang bisa dipertimbangkan Smart Investor dengan profil risiko agresif dan moderat dengan potensi imbal hasil bisa mengalahkan inflasi ialah sebagai berikut :
Imbal Hasil 1 Tahun (per 2 Januari 2023)
Reksadana Indeks
BNP Paribas Sri Kehati : 13,25%
Reksadana Saham
Schroder Dana Prestasi Plus : 11,96%
Reksadana Pendapatan Tetap
Syailendra Pendapatan Tetap Premium : 7,73%
Baca juga : Bareksa Insight : Jurus Cuan Investasi Reksadana Saat Optimisme Window Dressing Memudar
Mau Potensi Cuan dari Invetasi Emas, Klik di Sini
Untuk diketahui, reksadana adalah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang telah terkumpul tersebut nantinya akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi, atau deposito.
Reksadana juga diartikan sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka.
Simak juga : Bareksa Insight : Jurus Cuan Investasi Reksadana Saat Optimisme Pasar Turun Jelang Akhir Tahun
Segera Investasi di Reksadana Sekarang, Klik di Sini
(Ariyanto Dipo Sucahyo/AM)
***
Ingin berinvestasi aman di emas dan reksadana secara online yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Beli emas, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS
DISCLAIMER
Kinerja masa lalu tidak mencerminkan kinerja di masa mendatang. Investasi reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.382,96 | 0,58% | 4,31% | 7,57% | 8,73% | 19,20% | - |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.094,08 | 0,44% | 4,48% | 7,05% | 7,51% | 2,61% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.079,18 | 0,60% | 3,97% | 7,04% | 7,74% | - | - |
Capital Fixed Income Fund | 1.844,13 | 0,53% | 3,89% | 6,64% | 7,38% | 16,99% | 40,43% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.269,81 | 0,81% | 3,87% | 6,51% | 7,19% | 20,23% | 35,64% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.