Bareksa.com - Tim Analis Bareksa mencatat, secara historis pada Bulan Januari, sebelum masa pandemi Covid-19, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) selalu membukukan kinerja positif dengan probabilitas hingga 80%. Mengawali 2023, January effet diprediksi terjadi tahun ini didukung dampak pandemi yang sudah minim, serta Presiden Joko widodo yang mencabut status PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat).
January effect adalah fenomena yang dipercaya dapat menaikkan harga saham di awal tahun. Tim Analis Bareksa menyarankan Smart Investor dapat mempertimbangkan potensi kenaikan pasar saham akibat January Effect, untuk berinvestasi di reksadana berbasis saham.
Baca juga : Bareksa Insight : Ini Jenis Reksadana yang Paling Diincar Investor Sepanjang 2022
Rencanakan Investasimu di Reksadana, Klik di Sini
Pada penutupan perdagangan Jumat (30/12/2022), pasar saham Tanah Air yang tercermin dari kinerja IHSG ditutup di level 6.850 atau melemah 0,14% dari hari sebelumnya. Namun sepanjang 2022, IHSG berhasil tumbuh 4,08%.
Meskipun kenaikan itu melambat dibandingkan 2021, di mana IHSG meningkat 10,08%, namun kenaikan itu berhasil dicatatkan IHSG di tengah penurunan mayoritas bursa negara-negara dunia akibat fluktuasi pasar global.
Berdasarkan data CNBC Indonesia, imbal hasil (yield) acuan Surat Berharga Negara (SBN) 10 tahun pada Jumat (30/12/2022) di level 6,925% atau menguat 0,03.
Simak juga : Bareksa Insight : Jurus Cuan Investasi Reksadana Saat Optimisme Window Dressing Memudar
Ingin Cuan dari Investasi di Reksadana, Klik di Sini
Mempertimbangkan potensi January Effect tahun ini, Tim Analis Bareksa menyarankan Smart Investor menerapkan 2 jurus ini agar investasinya mencatatkan kinerja maksimal :
1. Selain berinvestasi di reksadana berbasis saham, Smart Investor juga disarankan berinvestasi di reksadana pendapatan tetap berbasis obligasi korporasi untuk menjaga stabilitas kinerja portofolionya.
2. Selain itu, Smart Investor juga bisa diversifikasi investasi di reksadana pasar uang dan emas logam mulia untuk mnengoptimalkan kinerja portofolionya.
Lihat juga : Bareksa Insight : Tanda Window Dressing Mulai Tampak, Cuan Reksadana Ini Bisa Melonjak
Siapkan Dana Darurat dengan Investasi di Reksadana, Klik di Sini
Beberapa produk reksadana reksadana saham, reksadana indeks, reksadana pendapatan tetap dan reksadana pasar uang yang bisa dipertimbangkan Smart Investor dengan profil risiko agresif, moderat dan konservatif ialah sebagai berikut :
Imbal Hasil 1 Tahun (per 30 Desember 2022)
BNP Paribas Sri Kehati : 13,43%
Schroder Dana Prestasi Plus : 12,53%
Sucorinvest Sharia Sukuk Fund : 6,46%
Majoris Pasar Uang Syariah Indonesia : 4,01%
Harga Emas Pegadaian : Rp956.000 per gram
Harga Emas Treasury : Rp943.378 per gram
Harga Emas spot (pukul 7.51 WIB) : US$1.827 per ounce
Harga Emas Antam : Rp1.026.000 per gram
Baca juga : Bareksa Insight : Pasar Cermati Lonjakan Kasus Covid-19 China, Ini Cara Cuan Investasi Reksadana
Mau Potensi Cuan dari Invetasi Emas, Klik di Sini
Untuk diketahui, reksadana adalah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang telah terkumpul tersebut nantinya akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi, atau deposito.
Reksadana juga diartikan sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka.
Simak juga : Bareksa Insight : Jurus Cuan Investasi Reksadana Saat Optimisme Pasar Turun Jelang Akhir Tahun
Segera Investasi di Reksadana Sekarang, Klik di Sini
(Sigma Kinasih/AM)
***
Ingin berinvestasi aman di emas dan reksadana secara online yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Beli emas, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS
DISCLAIMER
Kinerja masa lalu tidak mencerminkan kinerja di masa mendatang. Investasi reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.