Bareksa.com - Data Inflasi Amerika Serikat (AS) bulan November 2022 yang dirilis Selasa malam WIB (13/12/2022), tercatat 7,1% secara tahunan. Angka itu lebih rendah dari ekspektasi pasar 7,3%. Inflasi inti AS juga turun ke level 6%, juga lebih rendah dari ekspektasi pasar.
Menurut Tim Analis Bareksa, pelaku pasar saat ini masih menantikan pengumuman suku bunga acuan Bank Sentral Negara Paman Sam, Federal Reserve (The Fed) pada Kamis dinihari WIB, yang diperkirakan naik 0,5%.
Rencanakan Investasimu di Reksadana, Klik di Sini
Pada perdagangan kemarin (13/12), pasar saham Indonesia menguat signifikan, setelah saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) dan beberapa saham berkapitalisasi besar lainnya naik cukup tajam. Tim Analis Bareksa menilai pelaku pasar mulai sedikit menaruh harapan agar IHSG terus menguat, sehingga Desember 2022 ini mencatatkan kinerja cukup baik.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada 13 Desember 2022 naik 1,13% ke level 6.810,32. Berdasarkan data id.investing.com (diakses 13/12/2022 pukul 17.00 WIB), benchmark obligasi pemerintah tercatat tetap di level 7%.
Ingin Raih Cuan dari Investasi di Reksadana, Klik di Sini
Mempertimbangkan rendahnya inflasi AS dan pelaku pasar yang masih menanti rilis suku bunga The Fed, Tim Analis Bareksa menyarankan Smart Investor bisa mencermati 3 hal ini agar kinerja investasinya maksimal :
1. Tim Analis Bareksa menilai inflasi yang lebih rendah akan meningkatkan peluang buat Bank Sentral AS menaikan suku bunganya hanya 0,5% untuk Desember ini.
2. Tim Analis Bareksa memperkirakan reksadana indeks dan reksadana saham hari ini masih akan bergerak menguat terbatas, akibat sentimen inflasi AS yang lebih rendah dibandingkan dari ekspektasi pasar. IHSG di level 6.600-6.800 merupakan titik yang menarik bagi Smart Investor untuk bisa masuk berinvestasi di reksadana saham dan reksadana indeks.
3. Kinerja reksadana pendapatan tetap juga diprediksi masih akan bergerak terbatas pada hari ini. Smart Investor direkemondasikan untuk masuk berinvestasi di reksadana pendapatan tetap berbasis obligasi korporasi dengan tujuan jangka menengah.
Raih Financial Freedom dengan Investasi di Reksadana, Klik Disini
Beberapa produk reksadana pendapatan tetap, reksadana saham dan reksadana indeks yang bisa dipertimbangkan Smart Investor dengan profil risiko moderat dan agresif ialah sebagai berikut :
Imbal Hasil Sepanjang Tahun Berjalan (YTD per 13 Desember 2022)
Syailendra Pendapatan Tetap Premium : 7,3%
Sucorinvest Sharia Sukuk : 6,19%
BNP Paribas Sri Kehati : 14,92%
Allianz Sri Kehati Index Fund : 14,79%
Schroder Dana Prestasi Plus : 14,17%
Allianz Alpha Sector Rotation : 9,19%
Siapkan Dana Darurat dengan Investasi di Reksadana, Klik di Sini
Untuk diketahui, reksadana adalah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang telah terkumpul tersebut nantinya akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi, atau deposito.
Reksadana juga diartikan sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka.
Segera Investasi di Reksadana Sekarang, Klik di Sini
(Ariyanto Dipo Sucahyo/AM)
***
Ingin berinvestasi aman di emas dan reksadana secara online yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Beli emas, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS
DISCLAIMER
Kinerja masa lalu tidak mencerminkan kinerja di masa mendatang. Investasi reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.