Bareksa.com - Tahun 2022 hampir berakhir dengan berbagai sentimen global yang menggerakkan pasar keuangan. Berbeda dengan kondisi tahun ini, masih ada peluang investasi di tahun 2023 dan potensi bagi investor untuk meraih cuan reksadana.
Sepanjang tahun 2022, reksadana pendapatan tetap berbasis obligasi korporasi menjadi pilihan investor di tengah tingginya ketidakpastian ekonomi serta ketatnya kebijakan moneter global.
Minat investor pada Surat Berharga Negara SBN ritel juga cukup tinggi terutama seri non-tradable yang memiliki kupon floating rate. Sebab, jenis SBN Ritel seperti SBR dan ST minim fluktuasi harga, serta kupon akan naik seiring dengan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia.
Tahun 2023 investor perlu memperhatikan 2 hal yakni potensi perlambatan ekonomi global dan potensi berakhirnya pengetatan kebijakan moneter. Kenaikan tingkat suku di negara maju seperti AS dan Eropa diproyeksikan mendorong perlambatan ekonomi. Di sisi lain, jika inflasi melandai dan kebijakan suku bunga mulai melonggar akan jadi sentimen positif untuk aset yang lebih berisiko.
Proyeksi Tingkat Suku Bunga AS & Zona Eropa
Sumber: Laporan Riset Morgan Stanley
Hingga semester I 2023 menurut konsensus pasar, tingkat suku bunga AS masih akan naik sampai ke level 5-5,25% dari saat ini 3,75-4%. Risiko geopolitik seperti efek perang Rusia-Ukraina dan efek lockdown China juga diperkirakan berlanjut untuk periode yang sama.
Pada kuartal III 2023 investor melihat inflasi yang lebih rendah dan stabil sehingga muncul harapan terjadinya pemangkasan tingkat suku bunga acuan.
Di sisi lain, investor asing terlihat mulai melakukan aksi beli di SBN. Selama bulan November 2022 ada capital inflow sekitar Rp23,2 triliun dan kepemilikan asing di SBN juga meningkat menjadi 14,26% dibandingkan akhir Oktober sebesar 13,9%.
Untuk kuartal I & II 2023, investor masih dapat investasi pada reksadana saham dan reksadana indeks berbasis saham kapitalisasi besar serta porsi yang seimbang antara reksadana pendapatan tetap berbasis obligasi korporasi maupun basis SBN.
Melihat potensi pembalikan arah di pasar SBN, karena masuknya investor asing sejak November 2022, investor tentu perlu untuk memiliki porsi di reksadana pendapatan tetap berbasis SBN. Namun, investor tetap mempertimbangkan yield obligasi yang atraktif, yakni jika kembali menyentuh di atas level 7,3%.
Memasuki semester II, jika risiko dan inflasi global semakin menurun, investor dapat kembali berinvestasi pada reksadana berbasis saham sektor properti dan infrastruktur yang saat ini masih tertinggal karena tertekan kenaikan suku bunga.
Berikut daftar reksadana saham dan reksadana indeks serta reksadana pendapatan tetap yang dapat dipertimbangkan untuk investasi di semester I 2023. Selain itu, reksadana pasar uang bisa digunakan sebagai diversifikasi untuk semua profil risiko.
Daftar Reksa Dana | Imbal Hasil (Return) | |
---|---|---|
Reksa Dana Saham & Indeks | YtD | 1 Tahun |
Avrist Ada Saham Blue Safir | 14,08% | 14,16% |
Bahana Primavera Plus | 13,15% | 12,69% |
Sucorinvest Equity Fund | 14,51% | 16,46% |
BNP Paribas Sri Kehati | 19,87% | 19,45% |
Syailendra MSCI Indonesia Value Index Fund Kelas A | 8,67% | 9,27% |
Reksa Dana Pendapatan Tetap | 1 Tahun | 3 Tahun |
TRIM Dana Tetap 2 | 4,03% | 16,38% |
Syailendra Pendapatan Tetap Premium | 7,43% | 29,88% |
Sucorinvest Sharia Sukuk Fund | 6,59% | - |
Eastspring Syariah Fixed Income Amanah Kelas A | 0,84% | 17,77% |
Manulife Obligasi Negara Indonesia II Kelas A | 0,56% | 17,69% |
Reksa Dana Pasar Uang | 1 Tahun | 3 Tahun |
Capital Money Market Fund | 4,44% | 16,68% |
Syailendra Dana Kas | 3,75% | 14,66% |
Sucorinvest Sharia Money Market Fund | 4,05% | 16,47% |
TRIM Kas 2 | 3,55% | 12,94% |
Setiabudi Dana Pasar Uang | 3,32% | 14,39% |
Sumber: Tim Analis Bareksa, Return per NAV 30 November 2022
Perlu diingat kembali, investasi mengandung risiko, sehingga investor juga perlu membekali diri mengenai peluang keuntungan maupun risiko yang ada di pasar keuangan.
(Sigma Kinasih/Ariyanto Dipo Sucahyo/hm)
***
Ingin berinvestasi aman di emas dan reksadana secara online yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Beli emas, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS
DISCLAIMER
Kinerja masa lalu tidak mencerminkan kinerja di masa mendatang. Investasireksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasireksadana.