Bareksa.com - Dalam sebulan terakhir, kinerja Reksadana Indeks IDX30 dan LQ45 melesat hingga sekitar 4% seiring bergairahnya pasar saham Tanah Air, menjelang akhir tahun atau biasa disebut Santa Rally. IHSG tercatat naik 3,22% sebulan terakhir, dari level 6.878 (per 6/11) menjadi 7.100 (per 5/12).
Menurut Tim Analis Bareksa, hijaunya pasar saham didorong sentimen positif eksternal yakni optimisme pelaku pasar bahwa Bank Sentral Amerika Serikat (AS) tak bakal menaikkan lagi suku bunga acuan. Bahkan jika inflasi dan pertumbuhan PDB AS terus menurun sesuai ekspektasi, maka suku bunga AS saat ini dinilai sudah mencapai puncak, setelah dalam kurun waktu Maret 2022 hingga September 2023 naik agresif 525 basis point atau 5,25% dari 0-0,25% jadi 5,25-5,5%.
Kondisi ini berpotensi menyebabkan investor kembali berinvestasi di aset berisiko seperti saham karena risiko tingkat suku bunga mereda. Hal ini tentu menguntungkan reksadana yang memiliki alokasi investasi di saham seperti reksadana Indeks. Investor institusi seperti perusahaan, yayasan, dana pensiun hingga juragan usaha kecil dan menengah (UMKM) bisa mempertimbangkan investasi di instrumen ini.
Terlihat dalam 1 bulan terakhir (3 Nov – 4 Dec 2023) reksadana indeks di Bareksa berikut ini bisa mencetak imbal hasil sesuai dengan indeks acuannya:
Indeks Saham | Return 1 Bulan |
IHSG | 4,5% |
IDX30 | 4,4% |
LQ45 | 4% |
Reksadana Indeks | Return 1 Bulan |
Avrist IDX30 | 4,3% |
Principal Index IDX30 Kelas O | 4,2% |
BNI AM Indeks IDX30 | 4,1% |
Avrist Indeks LQ45 | 3,8% |
Sumber: Tim Analis Bareksa, data per 4 Des 2023
Selain itu, menurut Tim Analis Bareksa, jika melihat grafik pergerakan indeks acuan IDX30 (biru) dan LQ45 (merah) berikut, kedua indeks tersebut masih dalam tren kenaikan dan belum mencapai level tertinggi sebelumnya yang dicapai di 2022. Sehingga jika ada penurunan atau koreksi wajar, maka investor bisa kembali melakukan akumulasi secara bertahap di reksadana indeks berbasis IDX30 maupun LQ45.
Pergerakan Indeks IDX30 & LQ45 Selama 3 Tahun
Sumber: Investing.com, Tim Analis Bareksa
Karena IHSG telah mencapai 7.100, level tertinggi tahun ini yang sekaligus berlaku sebagai level resistance, maka investor juga perlu mewaspadai aksi profit taking (ambil untung). Untuk mengatasinya, investor bisa merealisasikan sebagian keuntungan dari reksadana indeks dan mendiversifikasi investasinya di reksadana pasar uang.
Menjelang akhir tahun, kebutuhan likuiditas masyarakat biasanya meningkat seiring perayaaan Hari Raya Natal 2023 dan Tahun Baru 2024. Sehingga, investor institusi atau pemilik bisnis perlu menempatkan sebagian dananya di instrumen investasi yang likuid seperti reksadana pasar uang untuk mengantisipasi penarikan dana.
Berikut reksadana pasar uang unggulan di Bareksa yang bisa dipertimbangkan:
Reksadana Pasar Uang | Return 1 Tahun | Dana Kelolaan (AUM) Oktober 2023 |
Capital Money Market Fund | 5,3% | Rp607 miliar |
Mega Dana Kas | 4,9% | Rp373 miliar |
Shinhan Money Market Fund | 4,9% | Rp427 miliar |
Setiabudi Dana Pasar Uang | 4,7% | Rp753 miliar |
Majoris Pasar Uang Syariah Indonesia | 4,5% | Rp372 miliar |
Sumber: Tim Analis Bareksa, data return per 4 Dec 2023
Coba Fitur Bareksa Bisnis
Jika Kamu ingin bisa meraih cuan dalam mengelola keuangan dari hasil usahamu, maka bisa mencoba untuk menggunakan fitur Bareksa for Business (BFB) atau Bareksa Bisnis di super app investasi Bareksa. Platform Bareksa Bisnis hadir untuk membantu berbagai jenis bisnis, baik berupa UMKM atau institusi seperti yayasan, dana pensiun hingga korporasi besar dalam mengelola keuangan dan memaksimalkan keuntungan usaha, melalui investasi reksadana.
Semua jenis bisnis dapat membuka akun di layanan ini, baik yang sudah berbadan hukum berupa CV maupun PT, ataupun yang masih dimiliki perseorangan atau UMKM seperti Grab merchant. Bagi yang sudah berbadan hukum, syaratnya harus mendaftarkan NPWP badan usaha mereka.
Pemilik bisnis atau institusi yang mendaftar menjadi investor di Bareksa akan mendapat pendampingan investasi oleh Relationship Manager yang berpengalaman dari Bareksa. Platform Bareksa Bisnis juga menyediakan berbagai fitur yang dibutuhkan, antara lain otorisasi berlapis sebagai mekanisme kontrol perusahaan, notifikasi pengingat hasil investasi, serta laporan investasi yang lengkap untuk memudahkan pengelolaan manajemen kas perusahaan.
Apa saja fitur di Bareksa Bisnis?
1. Multiple User Access
Beberapa stakeholder dapat masuk ke dalam akun institusi yang terdaftar.
2. Investment Report
Menyajikan laporan data investasi bagi para stakeholder.
3. Document Approval
Mendukung alur kerja institusi dalam bertransaksi.
4. Order Reminder
Sebagai pengingat untuk investasi secara rutin.
Daftar Bareksa Bisnis Sekarang
Keuntungan berinvestasi di Bareksa Bisnis
1. Terdaftar dan Diawasi OJK
Bareksa Bisnis memiliki lisensi sebagai agen penjual reksadana (APERD) di website OJK.
2. Sistem yang Aman
Bareksa Bisnis memiliki keamanan berlapis dengan tim support khusus jika terjadi kendala.
3. Lengkap dan Mudah Diakses
Hanya dengan mengakses website tanpa perlu install aplikasi, dapatkan tampilan portfolio yang komprehensif.
4. Relationship Manager Berpengalaman
Dapatkan rekomendasi reksadana untuk perjalanan dan hasil investasi yang lebih optimal.
5. Gratis Biaya Transaksi
Investor
Institusional tidak dibebankan biaya pembelian maupun penjualan.
Kecuali produk reksadana dari manajer investasi Schroders dan Sinarmas.
Tertarik untuk meraih potensi cuan dalam mengelola dana hasil usahamu? Segera daftar Bareksa Bisnis sekarang.
Daftar Bareksa Bisnis Sekarang
(Sigma Kinasih/Christian Halim/AM)
***
- Download super app investasi Bareksa di App Store
- Download super app investasi Bareksa di Google Play Store
- Daftar akun di Bareksa sebagai pelaku usaha di sini
DISCLAIMER
Investasi reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.