Bareksa Insight: Konsisten Jadi Kunci Utama, Reksadana Ini Tumbuh 13% Sepanjang 2023

Hanum Kusuma Dewi • 07 Aug 2023
cover

Ilustrasi investasi di pasar saham dan reksadana saham dengan prospek positif yang digambarkan dengan grafik saham, tumpukan koin dan banteng (bull). (shutterstock)

Reksadana pendapatan tetap berbasis obligasi korporasi dan reksadana saham big caps jadi rekomendasi

Bareksa.com - Sejumlah faktor dari global dan domestik menjadi sentimen yang berpotensi mendorong kinerja reksadana di semester kedua tahun ini. Reksadana pendapatan tetap berbasis obligasi korporasi dan reksadana saham dan indeks dapat menjadi pilihan investor di separuh kedua 2023. 

Tim Analis Bareksa merekomendasikan reksadana pendapatan tetap berbasis obligasi korporasi untuk semester kedua ini seperti STAR Stable Income Fund dan Trimegah Fixed Income Plan akibat penguatan terbatas dari obligasi negara saat ini. Menguatnya dollar indeks serta kuatnya data ekonomi AS membuat obligasi negara akan sedikit tertekan hingga akhir tahun.  

Beli STAR Stable Income Fund

Beli Trimegah Fixed Income Plan

Lalu, Tim Analis Bareksa juga merekomendasikan reksadana saham yang memiliki komposisi sektor industri logam dasar dan berfokus kepada saham berkapitalisasi besar untuk semester kedua ini karena valuasi pasar saham yang murah saat ini. Investor bisa melirik reksadana saham TRIM Kapital Plus, Syailendra MSCI Indonesia Value Index Fund, dan TRIM Syariah Saham.

Beli TRIM Kapital Plus

Beli Syailendra MSCI Indonesia Value Index Fund

Tabel Kinerja Reksadana Rekomendasi Bareksa

Nama Produk

Dana Kelolaan

Imbal Hasil

1 Tahun

Imbal Hasil dari 1 Jan - 3 Ags 2023

Syailendra MSCI Indonesia Value Index Fund Kelas A

Rp 743,78 Miliar

14,51%

13,14%

TRIM Kapital Plus

Rp 168,59 Miliar

9,83%

13,02%

TRIM Syariah Saham

Rp 97,1 Miliar

-0,47%

5,5%

Trimegah Fixed Income Plan

Rp 3,84 Triliun

6,23%

3,82%

STAR Stable Income Fund

Rp 1,96 Triliun

7,34%

4,64%

Sumber: Tim Analis Bareksa, imbal hasil per 3 Agustus 2023, kelolaan per Juni 2023

Setidaknya ada tiga hal yang menjadi latar belakang rekomendasi dalam Bareksa Insight kali ini adalah: 

  • Pertama, tren penurunan inflasi yang terus berlanjut dengan potensi pertumbuhan PDB 5% juga memberikan harapan bagi investor bahwa Indonesia saat ini memiliki fundamental yang cukup baik. Dengan adanya high base effect akibat kenaikan BBM bersubsidi pada tahun lalu membuat inflasi mulai bulan September akan melambat. Hal tersebut bisa menjadi bantalan di tengah ancaman kenaikan harga pangan akibat badai El Nino yang membuat sebagian wilayah Indonesia kering hingga bulan Maret-Februari mendatang.

  • Kedua, kebijakan pemerintah mendukung ekosistem energi terbarukan dengan memberikan insentif bagi kendaraan listrik menjadi angin segar bagi industri tambang nikel. Tim Analis Bareksa juga melihat ke depannya larangan ekspor bahan mentah akan merambat ke komponen utama energi listrik terbarukan sehingga reksadana saham yang memiliki sektor industri logam dasar akan menikmati keuntungan.

  • Terakhir, penurunan peringkat utang pemerintah AS  oleh Fitch dari AAA menjadi AA juga menjadi sebuah tanda di mana ekonomi negara tersebut secara fundamental tidak baik-baik saja. Hal tersebut bisa membuat investor global kembali mengatur ulang strategi mereka dan mungkin akan beralih kepada negara-negara yang masih memiliki fundamental solid dan valuasi yang cukup menarik seperti Indonesia.

Perlu diingat, investasi mengandung risiko, sehingga investor perlu membekali diri dengan informasi soal potensi keuntungan dan risiko dari investasinya di pasar keuangan.

Beli Reksadana, Klik di Sini

(Christian Halim/Ariyanto Dipo Sucahyo/hm)

* * *

Ingin berinvestasi aman di emas dan reksadana secara online yang diawasi OJK?

- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Beli emas, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store​
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS

DISCLAIMER

Kinerja masa lalu tidak mencerminkan kinerja di masa mendatang. Investasi reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.