Bursa Saham "Ambyar", Reksadana Pasar Uang Bisa Dipilih Saat Pasar Bergejolak
IHSG tercatat terjun bebas 2,69 persen dengan berakhir di level 5.535,69, sekaligus yang terlemah sejak 4 Juli 2018
IHSG tercatat terjun bebas 2,69 persen dengan berakhir di level 5.535,69, sekaligus yang terlemah sejak 4 Juli 2018
Bareksa.com - Bursa Saham Tanah Air kembali "ambyar" pada perdagangan kemarin, hingga menyentuh level terendah sejak 1,5 tahun. Namun, masih ada alternatif investasi yang bisa dipilih masyarakat investor di tengah gejolak pasar ini.
Pada penutupan Kamis (27/02/2020), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tercatat terjun bebas 2,69 persen dengan berakhir di level 5.535,69, sekaligus yang terlemah sejak 4 Juli 2018.
Pelemahan yang terjadi kemarin menjadikan bursa saham kecintaan Indonesia tersebut telah melemah selama 5 hari beruntun sehingga mengakumulasi penurunan mencapai 6,96 persen.
Promo Terbaru di Bareksa
Pasar keuangan memang masih dihebohkan dengan kasus infeksi corona yang makin meluas. Awal pekan ini ketika jumlah kasus baru infeksi corona di China dilaporkan menurun, lonjakan jumlah kasus baru justru terjadi di berbagai negara.
Lonjakan jumlah kasus baru yang paling tinggi dialami oleh Korea Selatan, disusul oleh Italia dan Iran. Sampai hari ini sudah ada 1.595 kasus infeksi corona di Korsel yang menewaskan 13 orang.
Di Italia, virus ini telah menginfeksi 453 orang dan menyebabkan 12 orang tewas. Sementara di Iran jumlah kasus yang dilaporkan mencapai 141 dan jumlah korban meninggal mencapai 22 orang. Merupakan jumlah korban meninggal terbanyak di luar China daratan.
Jumlah negara yang melaporkan adanya kasus infeksi virus corona juga bertambah. Minggu lalu masih 26 negara, kemudian bertambah menjadi 39 negara dan hari ini sudah ada 45 negara yang positif terjangkiti virus mematikan ini.
Kekhawatiran wabah COVID-19 ini akan menjadi pandemi telah mengakibatkan terjadi aksi jual besar-besaran di bursa saham global. Dalam dua hari perdagangan sudah terjadi sell off senilai US$1,737 triliun di bursa Wall Street.
Laju perekonomian global ditaksir akan terpukul pada kuartal pertama tahun ini, tak menutup kemungkinan tahun 2020 juga masih akan suram mengingat ketidakpastian masih ada.
Walau sampai dengan hari ini Indonesia belum melaporkan satu kasus pun, bukan berarti Indonesia resisten terhadap dampak yang ditimbulkan patogen ganas ini terhadap perekonomian. Indonesia yang perekonomiannya terhubung dengan China membuat perekonomian RI juga terpapar bahaya akibat corona.
Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, dalam acara Economic Outlook 2020 CNBC Indonesia menyatakan jika perekonomian China melambat 1 persen, maka pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa terpangkas 0,3-0,6 persen. Itu baru China, belum lagi negara-negara lainnya, tentunya ekonomi Indonesia bisa lebih tertekan.
Alternatif Investasi di Tengah Gejolak Pasar
Di tengah kondisi bursa saham yang masih mengecewakan sepanjang berjalannya tahun ini, tentu membuat banyak investor cemas dan bingung untuk menempatkan dana investasinya, karena hampir dipastikan mereka akan mengalami kerugian jika berinvestasi di pasar saham seperti sekarang ini.
Salah satu jenis investasi yang bisa dipertimbangkan investor adalah reksadana pasar uang yang memang memiliki imbal hasil yang stabil dan risiko yang sangat kecil.
Sumber: Bareksa
Bahkan pada perdagangan kemarin yang anjlok parah, berdasarkan reksadana yang dijual di Bareksa top 10 reksadana dengan imbal hasil tertinggi didominasi oleh produk reksadana pasar uang yang memang sangat defensif terhadap gejolak pasar saham karena menempatkan dananya ke dalam instrumen pasar uang.
Lalu apa yang disebut sebagai instrumen pasar uang? Instrumen pasar uang adalah efek utang yang jatuh temponya kurang dari setahun, misalnya sertifikat Bank Indonesia (SBI), deposito dan bisa juga obligasi selama jatuh temponya kurang dari satu tahun. Dengan isi portfolio tersebut reksadana pasar uang menjadi reksadana yang relatif paling aman.
Reksadana pasar uang memiliki beberapa keunggulan yang cukup menarik. Pertama reksadana ini umumnya memiliki imbal hasil yang lebih tinggi dari deposito, harap diingat bunga deposito terkena pajak 20 persen, sedangkan reksadana adalah instrumen yang bebas pajak.
Reksadana pasar uang juga memiliki likuiditas yang tinggi, subscription (pembelian unit reksadana) ataupun redemption (penjualan kembali unit reksadana) dapat dilakukan kapanpun dan tanpa biaya. Dengan karakteristik tersebut tentu investor dapat mencoba menggunakan reksadana pasar uang sebagai alternatif deposito.
Walaupun demikian investor tidak boleh lupa bahwa reksadana adalah instrumen investasi sehingga berbeda dengan deposito yang masih dijamin oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) bila sesuai dengan peraturan yang berlaku. Sedangkan reksadana pasar uang walaupun isinya sebagian besar adalah deposito namun instrumen ini tidak ada yang menjamin.
Reksadana pasar uang memang cocok bagi investor pemula atau investor yang ingin menjaga nilai uangnya dalam jangka pendek (kurang dari 1 tahun), Likuiditas yang tinggi dan imbal hasil setara deposito menjadi salah satu daya tarik dari reksadana ini sehingga bila sewaktu-waktu pasar modal mengalami koreksi investor dapat segera melakukan switching ke jenis reksadana lainnya.
Reksadana ialah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang telah terkumpul tersebut nantinya akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi, atau deposito.
Selain itu, reksadana juga diartikan sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka.
(KA01/AM)
***
Ingin berinvestasi aman di reksadana yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa Fund Academy. GRATIS
DISCLAIMER
Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.