BeritaArrow iconKategoriArrow iconArtikel

Top 20 MI Juara AUM Reksadana Juli, Siapa Berhasil Pulih dari Dampak Pandemi?

13 Agustus 2020
Tags:
Top 20 MI Juara AUM Reksadana Juli, Siapa Berhasil Pulih dari Dampak Pandemi?
Ilustrasi sejumlah investor analis pasar modal sedang berdiskusi melakukan analisis kinerja investasi reksadana saham obligasi surat berharga negara dengan melihat data di komputer laptop, layar terminal bloomberg dan kertas bergambar grafik sambil menulis catatan dengan pulpen.

Secara YtD, tercatat 7 dari daftar top 20 MI membukukan kenaikan dana kelolaan pada Juli 2020

Bareksa.com - Industri reksadana nasional terus melanjutkan tren pemulihannya setelah anjlok dalam terdampak gejolak pasar modal akibat pandemi Covid-19. Berdasarkan laporan Bareksa Mutual Fund Industry, Data Market - Monthly Report July 2020 yang mengolah data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), pada Juli 2020 total nilai aktiva bersih (NAB) reksadana naik 4 persen atau bertambah Rp20,8 triliun jadi Rp503,3 triliun secara bulanan (MoM) dibandingkan Juni yang senilai Rp482,5 triliun.

Meski secara bulanan telah berhasil membukukan kenaikan, secara year to date (YtD) asset under management (AUM) reksadana masih minus 7,18 persen pada Juli 2020 dan secara tahunan (YoY) minus 6 persen. Namun persentase penurunannya semakin mengecil jika dibandingkan Juni yang minus 11 persen YtD dan 6 persen YoY. Selain itu, persentase kenaikan dana kelolaan reksadana secara bulanan pada Juli dari Juni, mengencang dibandingkan kenaikan 2 persen secara bulanan pada Juni dari Mei.

Sepanjang tahun ini, level terendah dana kelolaan reksadana dicatatkan pada Maret yang senilai Rp471,4 triliun. Sejak itu dana kelolaan reksadana selalu di bawah level Rp500 triliun hingga pada bulan lalu total NAB berhasil menembus level psikologis di atas Rp500 triliun. Nilai itu menunjukkan industri reksadana nasional telah bangkit dari dampak pandemi Covid-19 dan terus melesat.

Illustration

Sumber : Bareksa Mutual Fund Industry, Data Market – Monthly Report July 2020

Seiring tren pemulihan dana kelolaan industri reksadana, bagaimana kinerja 20 perusahaan manajemen investasi dengan AUM terbesar?

Kinerja 20 MI AUM Reksadana Terbesar

Laporan Bareksa Mutual Fund Industry, Data Market - Monthly Report July 2020 menyebutkan daftar 20 besar perusahaan manajemen investasi masih diisi oleh perusahaan yang sama dengan Juni 2020. Namun ada perubahan dan pergeseran peringkat.

Pergeseran itu di antaranya PT Mandiri Manajemen Investasi berhasil menjadi juara AUM reksadana pada Juli 2020 dengan dana kelolaan Rp44,38 triliun, menggeser PT Batavia Prosperindo Aset Manajemen dengan dana kelolaan Rp43,71 triliun yang merupakan juara pada Juni lalu.

Kenaikan peringkat juga dicatatkan oleh PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI) dengan dana kelolaan Rp33,8 triliun dari posisi 5 pada Juni jadi ranking 4 pada Juli, menggeser PT Schroders Investment Management Indonesia yang mencatat AUM reksadana Rp33,72 triliun.

Kemudian PT Eastspring Investments Indonesia dengan AUM reksadana Rp22,04 triliun juga naik 1 peringkat jadi di posisi 8 pada Juli dari peringkat 9 pada Juni, menggeser PT Syailendra Capital yang menggenggam AUM Rp21,56 triliun.

Terakhir PT Indo Premier Invesment Management (IPOT) yang mengelola AUM reksadana Rp8,11 triliun juga naik peringkat jadi di posisi 18 pada Juli dari ranking 19 pada Juni, menggeser PT Principal Asset Management yang memiliki AUM Rp7,95 triliun.

Daftar 20 perusahaan manajemen investasi dengan dana kelolaan terbesar pada Juli, selengkapnya dalam tabel berikut :

Top 20 MI AUM Reksadana Terbesar Juli 2020

Illustration
Sumber : Bareksa Mutual Fund Industry, Data Market – Monthly Report July 2020

Kinerja AUM Secara Bulanan

Seiring kenaikan dana kelolaan industri secara bulanan, mayoritas atau 19 dari 20 MI juga membukukan kenaikan dana kelolaan secara bulanan dengan bervariasi antara 1 persen hingga 15 persen.

Pertumbuhan dana kelolaan terbesar secara bulanan dibukukan PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI) dengan kenaikan 15 persen. Peningkatan AUM terbesar selanjutnya dibukukan oleh Eastspring Investments dan IPOT yang sama-sama membukukan kenaikan AUM 12 persen, serta PT Sucorinvest Asset Management juga mencetak peningkatan AUM 10 persen secara bulanan.

Secara bulanan, hanya 1 MI dari daftar top 20 yang mencatatkan penurunan dana kelolaan yakni PT Maybank Asset Management. Artinya mayoritas MI melanjutkan tren pemulihan bisnisnya dari dampak pandemi Covid-19. Kondisi ini makin membaik jika dibandingkan Juni, di mana saat itu masih ada 3 MI yang mencatatkan penurunan AUM secara bulanan.

Kinerja AUM Secara YtD

Untuk melihat apakah perusahaan manajemen investasi sudah berhasil bangkit dan pulih dari dampak pandemi, maka kinerja secara year to date yang paling mewakili. Sebab pandemi Covid-19 mulai merebak akhir tahun lalu dan berdampak pada industri pasar modal termasuk dana kelolaan industri reksadana mulai Januari 2020, hingga terus tertekan di level terendah tahun ini pada Maret. Sejak itu, industri reksadana nasional kemudian berangsur bangkit menuju pemulihan hingga saat ini.

Secara YtD, sudah ada 7 dari daftar top 20 MI yang membukukan kenaikan dana kelolaan pada Juli 2020 dengan nilai kenaikannya bervariasi 1-21 persen. Kondisi itu jauh membaik dibandingkan Juni 2020 yang hanya 3 MI membukukan kenaikan AUM. Hal ini menandakan 7 MI tersebut berhasil bangkit dan pulih dari dampak pandemi Covid-19.

Sucorinvest AM menjadi MI yang membukukan lonjakan AUM tertinggi yakni 21 persen YtD pada Juli 2020 jadi Rp12,17 triliun. Pada Maret lalu, AUM reksadana Sucor sempat anjlok hingga 12 persen secara bulanan dan minus 4 persen secara YtD. Namun pada April, kinerja AUM Sucor sudah mulai bangkit dengan kenaikan 3 persen secara bulanan, dan minus secara YtD hanya tersisa 1 persen.

Pada Mei 2020, Sucor AM sudah berhasil pulih dari dampak pandemi dengan kenaikan AUM secara YtD 2 persen. Saat itu dalam daftar top 20 MI AUM terbesar, hanya Sucor AM dan PT BNI Asset Management yang berhasil membukukan kenaikan dana kelolaan, sementara 18 MI lainnya masih minus secara YtD.

Pertumbuhan AUM Sucor kemudian berlanjut pada Juni 2020 yang naik 9 persen YtD. Pada Juni, selain Sucor AM, juga ada BNI-AM dan PT Danareksa Investment Management yang berhasil membukukan kenaikan AUM. Dengan catatan kinerja tersebut, terhitung sejak Mei 2020, Sucor AM telah berhasil bangkit dari dampak pandemi Covid-19.

Pertumbuhan kinerja tertinggi kedua secara YtD pada Juli 2020 dibukukan Manulife AM dengan kenaikan AUM 14 persen. Manulife sempat kehilangan dana kelolaannya pada Maret lalu hingga minus 7 persen secara YtD dan 12 persen secara bulanan. Kemudian pada April persentase penurunan YtD mengecil jadi 3 persen dan secara bulanan sudah berhasil naik 4 persen.

Namun pada Mei, dana kelolaan Manulife kembali minus baik secara YtD -4 persen maupun bulanan -1 persen. Hingga pada Juni minus AUM YtD Manulife tinggal 1 persen dan pada Juli berhasil bangkit dan membukukan kenaikan.

Kenaikan AUM YTD tertinggi berikutnya dicatatkan oleh Danareksa IM, dengan peningkatan dana kelolaan 12 persen YtD jadi Rp25,46 triliun pada Juli 2020. Pada Maret lalu, di saat semua MI mencatatkan AUM anjlok dalam akibat pandemi Covid-19, namun Danareksa salah satu yang masih bertahan dengan kinerja AUM stagnan 0 persen.

Pada April 2020, Danareksa IM sudah berhasil pulih dan langsung melesat dengan kenaikan AUM 9 persen YtD dan 10 persen MoM. Pada saat itu, Danareksa IM menjadi satu-satunya MI dalam daftar top 20, yang membukukan kenaikan AUM YtD. Tren kenaikan AUM Danareksa IM seolah tak bergeming dan tahan banting dari dampak sentimen pandemi Covid-19 di pasar modal.

Kemudian pada Mei 2020, AUM Danareksa IM berlanjut Naik 11 persen YtD dan 2 persen MoM, namun pada Juni kenaikannya sedikit tertekan jadi 6 persen YtD akibat secara MoM minus 4 persen.

BNI-AM merupakan MI yang membukukan kenaikan AUM tertinggi selanjutnya pada Juli 2020. Bulan lalu, AUM BNI-AM naik 9 persen YtD dan 4 persen secara bulanan jadi Rp22,19 triliun. Sebagaimana Danareksa IM, pada Maret lalu BNI-AM juga berhasil bertahan dengan kinerja AUM stagnan 0 persen, saat dampak pandemi Covid-19 menekan kinerja AUM mayoritas MI jadi minus.

Namun pada April 2020, AUM BNI-AM minus 1 persen baik secara MoM maupun YtD. Baru pada Mei, BNI-AM berhasil bangkit dan pulih dengan membukukan kenaikan AUM 2 persen YtD dan 3 persen MoM. Terakhir pada Juni AUM BNI-AM melanjutkan tren kenaikannya 5 persen YtD dan 3 persen MoM.

MI lainnya yang juga berhasil bangkit dan membukukan kenaikan AUM secara YtD di antaranya Eastspring IM dengan pertumbuhan 7 persen, BNP AM (6 persen), Syailendra Capital (4 persen) dan Bahana TCW (1 persen) dengan tren pemulihan yang beragam. Untuk Eastspring, dana kelolaannya sempat anjlok dalam hingga minus 11 persen pada Maret, Syailendra hanya berkurang 1 persen dan Bahana TCW tertekan 7 persen.

Kemudian pada April 2020 kinerja AUM tiga MI tersebut juga beragam secara YtD, untuk Eastspring masih minus 8 persen, Syailendra terkontraksi 2 persen dan Bahana TCW negatif 6 persen. Pada Mei 2020, secara YtD AUM Eastspring masih minus 8 persen, Syailendra -4 persen dan Bahana TCW -5 persen. Selanjutnya pada Juni 2020, Eastspring dan Syailendra sama-sama minus 4 persen YtD dan Bahana TCW stagnan 0 persen.

Secara YtD per Juli 2020, penurunan AUM terdalam dalam daftar top 20 dicatatkan Maybank AM yang minus 33 persen, Sinarmas AM -19 persen, serta Ashmore dan Schroders Indonesia yang masing-masing negatif 17 persen. Sembilan MI lainnya dalam daftar top 20, mencatatkan penurunan AUM YtD beragam antara 1 persen hingga 14 persen.

Mandiri Investasi merupakan MI yang mencatatkan penurunan AUM YtD 1 persen pada Juli 2020. Jika pada Agustus ini, Mandiri Investasi berhasil melanjutkan tren pemulihan, maka bulan ini perseroan berpotensi berhasil pulih dari dampak pandemi Covid-19.

Nilai dana kelolaan dalam ulasan ini hanya menghitung dana kelolaan reksadana yang dijual kepada publik, tidak termasuk produk investasi alternatif seperti kontrak pengelolaan dana (KPD), efek beragun aset (EBA) dan lainnya.

Sebagian isi artikel ini merupakan cuplikan dari laporan bulanan Industri reksadana Bareksa Mutual Fund Industry, Data Market – Monthly Report July 2020. Untuk berlangganan laporan ini silakan hubungi [email protected] (cc: [email protected]).

***

Ingin berinvestasi yang aman di reksadana dan diawasi OJK?

- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa Fund Academy. GRATIS

DISCLAIMER

Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana.

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A

1.384,88

Up0,21%
Up4,05%
Up7,72%
Up8,08%
Up19,46%
Up38,34%

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.095,38

Up0,14%
Up4,09%
Up7,18%
Up7,47%
Up3,23%
-

STAR Stable Amanah Sukuk

autodebet

1.084,98

Up0,55%
Up4,00%
Up7,61%
Up7,79%
--

Capital Fixed Income Fund

autodebet

1.853,59

Up0,53%
Up3,86%
Up7,19%
Up7,36%
Up17,82%
Up41,07%

Insight Renewable Energy Fund

2.287,69

Up0,82%
Up4,11%
Up7,35%
Up7,53%
Up19,98%
Up35,83%
Tags:

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua