Saat Pandemi, Siapkan Dana Darurat Dulu atau Investasi?
Perbedaan utama alokasi keuangan ini terletak pada kapan waktu penggunannya
Perbedaan utama alokasi keuangan ini terletak pada kapan waktu penggunannya
Bareksa.com - Pandemi virus corona Covid-19 tidak hanya berdampak pada sektor kesehatan, tetapi juga ekonomi secara global. Dalam kejadian terburuk, ada sejumlah perusahaan yang terpaksa merumahkan dan memangkas gaji atau tidak membayar para karyawannya.
Maka dari itu, kita yang biasa terima gaji bulanan pun ada kemungkinan mengalami kesulitan keuangan. Meski ada bantuan dari pemerintah buat masyarakat yang terdampak secara ekonomi, tentu ada batasan syarat dan ketentuan.
Dalam saat seperti ini, kita berpikir bahwa dana cadangan atau dana darurat akan sangat berguna sewaktu-waktu penghasilan utama kita berkurang atau bahkan hilang. Akan tetapi, kita juga masih memiliki tujuan keuangan di masa depan sehingga investasi juga diperlukan.
Promo Terbaru di Bareksa
Lantas, mana yang harus didahulukan, dana darurat untuk saat ini atau investasi untuk masa depan?
Gresia Ariastuty Kusyanto, Direktur PT Majoris Asset Management, menjelaskan bahwa kita perlu mengetahui perbedaan antara dana darurat dan investasi. Perbedaan utama terletak pada kapan waktu penggunannya.
"Dana darurat adalah uang cadangan atau simpanan kita untuk waktu yang tidak terduga dan bisa segera kita pakai. Sementara investasi itu menyimpan dana untuk menyiapkan satu tujuan di masa depan," ujarnya dalam video conference bersama Bareksa, 14 April 2020.
Dia menjelaskan dalam kondisi saat ini, dana darurat wajib dimiliki. Oleh sebab itu, bersyukurlah kita yang sebelumnya telah menyiapkan dana darurat di masa lalu sehingga telah mencukupi bila harus terpakai untuk saat ini.
"Tapi kalau belum punya darurat, ya harus disiapkan sementara investasi juga berjalan," katanya.
Berkaitan dengan produk atau wadah menyimpannya, kedua alokasi keuangan ini juga perlu dibedakan. Dana darurat sebaiknya di instrumen yang likuid dan stabil sementara investasi jangka panjang bisa ditaruh di tempat dengan potensi imbal hasil lebih tinggi.
Kebanyakan orang menaruh dana darurat dalam tabungan di bank, karena gampang. Akan tetapi, tabungan bank bisa tercampur dengan kebutuhan sehari-hari dan imbal hasilnya kecil. Selain itu, tabungan bank ada potongan pajak dan biaya administrasinya sehingga kurang optimal untuk menaruh uang.
"Saran saya untuk dana darurat bisa ditaruh di reksadana pasar uang karena sangat likuid dan bisa dicairkan sewaktu-waktu," ujar Gresia.
Sementara itu, investasi yang ditujukan untuk jangka panjang bisa ditaruh di reksadana dengan pilihan beragam, tergantung dengan profil risiko investornya. Kalau yang profil risikonya rendah, bisa pilih reksadana pendapatan tetap sedangkan yang profilnya tinggi bisa pilih reksadana saham.
Dengan kondisi seperti ini, Greysia menyarankan investor untuk tetap berinvestasi secara bertahap. Sebab, tidak ada yang tahu bagaimana kondisi pasar keuangan yang bisa naik turun dalam waktu dekat sehingga investasi bertahap, rutin dan disiplin bisa menjadi strategi terbaik untuk berinvestasi.
Dia pun memberikan saran bagi investor yang sudah memiliki portofolio agar tetap tenang dan melanjutkan investasi. "Kembali fokus ke tujuan investasi kita. Bila sejak sebelum wabah Covid-19 ini kita mau tujuan itu, ya fokus saja agar bisa tercapai," ucapnya.
Sebagai informasi, reksadana ialah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang telah terkumpul tersebut nantinya akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi atau deposito.
***
Ingin berinvestasi aman di reksadana yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa Fund Academy. GRATIS
DISCLAIMER
Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.382,65 | 0,58% | 4,31% | 7,57% | 8,73% | 19,20% | - |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.093,4 | 0,44% | 4,48% | 7,05% | 7,51% | 2,61% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.079,4 | 0,60% | 3,97% | 7,04% | 7,74% | - | - |
Capital Fixed Income Fund | 1.844,13 | 0,53% | 3,89% | 6,64% | 7,38% | 16,99% | 40,43% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.270,42 | 0,81% | 3,87% | 6,51% | 7,19% | 20,23% | 35,64% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.