Suntik GO-JEK Rp2 Triliun, Astra Bidik Investasi Jangka Panjang
Astra dan GO-JEK akan mengakselerasi ekonomi digital
Astra dan GO-JEK akan mengakselerasi ekonomi digital
Bareksa.com – PT Astra International Tbk (ASII) akhirnya memastikan diri telah melakukan investasi pada perusahaan penyedia layanan on-demand berbasis aplikasi, GO-JEK. Nilai investasi Astra di GO-JEK mencapai US$150 juta atau setara Rp2 triliun.
Langkah Astra itu pun bukan tanpa alasan. Astra menilai, GO-JEK yang telah menciptakan lapangan pekerjaan dengan jumlah pengemudi mencapai lebih dari 1 juta, 125.000 mitra usaha dan 30.000 penyedia jasa platform, memiliki visi yang sama dalam hal digitalisasi bisnis.
“Proses digitalisasi Astra bisa saling mengisi dengan GO-JEK,” ucap Presiden Direktur Astra Prijono Sugiarto di Jakarta, Senin, 12 Februari 2018.
Promo Terbaru di Bareksa
Prijono mengatakan GO-JEK adalah pemain utama dalam ekonomi digital sehingga bisa mengakselerasi bisnis Astra di bidang digital. Pada ujungnya, baik Astra dan GO-JEK bisa mendukung perkembangan usaha mikro, kecil, dan menengah di Indonesia.
“Teknologi memiliki peran yang penting untuk mencapai tujuan itu. Sehingga kami yakin akan daya transformasi perusahaan yang fokus pada digital seperti GO-JEK,” imbuh Prijono.
Chief Executive Officer sekaligus Founder GO-JEK Nadiem Makarim menambahkan keberadaan Astra menunjukkan bentuk pengakuan tersendiri atas keberhasilan strategi GO-JEK. Selain itu, Nadiem yakin, Astra dan GO-JEK bisa bersama-sama mengakselerasi perkembangan ekonomi serta meningkatkan hajat hidup jutaa penduduk Indonesia.
“Kami melayani middle up class sekaligus memfasilitasi orang-orang yang butuh penghasilan. Maka kami gabungkan dua segmen itu dan sejalan dengan Astra,” kata Nadiem.
Sementara itu, Prijono juga bilang, masuk ke GO-JEK adalah investasi yang menarik. Artinya, Astra tidak serta merta langsung mengharapkan return on investment tersebut karena investasi pada GO-JEK adalah investasi jangka panjang.
“Yang penitng adalah memberikan nilai tambah bagi kedua pihak (Astra dan GO-JEK),” jelas Prijono.
Adapun sebagai informasi, suntikan dana Astra tersebut berasal dari internal kas perseroan. Sebagai informasi, kas dan setara kas Astra per kuartal III 2017 mencapai Rp29,07 triliun. Artinya, Astra hanya mencuil 6,88 persen dari kas dan setara kasnya untuk GO-JEK.
Meski begitu, Nadiem menyebut, investasi Astra menjadi yang paling besar di antara suntikan modal yang didapatkan GO-JEK baru-baru ini. Sebelumnya, GO-JEK menerima suntikan investasi senilai US$1,2 miliar atau Rp16,2 triliun dari konsorsium Google, BUMN investasi Singapura, Temasek Holding dan platform daring China, Meituan-Dianping.
Selain ketiga investor itu, terdapat investor lama GO-JEK yakni firma ekuitas privat global KKR&Co LP (KKR) dan Warburg Pincus LLC turut dalam putaran suntikan dana terbaru tersebut. (AM)
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.382,96 | 0,58% | 4,31% | 7,57% | 8,73% | 19,20% | - |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.094,08 | 0,44% | 4,48% | 7,05% | 7,51% | 2,61% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.079,18 | 0,60% | 3,97% | 7,04% | 7,74% | - | - |
Capital Fixed Income Fund | 1.844,13 | 0,53% | 3,89% | 6,64% | 7,38% | 16,99% | 40,43% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.269,81 | 0,81% | 3,87% | 6,51% | 7,19% | 20,23% | 35,64% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.