Bareksa.com - Bagi umat Islam, mencari rida Allah SWT adalah yang terutama dalam beribadah, selain juga mendapatkan pahala. Menunaikan ibadah salat di Masjid Nabawi dan Masjidil Haram di Tanah Suci diyakini bisa mendapatkan keutamaan, dan dijanjikan pahala yang sungguh besar.
Sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW dalam hadits riwayat dari Sahabat Abu Hurairah : "Satu kali salat di masjidku (Masjid Nabawi) ini lebih baik dari seribu salat di masjid lain, kecuali Masjidil Haram". (HR. al-Bukhari).
Dalam riwayat lain “Dari Ibn az-Zubair RA ia berkata, Rasulullah SAW bersabda bahwa shalat di masjidku (Masjid Nabawi) ini lebih utama dibanding seribu salat di masjid lain kecuali Masjidil Haram. Sedang salat di Masjidil Haram lebih utama di banding salat di Masjidku dengan kelipatan pahala seratus ribu salat”. (H.R. Ahmad dan disahihkan oleh Ibnu Hibban).
Keutamaan salat di Masjid Nabawi juga ditegaskan dalam hadits berikut : "Dari Anas bin Malik, bahwa Rasulullah SAW bersabda, barangsiapa salat di masjidku ini (Masjid Nabawi) selama empat puluh kali berturut-turut, maka dicatat baginya kebebasan dari neraka, selamat dari adzab, serta terbebas dari kemunafikan." (Musnad Ahmad bin Hanbal).
Selengkapnya sebagaimana dijelaskan dalam sumber ini dan ini.
Dengan mengacu hadis tersebut, umat Muslim tentu ingin berangkat ke Tanah Suci untuk mendapatkan rida Allah dalam beribadah. Perjalanan umrah, selain ibadah haji, bisa mengantarkan umat Muslim mencari pahala salat di Masjid Nabawi dan Masjidil Haram.
Namun kedua masjid tersebut lokasinya cukup jauh dari negara kita, sehingga butuh biaya cukup besar untuk melakukan perjalanan ke sana. Menurut Travel Al-Qadri dalam situsnya, paket umrah selama 9 hari di tahun 1441 H harganya mulai Rp23,5 juta untuk satu orang.
Harga paket tersebut mungkin cukup besar bagi sebagian orang sehingga butuh waktu untuk mengumpulkan uangnya. Namun, bila memang berniat untuk pergi ke Tanah Suci, pasti ada jalan, salah satunya dengan menabung di reksadana syariah yang halal dan tanpa riba.
Apa itu reksadana syariah?
Secara umum, reksadana adalah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang telah terkumpul tersebut nantinya akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi, atau deposito.
Sementara itu, reksadana syariah adalah reksadana yang hanya dapat berinvestasi di efek keuangan yang sesuai dengan kaidah dan prinsip syariah. Reksadana adalah produk resmi yang diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Tidak perlu ragu tentang kehalalan produk ini, karena reksadana syariah dikelola berdasarkan fatwa yang dikeluarkan oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) dengan nomor 20/DSN-MUI/IV/2001. Fatwa ini membolehkan umat Muslim untuk berinvestasi reksadana, khususnya reksadana syariah.
Reksadana syariah bisa memberikan keuntungan atau imbal hasil (return). Keuntungan tersebut datang karena pertumbuhan nilai dari aset-aset yang ada di dalam reksadana syariah. Contohnya, reksadana syariah jenis pasar uang memiliki mayoritas aset di deposito syariah dan obligasi syariah dengan jatuh tempo kurang dari setahun.
Menabung di reksadana syariah ini berbeda dengan menabung di bank, yang terkena potongan biaya administrasi bulanan dan pajak. Reksadana syariah menawarkan potensi keuntungan yang halal dan lebih tinggi bila dibandingkan dengan menabung di rekening atau deposito bank.
Simulasi Reksadana
Untuk memahami bagaimana keuntungan reksadana ini, kita bisa menggunakan simulasi reksadana Bareksa yang berdasarkan kinerja historikal. Salah satu reksadana syariah jenis pasar uang yang ada di Bareksa adalah Bahana Likuid Syariah.
Misalkan kita sudah mulai menabung reksadana sejak dua tahun lalu (1 Juli 2017) dengan modal awal Rp1 juta. Kemudian, setiap bulan di tanggal 1, kita tambah (top up) Rp1 juta sehingga saat ini uang pokok yang kita kumpulkan sudah menjadi Rp24 juta.
Akan tetapi, jumlah uang kita tidak hanya sebesar itu karena ada pertumbuhan nilainya. Kini, hasil investasi kita telah mencapai Rp25,38 juta. Artinya ada pertumbuhan Rp1,38 juta atau 5,74 persen dalam periode dua tahun ini (per 10 Juni 2019).
Simulasi lebih jelasnya terlihat dalam grafik berikut ini. Garis hijau menunjukkan dana pokok (modal) dan garis abu-abu menunjukkan hasil investasi.
Sumber: Bareksa.com
Berdasarkan simulasi tersebut, dengan modal sekitar Rp34.000 saja per hari selama dua tahun untuk berinvestasi reksadana syariah, kita bisa mengumpulkan uang untuk biaya perjalanan umroh ke Tanah Suci. Perlu diingat, hasil investasi reksadana syariah tersebut sudah bersih dan tidak dipotong administrasi atau pajak lagi.
Ayo tetapkan hati untuk beribadah dan rencanakan perjalanan umroh dengan menabung reksadana syariah di Bareksa.
(AM)
***
Ingin berinvestasi di reksadana?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa Fund Academy. GRATIS
DISCLAIMER
Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana.