Bareksa.com - Nilai pemesanan Sukuk Negara Ritel (SR) seri SR021 menembus Rp3,22 triliun pada Jumat pagi (30/8) atau setelah sepekan pertama masa penawaran. Nilai itu merealisasi 21% dari target awal penjualan SR021 yang senilai Rp15 triliun. Dengan begitu kuota pemesanan SR021 masih tersisa Rp11,77 triliun atau sekitar 79%.
Rinciannya nilai pemesanan SR021 Tenor 3 Tahun atau SR021T3 senilai Rp2,5 triliun atau 25% dari target Rp10 triliun. Sehingga kuota pemesanan SR021T3 tersisa sekitar Rp7,5 triliun atau 75%. Adapun SR021 Tenor 5 Tahun atau SR021T5 sudah diborong investor Rp720 miliar, atau sekitar 14% dari kuota Rp5 triliun. Sehingga kuota nasional pemesanan SR021T5 masih tersisa Rp4,3 triliun atau sekitar 86%.
Tingginya minat investor terhadap Surat Berharga Negara (SBN) Ritel jenis syariah dengan fitur bisa diperdagangkan di pasar sekunder (tradable) itu, tidak hanya karena aman dan pasti cuan, melainkan juga berpotensi meraih capital gain seiring bergairahnya pasar SBN saat ini. Sumringahnya pasar Obligasi Negara Tanah Air seiring prospek pemangkasan suku bunga Amerika Serikat (AS) pada September yang semakin menguat.
Tercatat pada Rabu (28/8), SBN Ritel Syariah Sukuk Ritel atau sering disebut Sukri maupun konvensional yakni Obligasi Negara Ritel (ORI) banyak mendulang kenaikan harga di atas 100%. Kenaikan harga ini menandakan tingginya minat investor memborong SR dan ORI. Sukuk Ritel seri SR018 tenor 5 tahun atau SR018T5 mencatat harga tertinggi mencapai 101,25. Artinya harga SR018T5 sedang diperdagangkan 1,25% lebih premium dari harga penawaran, dengan begitu investor berpotensi meraih capital gain 1,25% jika menjualnya di harga tersebut.
Kemudian Obligasi Negara Ritel (ORI) seri ORI023 tenor 3 tahun atau ORI023T3 juga mencatat harga tertinggi 101 dari harga par. Dengan begitu, investor berpeluang meraih capital gain 1% jika menjual ORI023T3 di pasar sekunder. Seri SBN Ritel yang terbanyak diperdagangkan kemarin ialah SR017 mencapai 76 kali. Adapun volume perdagangan terbesar dicatatkan ORI020 senilai Rp114,98 miliar dan SR017 di Rp81,6 miliar. Hal ini menunjukkan SBN Ritel aktif diperdagangkan investor di pasar sekunder setelah minimum holding period (MHP).
SBN Ritel | Frekuensi | WAP | High Price | Low Price | Trade Volume (Rp miliar) | IBPA Fair Price |
ORI020 | 16 | 98.8904 | 100.1 | 98.75 | 114.98 | 99.815471 |
ORI021 | 47 | 98.9417 | 100.25 | 97.5 | 21.83 | 99.325497 |
ORI022 | 27 | 99.3499 | 100.7 | 98 | 9.96 | 99.218669 |
ORI023T3 | 54 | 98.7964 | 101 | 96.7 | 30.2 | 98.558182 |
ORI023T6 | 11 | 98.8425 | 100 | 97.75 | 1.02 | 98.319791 |
ORI024T3 | 11 | 98.7727 | 99.75 | 97 | 10.79 | 98.696762 |
ORI024T6 | 5 | 98.6726 | 100.35 | 98.25 | 0.16 | 99.168574 |
ORI025T3 | 12 | 99.0882 | 100.5 | 97.75 | 2.6 | 98.996443 |
ORI025T6 | 7 | 99.0145 | 100.55 | 98.3 | 2.2 | 99.539675 |
SR015 | 14 | 99.8864 | 100 | 99.35 | 4.94 | 99.956086 |
SR016 | 58 | 98.9125 | 100.6 | 97.1 | 26.37 | 99.281323 |
SR017 | 76 | 99.4052 | 100.85 | 97.95 | 81.6 | 99.300028 |
SR018T3 | 48 | 99.66 | 99.98 | 97.8 | 15.42 | 99.194858 |
SR018T5 | 2 | 100.9891 | 101.25 | 99.25 | 0.46 | 99.059714 |
SR019T3 | 26 | 99.6598 | 100.6 | 97.5 | 13.54 | 98.830247 |
SR019T5 | 7 | 98.2782 | 100 | 97.65 | 1.86 | 98.907788 |
SR020T3 | 23 | 98.8899 | 100.6 | 98 | 1.64 | 99.12413 |
SR020T5 | 4 | 99.7675 | 99.9 | 98.7 | 0.11 | 99.647379 |
Sumber : IBPA
Kementerian Keuangan membuka masa penawaran Sukuk Negara Ritel (SR) seri SR021 mulai Jumat (23/8) hingga 18 September 2024. Kemenkeu telah menetapkan kupon atau imbal hasil 6,35% per tahun untuk SR021 tenor 3 tahun atau SR021T3 dan kupon 6,45% per tahun untuk SR021 tenor 5 tahun atau SR021T5. Imbal hasil ini bersifat tetap (fixed rate) dan tidak akan berubah hingga jatuh tempo, meskipun suku bunga acuan naik atau turun.
Besaran imbal hasil jauh lebih tinggi dari deposito syariah mata uang rupiah di bank umum yang ditanggung Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) 4,25%. Imbal hasil SR021 juga merupakan yang tertinggi dalam penerbitan Sukuk Ritel sejak 2020. Kupon SR021 berpotensi menjadi yang tertinggi terakhir tahun ini. Sebab seiring potensi pemangkasan suku bunga global, maka kupon Surat Berharga Negara (SBN) Ritel seri selanjutnya berpeluang lebih rendah.
Bank Indonesia (21/8) mengumumkan tetap mempertahankan Bi Rate di level 6,25%, atau sudah bertahan dalam 5 bulan beruntun. BI Rate 6,25%, merupakan level tertinggi sejak Agustus 2016 atau dalam 8 tahun terakhir. BI memberikan sinyal kuat pemangkasan suku bunga jelang akhir 2024, seiring menguatnya potensi pemotongan suku bunga AS The Federal Reserve mulai September 2024.
BI meramal Fed Rate bakal turun 2 kali di 2024 dan 3 kali pada 2025 dengan masing-masing pemangkasan 25 basis poin atau 0,25%. Sehingga Fed Rate diprediksi bakal turun dari 5,25-5,5% jadi 4,75-5% tahun ini dan 4-4,25% tahun depan, atau total pemangkasan 1,25%. Tren pemangkasan suku bunga ini akan membuat bunga deposito dan imbal hasil deposito syariah ke depan semakin rendah.
SR021T3 | SR021T5 | Deposito Syariah | |
Imbal Hasil | 6,35% | 6,45% | 4,25% |
Pajak | 10% | 10% | 20% |
Imbal Hasil Bersih | 5,715% | 5,805% | 3,4% |
Sumber : Kemenkeu, LPS
Suku bunga acuan BI merupakan salah satu pertimbangan utama Kemenkeu dalam menetapkan kupon atau imbal hasil SBN Ritel, termasuk SR021. Karena itu, sebelum suku bunga dipangkas dan agar kamu nggak ketinggalan meraih cuan tinggi dari investasi di instrumen yang aman dan dikelola sesuai prinsip syariah tersebut, maka segeralah bersiap investasi di SR021.
Tingkat kupon SR021 ini merupakan yang tertinggi sejak penawaran SR012 pada 24 Februari-18 Maret 2020, yang pada waktu itu menawarkan tenor 3 tahun dengan tingkat kupon 6,3% per tahun.
Sumber : Kemenkeu diolah Bareksa
Keistimewaan Sukuk Ritel seri kedua dan SBN Ritel seri kelima di 2024 ini utamanya ialah karena hanya menerapkan minimum holding period (MHP) 1 kali pembayaran kupon. Ini merupakan pertama kali berlaku di SBN Ritel dengan fitur bisa diperdagangkan di pasar sekunder (tradable) tersebut. Sukuk Ritel seri sebelumnya menerapkan kebijakan minimum holding period 3 kali pembayaran kupon.
MHP ialah masa di mana investor belum boleh memindahbukukan atau menjual kepemilikan SBN Ritel tradable yang dimilikinya. Contohnya adalah SR020, SR019, SR018 dan SR017, semuanya memberlakukan minimal jangka waktu kepemilikan sebelum mulai dijual ialah 3 kali pembayaran kupon. Berlakunya mekanisme baru ini akan semakin menguntungkan investor SR021. Sebab seiring bergairahnya pasar SBN Tanah Air di tengah menguatnya prospek pemangkasan suku bunga AS mulai September, maka harga SR021 di pasar sekunder bisa premium atau meningkat di atas 100%.
Dengan begitu, investor berpotensi meraih capital gain, jika saat dijual harganya di atas 100% atau lebih besar dari harga par. Harga par adalah harga obligasi yang sama dengan nilai par atau nilai nominal atau sama dengan 100%. Harga premium adalah harga obligasi di atas harga par atau lebih dari 100% dan harga diskon adalah harga obligasi di bawah nilai par atau kurang dari 100%.
Sayarat dan ketentuan investasi di SR021 seperti tertera dalam tabel berikut:
Pokok-pokok Syarat dan Kekentuan | SR021T3 | SR021T5 |
Jenis akad | Ijarah asset to be leased | |
Penerbit | Perusahaan Penerbit SBN Indonesia | |
Tenor | 3 tahun | 5 tahun |
Jatuh tempo | 10 September 2027 | 10 September 2029 |
Imbalan | Fixed coupon, pembayaran periodik setiap bulan | |
Tanggal pembayaran kupon pertama | 10 November 2024 (long coupon) | |
Tradability | Tradable setelah berakhirnya minimum holding period | |
Minimum holding peiode | Selama 1 (kali) kali pembayaran kupon (dapat diperdagangkan mulai tanggal 11 November 2024). | |
Minimum pemesanan | Rp1 juta dan kelipatannya | |
Maksimum pemesanan | Rp5 miliar | Rp 10 miliar |
Underlying asset | BMN dan Proyek Kegiatan Kementerian/Lembaga pada APBN 2024 |
Sumber : Kemenkeu
Imbal hasil SBN Syariah SR021 bersifat tetap dan pasti hingga jatuh tempo, meskipun saat ini pasar modal sedang bergejolak. Sehingga kamu nggak perlu khawatir dengan naik turunnya kinerja pasar, sebab investasimu di SR021 pasti cuan.
Sebagai informasi, Bareksa adalah mitra distribusi yang telah membantu penawaran SBN Ritel sejak pertama kali ditawarkan secara online pada 2018. Selain itu, Bareksa meraih penghargaan sebagai mitra distribusi terbaik sejak 2018, atau dalam 5 tahun beruntun.
Bareksa meraih penghargaan sebagai Midis SUN Terbaik Tahun 2022 bersanding dengan bank-bank besar. Penghargaan terbaru ini melengkapi daftar penghargaan yang diterima Bareksa dari Kementerian Keuangan yakni:
- Midis SUN Terbaik 2019
- Midis SUN Terbaik 2020
- Midis SUN Terbaik 2021
- Midis SUN Ritel Terbaik 2022
- Midis SBSN Terbaik Kategori Fintech 2018
- Midis SBSN Terbaik Kategori Fintech 2019
- Midis SBSN Terbaik Kategori Fintech 2020
- Midis SBSN Terbaik Kategori Fintech 2021
Karena itu, tak ingin ketinggalan investasi di SR021? Kalau beli di Bareksa, kamu bisa mendapatkan hadiah cashback hingga Rp35 juta dengan mengikuti Promo SBN Syariah SR021.
(Ariyanto Dipo Sucahyo/Rahmat Hidayat/AM)
***
PT Bareksa Portal Investasi atau Bareksa.com adalah platform e-investasi terintegrasi pertama di Indonesia, yang ditunjuk menjadi mitra distribusi (midis) resmi Kementerian Keuangan untuk penjualan Surat Berharga Negara (SBN) Ritel atau SBN Ritel secara online. Selain proses registrasi dan transaksi sangat cepat dan mudah, Anda juga dapat memantau investasi Anda dari mana saja dan kapan saja.
Bareksa telah mendapatkan penghargaan sebagai midis SBN terbaik selama empat tahun berturut-turut dari Kementerian Keuangan RI. Penghargaan terbaru yang diterima adalah penghargaan sebagai Midis SUN dengan Kinerja Terbaik 2022 dan Midis SBSN dengan Kinerja Terbaik Kategori Fintech 2021.
Belum memiliki akun Bareksa tetapi ingin berinvestasi di SBN Ritel? Segera daftar melalui aplikasi Bareksa sekarang, gratis hanya dengan menyiapkan KTP dan NPWP (opsional). Bagi yang sudah punya akun Bareksa untuk reksadana, lengkapi data berupa rekening bank untuk mulai membeli SBN Ritel di Bareksa. Bagi yang sudah pernah membeli SBR, ORI atau Sukuk di Bareksa sebelumnya, registrasi ulang akun di Bareksa untuk memesan SBN Ritel.