Bareksa.com - Produk reksadana tercatat ramai-ramai membeli Sukuk Negara Ritel (SR). Hal ini terungkap dari lembar fakta reksadana (fund fact sheet) per Juni 2024 yang menunjukkan beberapa produk reksadana memborong Sukuk Ritel seri SR015, SR016 hingga SR018.
Tingginya minat manajer investasi memborong Sukuk Ritel karena aman dan memberi imbal hasil menarik, di tengah gejolak pasar saat ini. Hal itu juga menunjukkan manajer investasi sebagai investor institusi ramai-ramai memborong Sukuk Ritel, setelah Surat Berharga Negara (SBN) Ritel jenis tradable itu mulai diperdagangkan di pasar sekunder. Artinya Sukuk Ritel ternyata tidak hanya laris di pasar perdana selama masa penawaran, namun juga diincar investor di pasar sekunder.
Berdasarkan hasil penelusuran Tim Riset Bareksa, tercatat ada sebanyak 25 produk reksadana memborong Sukuk Ritel pada Juni 2024. Sukuk Ritel yang dibeli mulai SR015, SR016, SR017 hingga SR018. Mayoritas reksadana yang memborong Sukuk Ritel ialah jenis reksadana pasar uang mencapai 17 produk, kemudian disusul 7 produk reksadana pendapatan tetap dan 1 produk reksadana saham.
Persentase pembelian dari portofolio reksadana tersebut beragam, mulai 3%, 4%, 5%, 8% hingga 22%. Meski begitu sebagian produk reksadana tidak merinci berapa persentase pembeliannya di Sukuk Ritel terhadap total portofolio atau dana kelolaan.
Manajer investasi yang memborong Sukuk Ritel pada Juni lalu di antaranya Allianz Global Investors Asset Management Indonesia, Batavia Prosperindo Aset Manajemen, BNI Asset Management, BNP Paribas Asset Management, BRI Manajemen Investasi, Capital Asset Management, Maybank Asset Management, Mega Asset Management, Principal Asset Management, Prospera Asset Management, Schroder Investment Management Indonesia, Syailendra Capital hingga Trimegah Asset Management.
Beberapa produk reksadana yang merinci pembeliannya di antaranya BNP Paribas Sukuk Negara Kelas IK1, di mana 5,43% portofolionya diinvestasikan di SR015. Reksadana pendapatan tetap kelolaan BNP Paribas Asset Management ini memiliki dana kelolaan Rp183,7 miliar pada Juni 2024. Dengan begitu sebanyak Rp9,97 miliar dari portofolionya diinvestasikan di SR015.
Produk Reksadana | Jenis Reksadana | Manajer Investasi | Portofolio Juni 2024 | Persentase |
Reksa Dana Allianz Rupiah Liquid Fund | Pasar Uang | Allianz Global Investors Asset Management Indonesia | SR015 | n/a |
Batavia Dana Kas Syariah | Pasar Uang | Batavia Prosperindo Aset Manajemen | SR015 | n/a |
Batavia Dana Kas Syariah | Pasar Uang | Batavia Prosperindo Aset Manajemen | SR016 | n/a |
BNI-AM Dana Pasar Uang Kemilau | Pasar Uang | BNI Asset Management | SR015 | n/a |
BNIAM Dana Lancar Syariah | Pasar Uang | BNI Asset Management | SR015 | n/a |
BNIAM Dana Lancar Syariah | Pasar Uang | BNI Asset Management | SR016 | n/a |
BNP Paribas Sukuk Negara Kelas IK1 | Pendapatan Tetap | BNP Paribas Asset Management | SR015 | 5,43% |
BRI Gamasteps Pasar Uang | Pasar Uang | BRI Manajemen Investasi | SR015 | 3% |
BRI Seruni Pasar Uang Syariah | Pasar Uang | BRI Manajemen Investasi | SR015 | 4% |
Capital Sharia Fixed Income | Pendapatan Tetap | Capital Asset Management | SR016 | n/a |
Maybank Obligasi Syariah Negara | Pendapatan Tetap | Maybank Asset Management | SR017 | n/a |
Reksa Dana Mega Dana Obligasi Dua | Pendapatan Tetap | Mega Asset Management | SR015 | n/a |
PNM Amanah Syariah Kelas A | Pendapatan Tetap | PNM Investment Management | SR018T3 | 22% |
PNM Amanah Syariah Kelas D | Pendapatan Tetap | PNM Investment Management | SR018T3 | 22% |
Principal Cash Fund Syariah 2 | Pasar Uang | Principal Asset Management | SR015 | 33,01% |
Prospera Bebas Finansial | Pasar Uang | Prospera Asset Management | SR015 | n/a |
Purwanto Likuid Plus | Pasar Uang | Purwanto Asset Management | SR015 | 22% |
Purwanto Likuid Plus | Pasar Uang | Purwanto Asset Management | SR016 | 8% |
Schroder Dana Andalan II | Pendapatan Tetap | Schroder Investment Management Indonesia | SR015 | n/a |
Schroder Dana Likuid | Pasar Uang | Schroder Investment Management Indonesia | SR015 | n/a |
Schroder Dana Likuid | Pasar Uang | Schroder Investment Management Indonesia | SR016 | n/a |
Schroder Dana Likuid Syariah | Pasar Uang | Schroder Investment Management Indonesia | SR015 | n/a |
Simpan Cash Fund | Pasar Uang | Simpan Asset Management | SR016 | 1% |
Syailendra Sharia Money Market Fund | Pasar Uang | Syailendra Capital | SR015 | n/a |
TRIM Syariah Saham | Saham | Trimegah Asset Management | SR015 | n/a |
Sumber : fund fact sheet Juni 2024, diolah Tim Riset Bareksa
Kemudian reksadana pasar uang BRI Seruni Pasar Uang Syariah, kelolaan BRI Manajemen Investasi mengalokasikan 4% portofolionya di SR015. Nilai itu setara Rp2,93 miliar dari total dana kelolaan per Juni 2024 yang senilai Rp73,34 miliar. Masih dari manajer investasi yang sama, reksadana BRI Gamasteps Pasar Uang mengalokasikan Rp21,89 miliar atau setara 3% dari portofolionya berinvestasi di SR015. Nilai dana kelolaan reksadana ini pada Juni 2024 mencapai Rp729,85 miliar.
Kemudian reksadana Principal Cash Fund Syariah 2 kelolaan Principal Asset Management mengalokasikan 33,01% dari portofolionya di SR015. Nilai itu setara Rp3,99 miliar dari total dana kelolaan Rp12,1 miliar. Kemudian reksadana pendapatan tetap PNM Amanah Syariah Kelas A dan PNM Amanah Syariah Kelas D yang dikelola PNM Investment Management masing-masing mengalokasikan 22% dari portofolionya di SR018T3 atau tenor 3 tahun. Nilai itu setara dengan nilai investasi masing-masing Rp4,75 miliar dan Rp5,12 miliar dari total dana kelolaan Rp21,6 miliar dan Rp23,28 miliar.
Dari 25 produk reksadana yang memborong Sukuk Ritel pada Juni 2024, 9 reksadana di antaranya tersedia di Bareksa. Yakni Reksa Dana Allianz Rupiah Liquid Fund, Batavia Dana Kas Syariah, Reksa Dana Mega Dana Obligasi Dua, Schroder Dana Andalan II, Schroder Dana Likuid, Syailendra Sharia Money Market Fund, hingga TRIM Syariah Saham. Namun reksadana-reksadana ini tidak merinci berapa persentase alokasi investasinya di Sukuk Ritel.
Kementerian Keuangan berencana menerbitkan Sukuk Negara Ritel (SR) seri SR021 pada 23 Agustus - 18 September 2024. Surat Berharga Negara (SBN) Ritel seri kelima di 2024 itu diprediksi bakal laris diborong investor. Sebab SR021 berpotensi rilis di tengah era suku bunga tinggi, sehingga potensi imbal hasilnya juga masih menarik.
Saat ini konsensus pasar memprediksi pemangkasan suku bunga oleh Bank Sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed) baru akan dimulai pada pertemuan September. Menurut data CME FedWatch Tool (24/7), sebanyak 93,6% pelaku pasar meyakini suku bunga AS akan dipangkas 0,25% jadi 5-5,25% dari level 5,25-5,5% saat ini pada rapat The Fed 18 September. Adapun untuk pertemuan The Fed pada 31 Juli ini 97,4% pelaku pasar memprediksi suku bunga akan tetap di level saat ini yakni 5,25-5,5%.
Sumber : www.cmegroup.com
Prediksi pemangkasan suku bunga The Fed semakin mundur, dari indikasi awal 2024 yang disampaikan bank pimpinan Jerome Powel itu yang memberi sinyal penurunan mulai Maret. Penundaan itu akibat inflasi Negara Paman Sam yang masih membandel dan belum mencapai target 2%. Kondisi itu membuat SBN Ritel seri sebelum SR021 sepanjang semester I tahun 2024 harus menawarkan kupon atau imbal hasil yang menarik, untuk menjaring minat investor.
Hal ini terlihat dari ekspektasi imbal hasil (yield) SBN di pasar sekunder masih kompetitif. SR021 rencananya terbit dalam 2 tenor, yakni tenor 3 tahun dan 5 tahun. Menurut data Penilai Harga Efek Indonesia (PHEI) per 24/7, SBN dengan tenor yang sama di pasar sekunder, yakni SBN tenor 3 tahun yieldnya 6,75% dan SBN tenor 5 tahun menawarkan yield 6,83%. Yield SBN tenor 3 tahun sedikit menurun dibandingkan hari sebelumnya, sementara yield SBN tenor 5 tahun justru naik dari hari sebelumnya. Besaran yield ini tentu sangat menarik jika dibandingkan bunga deposito atau imbal hasil deposito syariah saat ini.
Sumber : PHEI
Dengan data tersebut, maka SR021 berpotensi menawarkan imbal hasil yang sama menariknya dengan yang ada di pasar. Namun kupon atau imbal hasil pasti SR021 akan diumumkan oleh Kemenkeu jelang penerbitan. Untuk diketahui, yield SBN di pasar untuk tenor yang sama jadi salah satu pertimbangan Kemenkeu dalam menetapkan kupon atau imbal hasil SBN Ritel, termasuk SR021.
Sebagai informasi, Bareksa adalah mitra distribusi yang telah membantu penawaran SBN Ritel sejak pertama kali ditawarkan secara online pada 2018. Selain itu, Bareksa meraih penghargaan sebagai mitra distribusi terbaik sejak 2018, atau dalam 5 tahun beruntun.
Bareksa meraih penghargaan sebagai Midis SUN Terbaik Tahun 2022 bersanding dengan bank-bank besar. Penghargaan terbaru ini melengkapi daftar penghargaan yang diterima Bareksa dari Kementerian Keuangan yakni:
- Midis SUN Terbaik 2019
- Midis SUN Terbaik 2020
- Midis SUN Terbaik 2021
- Midis SUN Ritel Terbaik 2022
- Midis SBSN Terbaik Kategori Fintech 2018
- Midis SBSN Terbaik Kategori Fintech 2019
- Midis SBSN Terbaik Kategori Fintech 2020
- Midis SBSN Terbaik Kategori Fintech 2021
Karena itu, tak ingin telat investasi di SR021? Segera daftar akun SBN Ritel di Bareksa, sebagai salah satu mitra distribusi resmi SBN Ritel yang ditunjuk oleh Kemenkeu. Sehingga saat SR021 terbit, kamu bisa langsung beli dan tidak kehabisan kuota pemesanan.
(Romainah/Reynaldi Gumay/AM)
***
PT Bareksa Portal Investasi atau Bareksa.com adalah platform e-investasi terintegrasi pertama di Indonesia, yang ditunjuk menjadi mitra distribusi (midis) resmi Kementerian Keuangan untuk penjualan Surat Berharga Negara (SBN) Ritel atau SBN Ritel secara online. Selain proses registrasi dan transaksi sangat cepat dan mudah, Anda juga dapat memantau investasi Anda dari mana saja dan kapan saja.
Bareksa telah mendapatkan penghargaan sebagai midis SBN terbaik selama empat tahun berturut-turut dari Kementerian Keuangan RI. Penghargaan terbaru yang diterima adalah penghargaan sebagai Midis SUN dengan Kinerja Terbaik 2022 dan Midis SBSN dengan Kinerja Terbaik Kategori Fintech 2021.
Belum memiliki akun Bareksa tetapi ingin berinvestasi di SBN Ritel? Segera daftar melalui aplikasi Bareksa sekarang, gratis hanya dengan menyiapkan KTP dan NPWP (opsional). Bagi yang sudah punya akun Bareksa untuk reksadana, lengkapi data berupa rekening bank untuk mulai membeli SBN Ritel di Bareksa. Bagi yang sudah pernah membeli SBR, ORI atau Sukuk di Bareksa sebelumnya, registrasi ulang akun di Bareksa untuk memesan SBN Ritel.