Bareksa.com - Investor per orangan atau investor ritel, nampak terus berbondong-bondong memborong Surat Berharga Negara (SBN) Ritel Syariah jenis Sukuk Tabungan (ST) seri ST012. Hingga Senin siang (13/5/2024) atau memasuki hari ke-18 masa penawarannya per pukul 12.57 WIB, nilai pemesanan ST012 sudah menembus Rp7,83 triliun, dengan rincian ST012 tenor 2 tahun (ST012T2) terpesan Rp5,73 triliun, dan ST012 tenor 4 tahun (ST012T4) terpesan Rp2,09 triliun.
Pemerintah melalui Kementerian Keuangan menetapkan bahwa kuota awal penerbitan ST012 sebesar Rp10 triliun. Dengan demikian, hingga tulisan ini dibuat dan tayang, kuota penerbitan ST012 tersisa Rp2,16 triliun, yang terbagi menjadi dua yakni kuota penerbitan ST012T2 tersisa Rp1,26 triliun dan sisa kuota penerbitan ST012T4 tercatat Rp901,57 miliar.
Tingginya minat investor memborong ST012, tak lain selain karensa SBN Syariah ST012 merupakan investasi 100% dijamin negara, juga menawarkan imbal hasil menarik. Menteri Keuangan Sri Mulyani melalui Kementerian Keuangan menawarkan ST012 pada 26 April hingga 29 Mei 2024, dengan imbal hasil minimal 6,4% untuk tenor 2 tahun (ST012T2) dan kupon 6,55% untuk tenor 4 tahun (ST012T4). Pengelolaan green investment diterapkan pada Green Sukuk ST012T4.
Selisih (spread) imbal hasil ST012T2 dengan suku bunga Bank Indonesia ialah 15 basis poin (bps), sedangkan spread kupon ST012T4 dengn BI Rate 30 bps. Dengan fitur kupon floating with floor atau mengambang dengan batas minimal, spread ini akan terus berlaku hingga jatuh tempo. Karena itu, jika suku bunga BI naik, maka kupon ST012 berpotensi ikut naik. Adapun jika suku bunga BI turun, maka imbal hasil ST012 tidak akan turun lebih rendah dari batas minimal.
Minimum investasi di ST012 senilai Rp1 juta dan kelipatannya, dengan maksimal pembeliannya Rp5 miliar untuk ST012T2 dan Rp10 miliar untuk ST012T4. ST012 tidak bisa diperdagangkan di pasar sekunder (non tradable), namun memiliki fasilitas pencarian awal sebagian sebelum jatuh tempo (early redemption). Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), indeks harga konsumen (IHK) inflasi atau naik 3% pada April 2024 secara tahunan (YOY). Dengan begitu, setelah dipotong pajak 10% dan inflasi, maka imbal hasil riil ST012T2 menjadi 2,76% dan ST012T4 cuan riilnya 2,895%.
Angka itu jauh lebih menarik dari bagi hasil deposito syariah. Menurut laporan terbaru Statistik Perbankan Syariah Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per Februari 2024, ekuivalen tingkat imbalan/bagi hasil bank umum syariah dan unit usaha syariah untuk deposito mudharabah rupiah tenor di atas 12 bulan di 6,02%. Setelah dipotong pajak 20% dan inflasi, maka imbal hasil riil deposito syariah 1,816%.
Instrumen | Imbal Hasil | Pajak | Imbal Hasil Bersih | Inflasi | Real Yield | Jaminan |
ST012T2 | 6,4% | 10% | 5,760% | 3% | 2,76% | Dijamin negara 100% |
ST012T4 | 6,55% | 10% | 5,895% | 3% | 2,895% | Dijamin negara 100% |
Deposito Syariah | 6,02% | 20% | 4,816% | 3% | 1,816% | Dijamin LPS maks Rp2 miliar dan bunga maks 4,25% |
Sumber : Kemenkeu, OJK, diolah Bareksa, inflasi YOY per April 2024
Perlu dicatat, tingkat bunga penjaminan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) untuk deposito atau simpanan rupiah di bank umum saat ini 4,25% untuk periode 1 Februari - 31 Mei 2024. Maksimum nilai simpanan atau deposito yang dijamin LPS ialah Rp2 miliar. Karena itu, jika tabungan atau deposito menawarkan bunga atau imbal hasil di atas 4,25% dan nilai di atas Rp2 miliar, maka tidak dijamin oleh LPS. Selain itu, bunga atau imbal hasil deposito dikenai pajak 20%. Adapun pajak imbal hasil ST012 hanya 10%.
Dari hasil simulasi, sebelum dikurangi inflasi, imbal hasil bersih investasi di ST012 jauh lebih menarik dibandingkan bagi hasil deposito syariah. Jika kamu investasi Rp100 juta di ST012T2, maka imbal hasil bersih yang kamu terima setelah dipotong pajak Rp480.000 per bulan. Adapun jika kamu investasi di nilai yang sama di ST012T4, maka Menteri Sri Mulyani akan mentransfer imbal hasil bersih ke rekeningmu Rp491.250 per bulan. Ini jauh lebih menarik dari deposito syariah dengan nilai investasi yang sama, sebab bagi hasil bersih yang kamu terima Rp401.333 per bulan.
Adapun jika kamu investasi senilai Rp5 miliar, maka Menteri Sri Mulyani akan mentransfer kupon Rp24 juta per bulan jika berinvestasi di RpST012T2 dan imbalan Rp24,56 juta per bulan jika kamu menempatkannya di ST012T4. Namun jika kamu menyimpannya di deposito syariah, maka bagi hasil bersih yang kamu terima Rp20,06 juta per bulan.
Nilai Investasi | ST012-T2 | ST012-T4 | Deposito Syariah |
Rp1.000.000 | Rp4.800 | Rp4.913 | Rp4.013 |
Rp10.000.000 | Rp48.000 | Rp49.125 | Rp40.133 |
Rp20.000.000 | Rp96.000 | Rp98.250 | Rp80.267 |
Rp50.000.000 | Rp240.000 | Rp245.625 | Rp200.667 |
Rp100.000.000 | Rp480.000 | Rp491.250 | Rp401.333 |
Rp1.000.000.000 | Rp4.800.000 | Rp4.912.500 | Rp4.013.333 |
Rp2.000.000.000 | Rp9.600.000 | Rp9.825.000 | Rp8.026.667 |
Rp5.000.000.000 | Rp24.000.000 | Rp24.562.500 | Rp20.066.667 |
Sumber : Kemenkeu, OJK, diolah Bareksa, inflasi YOY per April 2024
Benarkah investasi di ST012 bisa melawan inflasi? Perlu dicatat, simulasi berikut hanyalah pengandaian untuk membuktikan bahwa investasi di ST012 terbukti jauh mengungguli angka inflasi. Karena itu, ST012 cocok dipilih sebagai instrumen investasi untuk melawan inflasi. Meski begitu, imbal hasil bersih yang diterima nasabah atau masuk ke rekening investor, adalah di simulasi sebelumnya yang hanya dipotong pajak.
Dari hasil simulasi, imbal hasil riil setelah dikurangi inflasi yang akan kamu dapatkan jika investasi Rp100 juta di ST012T2 ialah Rp230.000 per bulan. Adapun jika kamu investasinya di ST012T4, maka cuan riil yang kamu dapatkan dari Menteri Sri Mulyani ialah Rp241.250 per bulan. Ini merupakan imbal hasil riil, setelah dana hasil investasi kamu dipotong inflasi. Nilai itu jauh lebih menarik dari kamu menempatkannya di deposito syariah, sebab bagi hasilnya setelah dikurangi inflasi hanya Rp151.333 per bulan.
Kemudian jika kamu investasinya Rp5 miliar, maka cuan riil yang kamu dapatkan dari hasil investasi ST012T2 setelah dikurangi inflasi ialah Rp11,5 juta per bulan. Dengan nilai investasi yang sama di ST012T4, maka imbal hasil riil yang kamu terima setelah tergerus inflasi adalah Rp12,06 juta per bulan. Nilai itu juga jauh lebih menarik, ketimbang kamu menempatkannya di deposito syariah di mana bagi hasilnya setelah dipotong inflasi Rp7,56 juta per bulan.
Nilai Investasi | ST012-T2 | ST012-T4 | Deposito Syariah |
Rp1.000.000 | Rp2.300 | Rp2.413 | Rp1.513 |
Rp10.000.000 | Rp23.000 | Rp24.125 | Rp15.133 |
Rp20.000.000 | Rp46.000 | Rp48.250 | Rp30.267 |
Rp50.000.000 | Rp115.000 | Rp120.625 | Rp75.667 |
Rp100.000.000 | Rp230.000 | Rp241.250 | Rp151.333 |
Rp1.000.000.000 | Rp2.300.000 | Rp2.412.500 | Rp1.513.333 |
Rp2.000.000.000 | Rp4.600.000 | Rp4.825.000 | Rp3.026.667 |
Rp5.000.000.000 | Rp11.500.000 | Rp12.062.500 | Rp7.566.667 |
Sumber : Kemenkeu, OJK, diolah Bareksa, inflasi YOY per April 2024
Sukuk Tabungan adalah salah satu jenis Surat Berharga Negara untuk masyarakat individu yang dikelola dengan prinsip syariah atau Surat Berharga Syariah Negara (SBSN). Sukuk adalah bukti kepemilikan sebagian aset negara yang disewakan kepada pemerintah dan bukan surat utang.
Sukuk Tabungan (ST), sesuai dengan namanya, memiliki sifat yang mirip dengan tabungan atau deposito bank, tetapi uang investor akan digunakan untuk membiayai proyek hijau (green projects) pemerintah.
Sebagai informasi, Bareksa adalah mitra distribusi yang telah membantu penawaran SBN Ritel sejak pertama kali ditawarkan secara online pada 2018. Selain itu, Bareksa meraih penghargaan sebagai mitra distribusi terbaik sejak 2018, atau dalam 5 tahun beruntun.
Bareksa meraih penghargaan sebagai Midis SUN Terbaik Tahun 2022 bersanding dengan bank-bank besar. Penghargaan terbaru ini melengkapi daftar penghargaan yang diterima Bareksa dari Kementerian Keuangan yakni:
- Midis SUN Terbaik 2019
- Midis SUN Terbaik 2020
- Midis SUN Terbaik 2021
- Midis SUN Ritel Terbaik 2022
- Midis SBSN Terbaik Kategori Fintech 2018
- Midis SBSN Terbaik Kategori Fintech 2019
- Midis SBSN Terbaik Kategori Fintech 2020
- Midis SBSN Terbaik Kategori Fintech 2021
Ayo segera investasi di SBN Syariah ST012 di Bareksa, jangan sampai kamu kehabisan kuota pemesanan!
(Rahmat Hidayat/Martina Priyanti)
***
PT Bareksa Portal Investasi atau Bareksa.com adalah platform e-investasi terintegrasi pertama di Indonesia, yang ditunjuk menjadi mitra distribusi (midis) resmi Kementerian Keuangan untuk penjualan Surat Berharga Negara (SBN) Ritel atau SBN Ritel secara online. Selain proses registrasi dan transaksi sangat cepat dan mudah, Anda juga dapat memantau investasi Anda dari mana saja dan kapan saja.
Bareksa telah mendapatkan penghargaan sebagai midis SBN terbaik selama empat tahun berturut-turut dari Kementerian Keuangan RI. Penghargaan terbaru yang diterima adalah penghargaan sebagai Midis SUN dengan Kinerja Terbaik 2022 dan Midis SBSN dengan Kinerja Terbaik Kategori Fintech 2021.
Belum memiliki akun Bareksa tetapi ingin berinvestasi di SBN Ritel? Segera daftar melalui aplikasi Bareksa sekarang, gratis hanya dengan menyiapkan KTP dan NPWP (opsional). Bagi yang sudah punya akun Bareksa untuk reksadana, lengkapi data berupa rekening bank untuk mulai membeli SBN Ritel di Bareksa. Bagi yang sudah pernah membeli SBR, ORI atau Sukuk di Bareksa sebelumnya, registrasi ulang akun di Bareksa untuk memesan SBN Ritel.