Bareksa.com - Pemerintah melalui Kementerian Keuangan mengucapkan terima kasih dan apresiasi kepada para investor Surat Berharga Negara (SBN) Ritel yang membeli Savings Bond Ritel (SBR) seri SBR012. Ucapan tersebut, kata Direktur Surat Utang Negara (SUN) Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan, Deni Ridwan terkait telah ditutupnya masa penawaran SBR012, pada kemarin, Kamis (9/2/2023).
Deni mengatakan ucapan yang sama disampaikan seluruh pihak yang telah mendukung kelancaran dan keberhasilan kegiatan pemasaran SBR012, khususnya para Mitra Distribusi (yang salah satunya Bareksa), Kementerian Lembaga, komunitas penggiat edukasi keuangan, serta rekan awak media.
Secara keseluruhan, Deni mengatakan total pemesanan seri SBR012-T2 dan SBR012-T4 yang merupakan dua tenor dalam penerbitan SBR012, adalah sebesar Rp22,18 triliun. "Capaian tersebut merupakan rekor tertinggi penjualan SBN Ritel non-tradable sejak penggunaan platform online e-SBN (yang dimulai pada 2018)," kata Deni dalam keterangan tertulis, Kamis malam (9/2/2023).
Ia menjelaskan berdasarkan data SBR012 yang penjualannya ditutup pada pukul 10.00 WIB kemarin, total pemesanan SBR012-T2 sebesar Rp16,73 triliun dan untuk total pemesanan SBR012-T4 sebesar Rp5,45 triliun.
Larisnya SBR012 utamanya karena ditopang imbal hasilnya menarik dan merupakan instrumen investasi yang aman di tengah ketidakpastian pasar global saat ini. Selain, itu strategi pemerintah menerbitkan SBR012 dalam 2 tenor, yakni tenor 2 tahun atau SBR012-T2 dan tenor 4 tahun atau SBR012-T4 juga turut mendongkrak minat investor. Sebab investor jadi punya pilihan instrumen investasi sesuai kebutuhan dan tenor yang diinginkan.
Investasi di SBN Ritel, Daftar Sekarang, Klik di Sini
Nilai pemesanan SBR012 juga merupakan rekor tertinggi sepanjang sejarah penerbitan SBN Ritel yang bersifat tidak bisa diperdagangkan (non tradable) dijual secara online. Dengan begitu, SBR012 menggeser posisi SBR011 sebagai SBN Ritel non tradable dengan nilai penjualan tertinggi yang senilai Rp13,91 triliun pada 2022.
Dibandingkan SBN Ritel non tradable seri lainnya, SBR012 juga tergolong fantastis karena pertama kalinya nilai pemesanannya menembus di atas Rp20 triliun. Sebab sejak SBN Ritel non tradable dijual secara online pada 2018 dalam 18 seri, rata-rata nilai penjualannya di bawah Rp10 triliun.
Tercatat hanya SBR011 dan Sukuk Tabungan (ST) seri ST009 yang berhasil menembus penjualan Rp10 triliun. Kemudian nantinya ditambah SBR012 setelah ditetapkan oleh Kemenkeu. SBR merupakan SBN Ritel non tradable jenis konvensional dan ST ialah jenis syariah.
Historis Penjualan SBN Ritel non Tradable
Seri SBN | Tanggal Penawaran | Sifat | Penjualan (Rp triliun) |
SBR003 | 14-May-2018 | Non-tradable | 1,93 |
SBR004 | 20-Aug-2018 | Non-tradable | 7,32 |
ST002 | 1-Nov-2018 | Non-tradable | 4,95 |
SBR005 | 30-Jan-2019 | Non-tradable | 4,01 |
ST003 | 27-Feb-2019 | Non-tradable | 3,13 |
SBR006 | 1-Apr-2019 | Non-tradable | 2,26 |
ST004 | 3-May-2019 | Non-tradable | 2,63 |
SBR007 | 9-Jul-2019 | Non-tradable | 3,22 |
ST005 | 8-Aug-2019 | Non-tradable | 1,96 |
SBR008 | 5-Sep-2019 | Non-tradable | 1,89 |
ST006 | 1-Nov-2019 | Non-tradable | 1,46 |
SBR009 | 27-Jan-2020 | Non-tradable | 2.25 |
ST007 | 4-Nov-2020 | Non-tradable | 5,42 |
SBR010 | 21-Jun-2021 | Non-tradable | 7,5 |
ST008 | 1-Nov-2021 | Non-tradable | 5 |
SBR011 | 25-May-2022 | Non-tradable | 13,91 |
ST009 | 28-Oct-2022 | Non-tradable | 10 |
SBR012 (SBR012-T2 & SBR012-T4)* | 19 Januari 2023 | Non-tradable | 22,68 |
Sumber : Kemenkeu, diolah Bareksa, *SBR012 masih menunggu penetapan Kemenkeu
No | Keterangan | ||
1 | Periode Registrasi | Setiap saat pada Mitra Distribusi yang telah ditetapkan | |
2 | Masa Penawaran | Pembukaan : 19 Januari 2023 pukul 09.00 WIB Penutupan : 9 Februari 2023 pukul 10.00 WIB | |
3 | Bentuk dan Karakteristik Obligasi | Obligasi Negara tanpa warkat, tidak dapat diperdagangkan di pasar sekunder, tidak dapat dicairkan sampai dengan jatuh tempo, kecuali pada masa pelunasan sebelum jatuh tempo (early redemption) | |
4 | Tanggal Penetapan Hasil Penjualan | 13 Februari 2023 | |
5 | Tanggal Setelmen | 15 Februari 2023 | |
6 | Tanggal Jatuh Tempo | 10 Februari 2025 | 10 Februari 2027 |
7 | Minimum Pemesanan | Rp1.000.000,00 (satu juta rupiah) | |
8 | Maksimum Pemesanan | Rp5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah) | Rp10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah) |
9. | Jenis Kupon | Mengambang dengan tingkat kupon minimal (floating with floor) dengan suku bunga acuan adalah BI 7-Day Reverse Repo Rate | |
10 | Tingkat Kupon |
|
|
11 | Pembayaran Kupon | Tanggal 10 setiap bulan | |
12 | Pembayaran Kupon Pertama Kali | 10 Maret 2023* (short coupon) *Dalam hal tanggal pembayaran kupon bukan pada hari kerja, maka pembayaran kupon dilakukan pada hari kerja berikutnya tanpa kompensasi bunga | |
13 | Periode Pengajuan Early Redemption | Pembukaan : 26 Februari 2024 pukul 09.00 WIB Penutupan : 5 Maret 2024 pukul 15.00 WIB | Pembukaan : 24 Februari 2025 pukul 09.00 WIB Penutupan : 4 Maret 2025 pukul 15.00 WIB |
14 | Tanggal Setelmen Early Redemption | 11 Maret 2024 | 10 Maret 2025 |
15 | Nilai Maksimal Early Redemption | 50% dari setiap transaksi pembelian yang telah dilakukan pada masing-masing mitra distribusi |
Sumber : DJPPR Kemenkeu
Raih Passive Income dari Investasi SBN Ritel, Klik di Sini
Kementerian Keuangan menetapkan imbal hasil atau kupon SBR012-T2 yang memiliki tenor 2 tahun sebesar 6,15% per tahun dan SBR012-T4 yang bertenor 4 tahun menawarkan kupon 6,35% per tahun, yang merupakan kupon minimal. Sebab imbal hasil SBR012 bersifat mengambang dengan batas minimal (floating with floor).
Dibandingkan suku bunga acuan Bank Indonesia, yakni BI 7 Days Reverse Repo Rate pada saat penetapan kupon yakni 5,5%, maka selisih (spread) imbal hasilnya 0,65% untuk SBR012-T2 dan 0,85% untuk SBR012-T4. Artinya imbal hasil atau kupon SBR012 bisa naik saat suku bunga BI naik, namun tidak bisa turun lebih rendah dari batas minimal, saat suku bunga BI turun.
Setelah dipotong pajak 10%, maka kupon atau imbal hasil bersih SBR012-T2 jadi 5,535% dan kupon bersih SBR012-T4 jadi 5,715% per tahun.
Imbal hasil SBR012 ini jauh lebih tinggi dari bunga deposito bank-bank besar nasional yang pada awal Januari 2023 di kisaran 2%-3% per tahun untuk nilai deposito hingga Rp100 miliar dengan tenor 1 tahun. Setelah dipotong pajak 20%, maka bunga bersih deposito bank di kisaran 1,6% hingga 2,4% per tahun.
Instrumen | Kupon/bunga per tahun | Pajak | Kupon/bunga bersih per tahun |
SBR012-T2 | 6,15% | 10% | 5,535% |
SBR012-T4 | 6,35% | 10% | 5,715% |
Deposito bank-bank besar | 2-3% | 20% | 1,6% - 2,4% |
Sumber : Kemenkeu, berbagai sumber diolah Bareksa
Besaran kupon SBR012 tersebut berlaku sebagai kupon minimal untuk periode 3 bulan pertama yakni pada 15 Februari - 10 Mei 2023. Untuk selanjutnya, pemerintah akan melakukan evaluasi imbal hasil setiap periode 3 bulan.
Makanya, dengan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia terbaru menjadi 5,75%, ada potensi pemerintah untuk melakukan evaluasi dan menaikkan kupon SBR012 pada tiga bulan mendatang.
Dengan kupon atau imbal hasil bersih 5,535% hingga 5,715% per tahun, kira-kira berapa ya cuan per bulan dari investasi di SBR012 mulai Rp1 juta, Rp10 juta, Rp100 juta, Rp1 miliar, Rp5 miliar hingga Rp10 miliar?
Dilansir dari materi Kementerian Keuangan, jika Kamu berinvestasi di SBR012-T2 senilai Rp1 juta, maka imbal hasil per bulan senilai Rp4.613. Jika kamu berinvestasi Rp10 juta, maka kupon bersih yang masuk rekeningmu Rp46.125 per bulan. Dengan berinvestasi Rp100 juta, maka cuan investasi yang Kamu dapatkan Rp461.250 per bulan.
Sedangkan jika Kamu berinvestasi di SBR012-T2 senilai Rp1 miliar, maka kamu akan mendapatkan cuan bersih Rp4,61 juta per bulan. Terakhir, jika kamu investasi Rp5 miliar, yang merupakan nilai maksimal, maka kamu akan mendapatkan passive income bersih Rp23,06 juta per bulan.
Investasi di SBN Ritel, Daftar Sekarang, Klik di Sini
Unit* | Kupon/imbal hasil floor (Rp) | Pajak 10% (Rp) | Kupon/imbal hasil bersih (Rp) |
1 | 5.125 | 513 | 4.613 |
10 | 51.250 | 5.125 | 46.125 |
20 | 102.500 | 10.250 | 92.250 |
30 | 153.750 | 15.375 | 138.375 |
40 | 205.000 | 20.500 | 184.500 |
50 | 256.250 | 25.625 | 230.625 |
100 | 512.500 | 51.250 | 461.250 |
150 | 768.750 | 76.875 | 691.875 |
500 | 2.562.500 | 256.250 | 2.306.250 |
1.000 | 5.125.000 | 512.500 | 4.612.500 |
2.000 | 10.250.000 | 1.025.000 | 9.225.000 |
5.000 | 25.625.000 | 2.562.500 | 23.062.500 |
*1 unit = Rp1 juta, Sumber : Kemenkeu, diolah Bareksa
Adapun jika kamu berinvestasi di SBR012-T4 senilai Rp1 juta, maka imbal hasil bersih yang kamu dapatkan senilai Rp4.763 per bulan. Apabila kamu berinvestasi Rp100 juta, maka kamu akan mendapatkan kupon bersih senilai Rp476.280 per bulan.
Jika investasimu di SBR012-T2 senilai Rp1 miliar, maka imbal hasil bersih yang akan kamu dapatkan Rp4,76 juta per bulan. Terakhir jika kamu berinvestasi Rp10 miliar, yang merupakan nilai maksimal, maka passive income bersih yang masuk rekeningmu minimal Rp47,6 juta per bulan.
Unit | Kupon/imbal hasil floor (Rp) | Pajak 10% (Rp) | Kupon/imbal hasil bersih (Rp) |
1 | 5.292 | 529 | 4.763 |
10 | 52.920 | 5.292 | 47.628 |
20 | 105.840 | 10.584 | 95.256 |
30 | 158.760 | 15.876 | 142.884 |
40 | 211.680 | 21.168 | 190.512 |
50 | 264.600 | 26.460 | 238.140 |
100 | 529.200 | 52.920 | 476.280 |
150 | 793.800 | 79.380 | 714.420 |
500 | 2.646.000 | 264.600 | 2.381.400 |
1.000 | 5.292.000 | 529.200 | 4.762.800 |
2.000 | 10.584.000 | 1.058.400 | 9.525.600 |
5.000 | 26.460.000 | 2.646.000 | 23.814.000 |
10.000 | 52.920.000 | 5.292.000 | 47.628.000 |
*1 unit = Rp1 juta, Sumber : Kemenkeu, Bareksa
Jika kamu berinvestasi di SBR012-T2 dan SBR012-T4 di nilai maksimal yakni Rp15 miliar secara gabungan dari keduanya, maka passive income bersih yang kamu dapatkan mencapai Rp70,7 juta per bulan.
Bagaimana tertarik juga dapatkan cuan menarik sekaligus bantu pemerintah dalam menyiapkan modal pembangunan nasional? Tunggu penerbitan SBN Ritel seri selanjutnya yang juga dapat dibeli di Bareksa ya.
Investasi di SBN Ritel, Daftar Sekarang, Klik di Sini
(Martina Priyanti/AM)
***
PT Bareksa Portal Investasi atau Bareksa.com adalah platform e-investasi terintegrasi pertama di Indonesia, yang ditunjuk menjadi mitra distribusi (midis) resmi Kementerian Keuangan untuk penjualan Surat Berharga Negara (SBN) Ritel atau SBN Ritel secara online. Selain proses registrasi dan transaksi sangat cepat dan mudah, Anda juga dapat memantau investasi Anda dari mana saja dan kapan saja.
Bareksa telah mendapatkan penghargaan sebagai midis SBN terbaik selama empat tahun secara beruntun dari Kementerian Keuangan RI. Penghargaan terbaru yang diterima adalah penghargaan sebagai Midis SUN dengan Kinerja Terbaik 2021 dan Midis SBSN dengan Kinerja Terbaik Kategori Fintech 2021.
Belum memiliki akun Bareksa tetapi ingin berinvestasi di SBN Ritel? Segera daftar melalui aplikasi Bareksa sekarang, gratis hanya dengan menyiapkan KTP dan NPWP (opsional). Bagi yang sudah punya akun Bareksa untuk reksadana, lengkapi data berupa rekening bank untuk mulai membeli SBN Ritel di Bareksa. Bagi yang sudah pernah membeli SBR, ORI atau Sukuk di Bareksa sebelumnya, registrasi ulang akun di Bareksa untuk memesan SBN Ritel seri berikutnya.