Bareksa.com - Pemerintah berencana membuka masa penawaran Obligasi Negara Ritel (ORI) seri ORI020 pada 4-21 Oktober 2021 mendatang. ORI020 sendiri merupakan Surat Berharga Negara (SBN) Ritel kelima dari enam SBN Ritel yang akan diterbitkan pemerintah tahun ini.
Smart investor ingin investasi di SBN Ritel khususnya ORI020? Jika iya, rencana tersebut sangatlah baik. Dengan investasi di ORI020, selain meraih keuntungan, smart investor juga turut membantu pemerintah menyediakan pembiayaan anggaran untuk pembangunan negara.
Tapi, sebelum berinvestasi di Obligasi Negara, pastikan instrumen investasi ini sesuai dengan profil risiko kamu ya.
Ada beberapa pertanyaan mengenai kesiapan investasi sekaligus wahana berefleksi diri buat smart investor. Berikut tujuh pertanyaan untuk mengetahui seberapa siapkah kita mulai berinvestasi, termasuk investasi di ORI020, seperti dilansir dari laman resmi DBS :
Sebelum memulai investasi, sebaiknya Anda menyelesaikan utang yang harus Anda bayar, terlebih jika dengan kategori utang bunga tinggi. Untuk itu, Anda bisa memprioritaskan bayar utang dengan nilai nominal terkecil terlebih dahulu atau dengan bunga yang paling besar dahulu.
Jika utang sudah lunas, pertanyaan berikutnya adalah apakah dana darurat sudah terkumpul? Fondasi awal dari perencanaan keuangan adalah mengumpulkan dana darurat, jadi apabila terjadi situasi darurat seperti pemutusan hubungan kerja dan kejadian darurat lainnya Anda memiliki dana untuk dipakai bertahan hidup.
Idealnya, dana darurat bagi single sebaiknya dikumpulkan minimal 3 bulan pengeluaran bulanan. Sementara untuk yang sudah berkeluarga mengumpulkan dana darurat minimal 6 bulan pengeluaran.
Setelah utang dan dana darurat terkumpul, poin berikutnya yang harus ditanyakan ke diri sendiri adalah apakah diri sendiri sudah terproteksi oleh asuransi?
Jangan sampai uang yang dikumpulkan untuk investasi harus dicairkan ketika mengalami sakit keras yang merogoh kocek puluhan hingga ratusan juta rupiah.
Oh iya, sebaiknya gunakan uang dingin di luar kebutuhan biaya hidup bila ingin berinvestasi. Jangan sampai menggunakan uang dapur untuk berinvestasi ya.
Tanpa tujuan yang jelas, kita tidak akan pernah tahu berapa lama harus investasi, berapa dana yang harus diinvestasikan, instrumen apa yang dipilih, dan strategi apa yang harus dilakukan untuk investasi yang sudah kita pilih.
Jadi, sebaiknya tentukan tujuan keuangan sebelum memulai investasi.
Sebelum menanyakan berapakah profit yang bisa didapat dari suatu instrumen investasi, sebaiknya kita bertanya ke diri sendiri seberapa besar risiko yang bisa kita toleransi?
Nah, ada berbagai macam instrumen investasi mulai dari risiko rendah, sedang hingga tinggi. Tentunya, tingkat pengembaliannya pun ditentukan dari risiko yang kita pilih. Semakin besar risikonya semakin tinggi pengembaliannya atau potensi keuntungannya.
Bukankah tidak ada cara instan untuk menjadi kaya? Maka, sebaiknya kita lebih dahulu pahami konsep investasi dan instrumen investasinya. Pilih yang sesuai dengan profil risiko.
Jangan pernah menaruh uang di instrumen yang tidak kita pahami, karena hal itu sama saja dengan berspekulasi. Jadi, luangkan waktu untuk mempelajari instrumen investasi investasi yang kita pilih.
Ketika berinvestasi tentu disertai biaya-biaya yang timbul. Misalnya, biaya manajemen, biaya trading, biaya admin dan lainnya. Maka sebaiknya kita mengetahui berapa besar biaya-biaya yang dikeluarkan instrumen investasi setiap bulan atau tahunnya.
Tujuannya tak lain untuk mengetahui pada akhirnya berapa potensi cuan yang akan diterima setelah dikurangi biaya-biaya.
Jangan menaruh telur di keranjang yang sama. Demikian juga dengan investasi, jangan menaruh investasi di instrumen yang sama. Sebaiknya lakukan diversifikasi portofolio yang bertujuan untuk menyeimbangkan risiko agar tujuan keuangan tercapai.
Setiap instrumen investasi memiliki likuiditas yang berbeda-beda. Ada instrumen investasi yang likuid dapat dicairkan di hari yang sama atau hitungan hari, ada instrumen yang membutuhkan waktu bulanan hingga tahunan agar bisa cair.
Tentunya tidak ada yang pernah tahu akan situasi ke depannya, apakah harus terpaksa menjual sebelum jatuh temponya. Jadi pastikan kita siap menerima cuan, maka juga siap menghadapi potensi risiko, meskipun investasi di Obligasi Negara Ritel (ORI) risikonya nyaris tidak ada.
(Martina Priyanti/AM)
***
Ingin berinvestasi sekaligus bantu negara?
ORI020 merupakan salah satu jenis SBN Ritel yang memiliki fitur bisa diperdagangkan dengan tenor 3 tahun. Nilai investasi minimal Rp1 juta dan maksimal Rp3 miliar.
Dengan berinvestasi di SBN Ritel kita tidak hanya mendapatkan imbal hasil tetapi juga membantu pembiayaan anggaran untuk pembangunan negara.
Belum memiliki akun Bareksa tetapi ingin berinvestasi di SBN Ritel? Segera daftar melalui aplikasi Bareksa sekarang, gratis hanya dengan menyiapkan KTP dan NPWP (opsional).
Bagi yang sudah punya akun Bareksa untuk reksadana, lengkapi data berupa rekening bank untuk mulai membeli SBN Ritel di Bareksa. Bagi yang sudah pernah membeli SBR, ORI atau Sukuk di Bareksa sebelumnya, Anda bisa menggunakan akun di Bareksa untuk memesan SBN ritel seri berikutnya.
PT Bareksa Portal Investasi atau Bareksa.com adalah mitra distribusi resmi Kementerian Keuangan untuk penjualan Surat Berharga Negara (SBN) Ritel atau SBN Ritel secara online. Selain proses registrasi dan transaksi sangat cepat dan mudah, Anda juga dapat memantau investasi Anda dari mana saja dan kapan saja.