Bareksa.com - Credit Defautlt Swap (CDS) atau indeks persepsi risiko investasi Indonesia cenderung bergerak turun seiring dengan kinerja pasar obligasi yang positif. Dilansir Kontan, kinerja pasar obligasi yang positif tersebut tercermin dari pergerakan Indonesia Composite Bond Index (ICBI), Selasa (13/10), yang menguat ke level tertinggi sepanjang masa di level 297,39. Kompak dalam sepekan terakhir CDS cenderung bergerak turun dari sebelumnya di level 166,62 menurun ke level 157,7.
Associate Director Fixed Income Anugerah Sekuritas Indonesia, Ramdhan Ario Maruto, mengatakan faktor pendukung persepsi risiko Indonesia menurun datang dari pengesahan omnibus law. "Dunia investasi menyambut angin segar dari pengesahan omnubus law yang mempermudah kegiatan investasi," kata Ramdhan, Rabu (14/10).
Ramdhan memproyeksikan persepsi risiko Indonesia cenderung akan terjaga stabil meski Indonesia mengalami resesi. Ramdhan melihat ketahanan ekonomi Indonesia masih lebih baik dari negara maju. Berkat stimulus yang pemerintah gelontorkan juga terlihat dapat menjaga kestabilan daya beli. "Masyarakat kita memiliki daya tahan yang lebih baik dari negara lain, konsumsi dalam negeri kita juga berpengaruh besar dalam menjaga ekonomi tidak minus dua digit seperti negara lain," kata Ramdhan.
Dalam jangka pendek tentunya fluktuasi pasar obligasi tidak bisa terhindarkan. Namun, Ramdhan optimistis meski ekonomi Indonesia resesi koreksi pasar obligasi tidak akan signifikan. Bahkan, berpotensi akan tetap stabil. Penyebabnya, saat ini peran investor domestik kuat untuk menjaga likuiditas. Sementara, investor asing saat ini cenderung wait and see menanti perkembangan kondisi ekonomi Indonesia. Bila waktunya tepat investor asing akan kembali masuk.
"Kekhawatiran memang tetap ada gejolak eksternal seperti Pemilu AS juga mempengaruhi pasar obligasi Indonesia, tapi itu tidak membuat asing keluar dalam jumlah besar, investor asing masih nyaman di surat utang Indonesia, yield masih bisa bertahan stabil," pungkas Ramdhan.
Penawaran ORI018
Pemerintah melalui Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kemenkeu saat ini juga tengah menawarkan Obligasi Negara Ritel (ORI) seri ORI018 dengan kupon tetap 5,7 persen per tahun. Instrumen investasi khusus bagi individu Warga Negara Indonesia tersebut ditawarkan pada awal triwulan IV 2020 atau mulai 1 Oktober secara online (e-SBN) pukul 09.00 WIB hingga 21 Oktober 2020.
Pokok-pokok ketentuan dan persyaratan ORI018 ialah sebagai berikut :
1 | Periode registrasi | Setiap saat pada mitra distribusi yang telah ditetapkan |
2 | Masa penawaran | Pembukaan : 1 Oktober 2020 pukul 09.00 WIB |
3 | Bentuk dan karakteristik obligasi | Obligasi Negara tanpa warkat; dapat diperdagangkan di pasar sekunder dan hanya antar investor domestik/lokal yang mengacu pada digit ketiga kode tomor tunggal identitas pemodal (single investor identification/SID) |
4 | Tanggal penetapan hasil penjualan | 23 Oktober 2020 |
5 | Tanggal setelmen | 27 Oktober 2020 |
6 | Tanggal jatuh tempo | 15 Oktober 2023 |
7 | Minimum pemesanan | Rp1.000.000 (satu juta rupiah) |
8 | Maksimum pemesanan | Rp3.000.000.000 (tiga miliar rupiah) |
9 | Jenis kupon | Kupon tetap (fixed rate) |
10 | Tingkat kupon | 5,7 persen per tahun |
11 | Holding period | Satu periode pembayaran kupon dan dapat dipindahbukukan mulai 15 Desember 2020 |
12 | Pembayaran kupon | Tanggal 15 setiap bulan |
13 | Pembayaran kupon pertama kali | 15 Desember 2020 |
Sumber : DJPPR Kemenkeu
***
Ingin berinvestasi sekaligus bantu negara?
ORI018 hanya bisa dipesan selama masa penawaran pada 1-21 Oktober 2020. Belum memiliki akun Bareksa tetapi ingin berinvestasi di SBN? Segera daftar melalui aplikasi Bareksa sekarang, gratis hanya dengan menyiapkan KTP dan NPWP (opsional).
Bagi yang sudah punya akun Bareksa untuk reksadana, lengkapi data berupa rekening bank untuk mulai membeli SBN di Bareksa. Bagi yang sudah pernah membeli SBR, ORI atau Sukuk di Bareksa sebelumnya, Anda bisa menggunakan akun di Bareksa untuk memesan ORI018.
PT Bareksa Portal Investasi atau bareksa.com adalah mitra distribusi resmi Kementerian Keuangan untuk penjualan Surat Berharga Negara (SBN) ritel secara online. Selain proses registrasi dan transaksi sangat cepat dan mudah, Anda juga dapat memantau investasi Anda dari mana saja dan kapan saja.