Bareksa.com - Obligasi sampah atau junk bond dinilai masih akan sulit dijumpai di pasar obligasi korporasi Indonesia. Apalagi, iklim pasar obligasi korporasi domestik kurang mendukung keberadaan instrumen keuangan seperti itu.
Sebagai informasi, junk bond merupakan obligasi dengan peringkat di luar non-investment grade. Akibatnya, untuk menarik investor, emiten obligasi jenis ini harus menawarkan bunga lebih tinggi dibandingkan yang ditawarkan oleh emiten obligasi yang memiliki rating lebih bagus.
Instrumen keuangan yang disebut juga dengan nama high yield bond ini menawarkan bunga lebih tinggi sebagai kompensasi atas risiko lebih tinggi obligasi tersebut mengalami gagal bayar (default).
Keberadaan junk bond menjadi sebuah kontroversi, junk bond dipuji sebagai obligasi yang memiliki tingkat pengembalian tinggi dan berperan dalam revitalisasi perusahaan. Di sisi lain, tingkat pengembalian yang tinggi berarti tingkat risiko yang ditanggung juga tinggi.
Junk bond memiliki risiko gagal bayar yang lebih tinggi dibandingkan obligasi lainnya. Keberadaan junk bond di Indonesia sekarang tidak sebanyak saat krisis ekonomi tahun 1998 lalu, banyaknya jumlah junk bond pada krisis tahun 1998 disebabkan oleh peringkat obligasi perusahaan terkoreksi ke rating lebih rendah, obligasi seperti ini disebut “the fallen angels”.
Jika diperhatikan, obligasi berkategori junk bond memang kesulitan berkembang di Indonesia. Ketika dijual melalui penawaran umum pun, obligasi ini belum tentu laku meski memiliki kupon yang tinggi.
Kondisi tersebut disebabkan sebagian besar investor obligasi korporasi di Indonesia merupakan investor institusi yang mana beberapa di antaranya berasal dari BUMN, dan tentu biasanya mereka memiliki acuan dari pihak regulator terkait obligasi apa saja yang layak dikoleksi dan umumnya minimal memiliki peringkat investment grade.
Hal ini tentu cukup wajar. Kembali lagi, berbekal peringkat utang non-investment grade, risiko gagal bayar obligasi jenis junk bond tentu lebih tinggi dari obligasi korporasi lainnya.
Di tambah lagi, kapitalisasi pasar obligasi korporasi Indonesia masih tergolong rendah. Faktor ini saja bisa menggambarkan bahwa jumlah obligasi korporasi ataupun investor pemegang instrumen tersebut belum terdiversifikasi. Alhasil, potensi junk bond untuk eksis di pasar juga relatif kecil karena ekosistemnya kurang mendukung.
Memang, tak dapat dipungkiri kalau ada saja investor yang berani mengambil risiko untuk berinvestasi pada obligasi seperti junk bond. Dikarenakan junk bond jarang beredar di Indonesia, investor bertipikal demikian umumnya akan mencari instrumen seperti medium term notes (MTN) yang juga menawarkan kupon tinggi.
Perusahaan-perusahaan berperingkat rendah juga kerap memanfaatkan MTN untuk mencari dana secara cepat tanpa harus berhadapan dengan persyaratan yang ketat.
Sekadar informasi, MTN merupakan surat utang yang memiliki jangka waktu menengah (medium) umumnya jangka waktu MTN tidak lebih dari 3 tahun. Namun demikian saat ini terdapat MTN yang diterbitkan oleh pemerintah (Kemenkeu) dalam denominasi dolar AS yaitu Islamic Global Medium Term Notes (Islamic GMTN) dengan jangka waktu 10 tahun.
(KA01/AM)
***
Ingin berinvestasi sekaligus bantu negara?
PT Bareksa Portal Investasi atau bareksa.com adalah mitra distribusi resmi Kementerian Keuangan untuk penjualan Surat Berharga Negara (SBN) ritel secara online. Selain proses registrasi dan transaksi sangat cepat dan mudah, Anda juga dapat memantau investasi Anda dari mana saja dan kapan saja.
Pembelian produk investasi yang dijamin pemerintah ini hanya bisa dilakukan pada periode penawaran SBR007, yakni 11-25 Juli 2019.
Meski masa penawaran belum dibuka, kita sudah bisa mendaftar terlebih dahulu untuk memesan SBR007 di Bareksa. Belum memiliki akun Bareksa tetapi ingin berinvestasi SBR007? Segera daftar di sbn.bareksa.com sekarang, gratis hanya dengan menyiapkan KTP dan NPWP. Baca panduannya di sini.
Bagi yang sudah pernah membeli SBR atau Sukuk di Bareksa sebelumnya, Anda bisa menggunakan akun di sbn.bareksa.com untuk memesan SBR007.
Bila sudah memiliki akun Bareksa untuk reksadana sebelumnya, segera lengkapi data Anda berupa NPWP dan rekening bank yang dimiliki.
Kalau belum punya NPWP, tapi mau beli SBR007? Kita juga bisa meminjam NPWP punya orang tua atau suami.