Bareksa.com - PT Asuransi Jiwasraya menyiapkan sejumlah startegi untuk membayar tunggakan polis jatuh tempo kepada para nasabah. Salah satu strategi perusahaan untuk mendapatkan sumber pendanaan baru melalui penerbitan surat utang jangka menengah atau medium term notes (MTN) senilai Rp500 miliar.
Nantinya proses penerbitan surat utang tersebut direncanakan rampung pada Mei 2019. Direktur Utama Jiwasraya Hexana Tri Sasongko membenarkan bahwa penerbitan MTN itu telah masuk tahap eksekusi.
Sayangnya, ia belum mau menjelaskan secara rinci terkait aksi korporasi tersebut. Di mana rencana ini masuk dalam code of conduct atau dokumen tertulis yang mengatur bagaimana tata kelola dan perilaku perusahaan terhadap para pemangku kepentingan.
Hexana mengklaim penerbitan surat utang ini menjadi bukti kesungguhan serta komitmen manajemen dan pemegang saham Jiwasraya untuk mencari solusi. Maka itu, ia meminta setiap orang melihat langkah ini sebagai sesuatu yang positif.
Mengenal MTN
Medium term note (MTN) adalah surat utang yang memiliki jangka waktu antara 3 hingga 5 tahun. MTN dikeluarkan oleh perusahaan yang membutuhkan dana pembiayaan dalam jangka pendek hingga menengah.
Adapun risiko investasi yang terkandung dalam MTN adalah risiko gagal bayar dari perusahaan penerbit surat utang. Karena produk ini bukan produk perbankan, maka tentu saja tidak dijamin oleh Lembaga Penjaminan Simpanan.
Dari sisi legalitas, penerbitan MTN tidak membutuhkan izin dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK), maka jenis investasi ini lebih cocok untuk investor yang agresif.
Kelebihan dan Kekurangan MTN
Kelebihan MTN bagi perusahaan ialah penerbitan MTN lebih mudah dibandingkan dengan obligasi. MTN menjadi salah satu jalan pintas bagi korporasi yang membutuhkan dana dalam waktu cepat.
MTN tidak memerlukan pernyataan efektif dari OJK, tidak wajib didaftarkan di KSEI dan dicatatkan di BEI, dan tidak wajib rating. Di sisi lain MTN menawarkan kupon yang lebih tinggi dan menguntungkan bagi investor.
Kekurangan MTN ialah, jika dirating akan berada 1 notch di bawah obligasi seniornya, meskipun dengan perusahaan yang sama. Misalkan Obligasi Senior PT X mempunyai rating AA, namun jika PT X menerbitkan MTN dan di rating akan menjadi AA-, A, atau A-. Hal itu wajar, mengingat MTN akan memberikan imbal hasil yang lebih tinggi dibanding obligasi senior.
Lalu kekurangan yang lain ialah, posisi pemegang MTN berada di bawah pemegang obligasi senior dan di atas pemegang saham ketika suatu perusahaan terpaksa di likuidasi.
Untuk diketahui Bareksa sebelumnya menjadi mitra distribusi penjualan surat utang negara syariah ritel, Sukuk Tabungan seri 002 dan 003. Saat ini Bareksa sedang menjadi mitra distribusi penjualan surat utang negara konvensional Savings Bond Ritel seri 006 setelah sebelumnya menjadi mitra distribusi SBR003, SBR004 dan SBR005.
Ingin berinvestasi sekaligus bantu negara?
Pembelian produk investasi yang dijamin pemerintah ini hanya bisa dilakukan pada periode penawaran SBR006, yakni 1-16 April 2019.
Meski masa penawaran belum dibuka, kita sudah bisa mendaftar terlebih dahulu untuk memesan SBR006 di Bareksa. Belum memiliki akun Bareksa tetapi ingin berinvestasi SBR006? Segera daftar di sbn.bareksa.com sekarang, gratis hanya dengan menyiapkan KTP dan NPWP. Baca panduannya di sini.
Bagi yang sudah pernah membeli SBR atau Sukuk di Bareksa sebelumnya, Anda bisa menggunakan akun di sbn.bareksa.com untuk memesan SBR006.
Bila sudah memiliki akun Bareksa untuk reksadana sebelumnya, segera lengkapi data Anda berupa NPWP dan rekening bank yang dimiliki.
Kalau belum punya NPWP, tapi mau beli SBR006? Kita juga bisa meminjam NPWP punya orang tua atau suami.
PT Bareksa Portal Investasi atau bareksa.com adalah mitra distribusi resmi Kementerian Keuangan untuk penjualan Surat Berharga Negara (SBN) ritel secara online. Selain proses registrasi dan transaksi sangat cepat dan mudah, Anda juga dapat memantau investasi Anda dari mana saja dan kapan saja.
(KA02/AM)