Bareksa.com - Pemerintah terus mendorong kontribusi masyarakat Indonesia untuk ikut membiayai pembangunan infrastruktur. Investor domestik terutama ritel atau perorangan, didorong berinvestasi di instrumen surat utang yang diterbitkan negara seperti Savings Bond Retail (SBR) seri SBR003 yang bisa dibeli secara online melalui Bareksa.
Penerbitan surat utang negara (SUN) ini bermanfaat bagi negara untuk membantu membiayai anggaran dan mengurangi defisit. Menurut analisis Bareksa, penerbitan surat utang ritel ini dapat mendorong stabilitas nilai tukar rupiah.
Sudah saatnya masyarakat semakin terlibat dalam mendukung anggaran pemerintah. Sebab, manfaatnya tidak hanya dirasakan oleh negara secara langsung, tetapi juga bagi masyarakat yang membeli surat utang negara, atau disebut sebagai investor.
Indonesia bisa mencontoh negara lain yang sukses dalam hal penerbitan surat utang ritel ini, seperti Jepang misalnya.
Pada 2017, Jepang mempunyai rasio utang terhadap produk domestik bruto (debt to GDP ratio) sebesar 253 persen. Artinya, utang Jepang saat ini 2,53 kali lebih tinggi dibandingkan dengan GDP.
Namun yang menarik ialah, sekitar 90 persen lebih utangnya dikuasai oleh rakyatnya sendiri. Ini yang membuat ekonomi Jepang tidak mudah digoyang kondisi perekonomian global.
Bahkan, dengan rasio Debt/GDP yang tinggi, Jepang masih bisa memberikan pinjaman kepada Dana Moneter Internasional (IMF), Amerika Serikat, dan Indonesia.
Hal tersebut terjadi karena surat utang di Jepang sangat murah dan terjangkau oleh masyarakat, sehingga penduduk Jepang gemar membeli surat utang yang diterbitkan oleh negara (Japanese Government Bonds).
Bagaimana dengan Indonesia?
Di Indonesia, langkah pemerintah untuk berutang menjadi perhatian bahkan dikritik masyarakat akhir-akhir ini. Padahal, rasio utang terhadap PDB Indonesia hanya 28,7 persen di 2017. Angka itu sangat rendah jika dibandingkan dengan rasio utang terhadap PDB Jepang.
Namun, perbedaannya ialah, komposisi masyarakat yang memegang surat utang negara berdenominasi rupiah hanya 59 persen. Sedangkan 41 persen masih dikuasai oleh investor asing.
Sumber : djppr.kemenkeu.go.id
Sehingga posisi utang pemerintah masih sangat bergantung terhadap asing. Ini yang membuat, keadaan ekonomi Indonesia masih bisa terkena imbas negatif jika terjadi sesuatu terhadap perekonomian global.
Menurut analisis Bareksa, setiap negara pasti memiliki utang. Utang besar bukan masalah, asal dibayar dengan uang masyarakat sendiri, sehingga tidak bergantung pada asing.
Sekarang pemerintah kembali menawarkan opsi investasi dan masyarakat diharapkan sudah bisa langsung turun tangan membantu negara dan tidak hanya mengkritik terkait porsi kepemilikan asing.
Mari kita ikut membantu pemerintah, menutup defisit, membiayai pembangunan dan mengurangi diri dari ketergantungan pihak asing dengan membeli SBR003.
***
PT Bareksa Portal Investasi atau bareksa.com adalah mitra distribusi resmi Kementerian Keuangan untuk penjualan Surat Utang Negara (SUN) ritel secara online.
Selain proses registrasi dan transaksi sangat cepat dan mudah, Anda juga dapat memantau investasi Anda dari mana saja dan kapan saja.
Daftar jadi nasabah, klik tautan ini