Berita / / Artikel

Pemerintah Lelang SUN Rp17 Triliun, Oversubscribed 2,8 Kali

• 13 Apr 2017

an image
Ilustrasi menghitung investasi pasar keuangan, saham, obligasi, reksa dana. Copyright: <a href='https://www.123rf.com/profile_costasz'>costasz / 123RF Stock Photo</a>

Lima jenis SUN ini akan diterbitkan besok, 13 April 2017

Bareksa.com – Pemerintah menggelar lelang Surat Utang Negara (SUN) pada hari Selasa 11 April 2017 untuk menutupi kekurangan target pembiayaan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2017 dengan target indikatif Rp15 triliun. Seiring antusiasme para pelaku pasar, SUN tersebut kelebihan peminat (oversubscribed) hingga mencapai Rp41,9 triliun. SUN yang dilelang ternyata mampu meraup hingga Rp17 triliun dalam masa penawaran.

Sesuai dengan kewenangan yang diberikan oleh Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2002 tentang Surat Utang Negara, Menteri Keuangan menetapkan hasil lelang maksimal hanya menyerap Rp17 triliun.

Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan menjelaskan, lelang SUN dibagi dalam lima seri, antara lain SPN03170712 (new issuance), SPN12180412 (new issuance), FR0061 (reopening), FR0059 (reopening) dan FR0074 (reopening) melalui sistem lelang Bank Indonesia.

Tabel : Ringkasan Lelang SUN

Sumber : Kemenkeu diolah kembali Bareksa

Semua jenis obligasi di atas akan diterbitkan secara bersamaan pada esok, 13 April 2017.

Sebagai tambahan informasi, bid to cover ratio merupakan rasio antara jumlah penawaran yang masuk dibandingkan dengan jumlah penawaran yang dimenangkan. Dalam artian bahwa semakin tinggi rasionya menggambarkan tingginya minat para pelaku pasar di suatu jenis obligasi tertentu. Jika mengacu pada tabel di atas, FR0059 sangat diminati oleh para investor dengan rasio yang paling tinggi, yakni mencapai 3,85 kali.

SPN tidak memberikan kupon (zero coupon bonds) dan diperdagangkan di bawah harga nominal dan akan dibayarkan atau dilunasi pada saat jatuh tempo di harga nominal. Sedangkan diskonto merupakan selisih harga jual dikurangi harga beli atau harga perolehan SPN tersebut. Sehingga, tidak heran apabila SPN pada umumnya diterbitkan dengan jangka waktu kurang dari 5 tahun dan dengan nominal yang lebih besar dibandingkan SUN, mengingat tidak adanya kupon dan pemerintah hanya punya kewajiban untuk melunasi seharga nilai nominal pada saat jatuh tempo.

Menurut Bareksa, FR0061 lebih menarik dibandingkan dengan FR0059. Kedua seri ini menawarkan kupon yang sama, yakni 7 persen, tetapi memiliki waktu jatuh tempo yang beda. FR0061 akan jatuh tempo dalam jangka waktu 5 tahun, sedangkan FR0059 mempunyai jatuh tempo 10 tahun.

Hal tersebut dikarenakan, dengan kupon yang sama tetapi tenor yang berbeda menggambarkan bahwa FR0061 mempunyai tingkat sensitivitas yang lebih kecil dibandingkan dengan FR0059. Selain maturity yang berbeda, yield FR0061yang sebesar 6,81 persen juga lebih rendah. Hal tersebut menandakan bahwa risiko yang terdapat di FR0061 lebih rendah dibandingkan FR0059 yang mempunyai yield 7,08 persen. (hm)

Tags: